Quantcast
Channel: Cerita – Gadis Kepo
Viewing all 141 articles
Browse latest View live

Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot

$
0
0
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
Foto Memek | Vagian Sexy Montok dan Semok Kena Semprotan Pejuh yang Hot
SUMBER

malam bersama ida istriku

$
0
0
Namaku Ilham, karena merupakan anak satu-satunya , kedua orangtuaku sangat ingin cepat-cepat memiliki cucu dariku

Wanita itu namanya Ida, dia seumuran denganku dia juga bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai general manager. Hari pernikahan kami berjalan lancar, yang kami berdua lakukan hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja sepanjang hari, tidak seperti pasangan lainnya yang sangat antusias dengan perkawinannya kami berdua atau mungkin saya lebih tepatnya malah seolah-olah tidak perduli dengan apa yang terjadi dengan apa yang terjadi hari itu.

Malam pertama kami bisa di bilang sangat aneh,tak ada hiasan pengantin, suasana yang harusnya romantis berubah menjadi sekaku es. Sepanjang malam tidak ada satupun dari kami yang memutuskan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Matahari mulai menampakan diri di ufuk timur, kuputuskan untuk keluar dari kamar ku untuk membuat secangkir kopi di dapur. Setengah jam sudah dan kopi di cangkirku hampir habis,

“gue ke kantor dulu, pulangnya mungkin agak kemaleman” ujar Ida sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.

Kata-katanya tidak dapat ku hiraukan, seakan terbawa dalam lamunan banyak hal yang menghantui pikiranku, suara pintu depan kemudian menyadarkanku bahwa wanita yang menyapaku tadi adalah istriku. Waktu terasa begitu lambat berjalan, setelah semua pekerjaanku di kantor selesai kuputuskan untuk pulang dan beristirahat. Setibanya di rumah keadaan sepertinya masih sama seperti dulu saat aku masih membujang, tidak ada yang berubah,….. tiba tiba

“udah pulang kamu?” tanya ida diiringi dengan senyum

“sorry yah tadi gue nggak sempet masak, kita delivery aja yah” sambungnya.

Tanpa berkata satu katapun aku berjalan pergi meninggalkannya, seperti belum yakin kalau semua ini sudah terjadi. Setelah mandi ku nyalakan televisi, tidak lama setelah itu terdengar bunyi bel dari pintu depan, ternyata kedua orang tua kami datang berkunjung.

“eh, kok nggak bilang kalau mau dateng?” tanya Ida kepada kedua orangtua kami sambil menggandeng tanganku,

Tangan Ida terasa dingin, mungkin karena dia baru selesai mandi dan sepertinya Ida belum memakai daleman. Kedua buah dadanya menjepit lenganku,dan entah sengaja atau tidak Ida mulai mengosokan kedua buah dadanya naik turun, sebenarnya kejadian itu sangat aku nikmati namun karena memang pada dasarnya kami tidak memiliki rasa cinta, jadi aku memutuskan untuk bersikap normal.

Kunjungan kedua orang tua kami berakhir pukul 23.30 malam, kejadian tadi membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Seumur hidup baru pernah aku diperlakukan seperti tadi, bisa saja kejadian tadi kunikmati, tetapi Ida bukanlah wanita yang kucintai.

Yang anehnya lagi, hingga kedua orang tua kami pulang Ida tetap menggandeng tanganku, seakan tidak ingin dilepaskannya. Tidak ingin terus dalam keadaan yang membuatku seperti orang bodoh itu, kulepaskan tanganku dari dekapannya dan pergi ke ruang kerjaku

Langkah kakiku menuju ruang kerja terasa semakin berat, Ida sebenarnya hanya ingin memulai sesuatu yang baik, tetapi mungkin aku terlalu serius menanggapinya. Saat pekerjaan kantorku hampir selesai Ida datang menghampiriku

“masih marah ya?, maaf deh lain kali gue bakal ngasih tau lo dulu kalo gue mau berimprovisasi” suara Ida terdengar pelan penuh penyesalan,

“Nggak, gue nggak marah.. gue cuma bingung aja tadi, mau nanggepinnya gimana” balasku, perlahan mulai ku sadari bahwa tidak ada jalan keluar lain selain membicarakan semua masalah dengan baik-baik

“ya udah, kalo gitu gue tidur duluan yah..”sambung Ida dengan senyum manis di wajahnya

Untuk ukuran kecantikan, Ida termasuk wanita yang cantik dan menawan, sebagai wanita karir yang selalu mementingkan penampilan, Ida sebenarnya sangat sexy. Walaupun orangnya perfectionis Ida tetap bisa membagi diri agar tetap bisa jadi orang yang asik, contohnya di kantor dia selalu berusaha terlihat berwibawa dan selalu rapih sedangkan di rumah dia sering hanya memakai celana jeans pendek dan baju tanpa lengan. Selain itu Ida sebenarnya orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita tetapi karena pada dasarnya belum memiliki rasa sayang jadi masih sangat sungkan bagiku untuk melakukan sesuatu padanya.

Malam itu sofa di ruang tv menjadi tepat tidurku, sengaja kubiarkan Ida tidur sendiri di kamar karena masih ada sesuatu yang mengganjal dalam diriku. Keesokan harinya Ida bangun lebih dulu, segera ia menuju ruang tv dan melihatku yang sedang tidur

“loh, nggak tidur di dalem? Entar masuk angin loh” suara Ida terdengar di pagi hari saat ku coba untuk mengumpulkan nyawa,

“nggak apa-apa,…….kalo gue tidur ama lo, entar kesannya gimana gitu” kataku sambil mengusap mata

“gue buatin kopi mau nggak?” tanya Ida

“nggak, nggak usah gue bisa buat sendiri kok” jawabku

“udah, nih…” ujar Ida sambil menyodorkan secangkir kopi kepadaku, setelah itu dia duduk tepat disampingku, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu Ida menggunakan hotpants dan baju kaos oblong yang kebesaran, membuatnya semakin terlihat sexy

“nggak ngantor?” tanyaku basa-basi, jantungku berdetak kencang saat selesai bertanya ida menaruh tangannya di pahaku, dan menatapku dengan matanya yang indah,

“jam sembilan lewat dikit baru gue berangkat, lo?” tanya Ida balik

“sama, gue juga…… kita berangkat bareng mau nggak?” Balasku

“Siap komandan,,.” Jawab Ida sambil tertawa,

Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang. Sepulang kantor kujemput Ida di kantornya kemudian kami makan malam di sebuah restoran dekat rumah kami, setelah itu kami pulang

Sesampainya di rumah, kuputuskan untuk mandi dan langsung menonton tv. Jam menunjukan pukul 21.00 tetapi mataku sudah terasa berat, sambil menahan rasa kantuk kulangkah-kan kakiku menuju kamar, segera pintu kamar kubuka sedikit dan hendak masuk kedalamnya tetapi langkahku tertahan oleh sebuah pemandangan yang baru pertama kali ku lihat seumur hidup, lemari baju Ida terbuka, Ida sedang sibuk mencari-cari bajunya dalam keadaan topless dan hanya memakai celana jeans pendek . Refleks langsung kututup pintu itu sembari meminta maaf.

Walaupun beberapa detik tadi sangat kunikmati, melihat kedua buah dada Ida yang lumayan besar dihadapan mataku, sangat ranum dan bentuknya pun bulat sempurna juga kencang, tapi kembali lagi rasa bersalah memenuhi kepalaku hingga membuatku lupa bahwa itu adalah hal yang wajar bagi suami istri

“Da, sorry gue mau ngambil bantal, gue nggak ngintip kok” ujarku dari luar kamar, memang terdengar sangat bodoh jika ada seorang suami yang meminta maaf saat melihat istrinya telanjang, tetapi itulah yang terjadi padku sekarang ini

“nggak apa-apa masuk aja….” sahut Ida dari dalam kamar

Dengan menggunakan tangan kiri, kututup mataku sedangkan tangan kananku meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal

“udah, tanganya dilepas aja, matanya dibuka” suara Ida terdengar sambil mencolek pinggangku

“Sorry, gue bukan mau ngintip tadi, gue bener-bener nggak sengaja”ujarku sedikit malu-malu.

“nyantai aja lagi, gue yang di intip kok lo yang panik……gue juga baru pertama kali diintipin cowok” balas Ida sambil tertawa,

“eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng gue…” sambung Ida sambil menepuk tempat tidur.

“udah, cepetan tvnya di matiin dulu”lanjut wanita itu sambil sedikit mendorongku,

Setelah tv ku matikan, terus langkahku kuarahkan kembali ke kamar. Di kamar Ida sudah berada di atas tempat tidur, kakinya yang jenjang dan putih membuat suasana hatiku tak-karuan. Sikap Ida yang sangat baik padaku membuatku mulai menikmati perjodohan ini dan sedikit membuka hatiku bagi wanita ini.

“sini,” ujar Ida sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingnya

Kurebahkan tubuhku tepat disampingnya dan langsung kupejamkan mataku, berharap tidak terjadi hal-hal yang aneh malam itu

“lo masih punya pacar yah waktu kita nikah” kucoba untuk membuka mataku pelan-pelan, kutatap wajahnya yang kini sangat dekat denganku, posisi tubuh Ida sudah menindih sebagian tubuhku

“nggak,, emang napa?” tanyaku balik

“penasaran aja, abisnya lo dingin banget..serem tau” jawab ida sambil tersenyum kecil

“gue cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” ujarku

“ohh… gue kira lo jeruk makan jeruk lagi…” sambung wanita itu

“ahh….lo kate gue maho?” jawabku bercanda, tangan Ida perlahan mulai memelukku perutku dan mulai lah dia menutup matanya

“abisss…..” cekikik Ida memenuhi ruangan itu

Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu. Keesokan harinya Ida bangun terlebih dahulu, sepanjang malam dia memelukku dan tertidur dengan posisi setengah tubuhnya menindih tubuhku, dengan posisi seperti ini kedua buah dadanya menempel pada tubuhku dan kurasakan kehangatan yang beda dari sebelumnya.

“beb,…bangun ih nggak ngantor kamu?” tanya Ida sambil menjepit hidungku.

“beb?,,, bebek kali?” jawabku bercanda

“iiih tuh kan bercanda lagi, teus maunya dipanggil apa?” tanya Ida lagi,

“terserah kamu deh…” ujarku sambil mengucek-ngucek mata.

Mulai pagi itu, di kantor hidupku terasa semakin indah. Ida sangat perhatian padaku dan terus saja mengirimkan SMS yang menanyakan kegiatanku dan lain-lain. Dan mulai pagi itu kehidupan kami mulai berubah seperti pengantin baru pada umumnya.

Sehabis jam kantor, ku arahkan mobilku langsung pulang. Dirumah, Ida ternyata pulang lebih cepat. Malam itu ida mengenakan baju kaos bola barcelona dengan celana hotpants, baju itu dimodifikasinya hingga bahu sebelah kanannya terlihat keluar dari leher baju bola itu.

“baju bola gue tuh?.”tanyaku

“iya..,, emang istri itu nggak boleh pake baju suaminya?” tanya Ida balik,

“nggak juga sih,,,eh tapi kamu cantik loh kayak gitu” ujarku menggodanya

“udah ah…makan dulu sana….keburu dingin”kata ida sambil menunjuk ke arah ruang makan

Selain cantik, baik hati dan sangat profesional dalam segala hal, Ida juga jago masak. Sehabis makan, aku segera pergi ke ruang tv menemui Ida yang sedang asik mencari siaran film-film box office yang biasa diputar di tv saat larut malam.

“duduk sini,…deket gue” suara Ida terdengar saat kakiku mulai menginjak ruang tv.

Sambil memegang sekaleng minuman dingin, perlahan kutempatkan tubuhku tepat disampingnya. Ida langsung menarik tanganku dan menggengam jemariku erat-erat. Perasaan ku tidak menentu, sudah lama sekali sejak aku duduk di bangku SMA baru sekarang lagi ada cewek yang begitu dekat denganku seperti ini.

Sebegai laki-laki normal, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh Ida tetapi dia masih malu karena sikapku yang masih begitu cuek, kucoba untuk memberi perhatian sedikit untuknya. Kucoba sandarkan tubuhku ke kursi dan benar saja, Ida langsung menyandarkan kepalanya di bahuku. Ku naikan tanganku sedikit agar Ida bisa meletakkan kepalanya di dadaku. Tubuh Ida sangat hangat, kubiarkan tangannya menyusuri pinggangku lalu dipeluknya.

“da,….kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja…,,, aku siap bantu kok” ujarku untuk memecah suasana.

“kamu masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” tanya Ida pelan,

“dulu sih iya,,,, tapi sekarang udah nggak,…abis kamu baik, cantik lagi” gombal ku

“ih gombal,.” Balas Ida, sambil mencubit pinggangku

“kalo aku sih pasrah aja ama orang tuaku mau di suruh apa juga, yang penting pekerjaanku nggak keganggu” sambung Ida

“aku mau minta sesuatu sama kamu” lanjut Ida

“minta apa?” tanyaku

“ehm,,…gimana ngomongnya ya..” jawab Ida

“udah,. Bilang aja nggak usah malu” Ujarku

“beneran nih , gak apa-apa?..”tanya Ida

“iya…beneran..,,trus apa?”

“boleh minta cium nggak?” pinta Ida

“ooh..” langsung kudaratkan bibirku ke pipinya.

“iiihh…bukan di situ, tapi di sini” ujar Ida sambil menunjuk bibirnya.

Sebenarnya pada waktu itu, hatiku ingin sekali menciumnya tetapi seumur hidupku, belum ada satupun wanita yang pernah ku cium, gaya pacaranku saat SMA dulu juga paling Cuma gandengan tangan saja, tidak lebih. Oleh karena itu beberapa lama kupikirkan hingga

“kamu nggak mau yah.,, nggak apa-apa deh kalo gitu” ujar Ida dengan nada sedikit kecewa

“nggak ,, gue cuma..” perkataanku terhenti

“Cuma apa…?” tanya Ida

“belum pernah ciuman…” ujarku malu-malu, mukaku semakin merah saat selesai mengatakannya.

“astaga,.. jadi kalo nanti kita ciuman, itu jadi first kiss lo dong?”

Masih dalam keadaan bingung dan malu, Ida menganggkat wajahku yang tertunduk malu. Menatapnya dengan penuh rasa cinta.

“gue yang pertama, mau nggak?” tanya Ida

Perasaan ku seperti melayang-layang diudara. Senang sekali rasanya, memang dulu tidak pernah kuharapkan Ida yang menjadi First kiss ku, tetapi karena dia begitu baik dan menyenanggakan akhirnya kubiarkan semuanya berjalan seperti air mengalir.

“gue ajarain dulu yah, terus nanti kalo udah bisa, lo bales ya?” pinta ida.

Segera diciumnya kedua bibirku. Bibir Ida sangat tipis dan hangat, beberapa detik kunikmati bibirnya yang menempel pada bibirku. Tak lama setelah itu, Ida mulai memagut bibirku dan mulai menjulurkan lidahnya kedalam mulutku.

“dibales dong” ujar Ida di sela-sela serangannya ke bibirku

Kubalas ciumannya dengan cara yang sama seperti yang dia ajarkan.

“mmhhh” hanya itu segelintir suara yang dapat kudengar dari mulut Ida

Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. Ida tertawa lepas sambil memandangiku.

“nah, bibir lo udah nggak perjaka lagi.,, sapa dulu dong gurunya.” Ujar Ida sambil menepuk dadanya

“gila juga lo ya,.. master banget deh kayaknya,.. buka kursus juga yah?” tanyaku

“ya nggak lah,… gue juga baru pertama kali praktek nih, yang biasanya cuman gue baca di buku ama di film bf ternyata rasanya dahsyat yah” jawab Ida

Baru ku tahu kalo Ida juga baru pertama kali ciuman dengan cowok, mungkin karena sepintas dia orangnya perfectionist jadi cowok-cowok pada sungkan mau jadi pacarnya.

“jadi bibir lo juga udah nggak perawan nih?” candaku.

“apa lagi yang masih perawan?” tanyaku menggodanya

“ya semuanya lah…” jawab Ida sambil menarik bibirku.

“mau dong nyobain…?” candaku

“sok atuh,…silahken…” jawab Ida sambil menarik tanganku mendekati tubuhnya.

“sorry,.. gue becanda kok…,,” ujarku

“beneran juga nggak apa-apa” sambung Ida

“nanggung gak sih rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjut Ida memancing ku

“terus maunya gimana?” tanyaku

“nggak ngerti-ngerti juga?” jawab Ida

“ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit bingung gue” sambungku

“gue mau dientotin ama lo..beiby” balas Ida sambil menarik bajuku

Kurasakan seperti ada yang mencongkel keluar jantungku dengan pisau yang sangat tajam, tak ku sangka sebenarnya selama ini walaupun perbuatanku kepada Ida sangat kasar, ternyata dia masih memendam hasrat yang begitu dalam padaku.

“yah…,,gue tabu…nggak tau harus gimana duluan” ujarku

“kan ada film Bokep..,, liat dari situ aja bisa kan?” balas ida

“gue coba deh,..”jawabku

Ida segera berjalan menuju kamr tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang kukira isinya adalah segala macam peralatan make up seperti yang biasa wanita-wanita career koleksi, tapi ternyata isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, latin, blonde, redhead, amateur, dan lain-lain.

“lengakap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyaku sambil melihat-lihat koleksi kasetnya

“eh, ini punya temen kantor aku lagi,..nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh” jawab Ida

“gue kira lo hyper “ kataku bercanda

“eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” sambungnya sambil tertawa dan terus mencari sebuah kaset yang menurutnya sangat bagus
“nah ini dia akhirnya ketemu.” Ujar Ida sambil merapihkan kaset-kaset lain yang berantakan di atas sofa di ruang tv.

“nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidurr” sambung Ida

“emangnya kita mau nyangkul? Capek?” tanyaku bercanda. Sebenarnya suasana hatiku saat ini sangat takkaruan ada senang bercampur bingung, kata-kata yang keluar dari mulut Ida menandakan bahwa dia sudah sangat mempercayaiku dan sangat menyayangiku, sementara aku masih bingung dengan perasaanku sendiri

Adegan film pertama di kaset itu dipenuhi dengan ciuman, Ida menyuruhku duduk diatas tempat tidur dan dia duduk di pangkuanku.

“tau gak, itu tuh namanya foreplay” ujar Ida

Mulailah ida memagut bibirku, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. film pun berganti adegan, sekarang pemeran cowok di film itu mulai menggerayangi tubuh pemeran wanitanya. Baju pemeran wanita di singkap keatas dan payudara wanita itu mulai diemut oleh pemeran pria itu.

“pengen deh di gituin” Ida tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan mengatakannya,

Posisi ida sekarang duduk berhadapan denganku, Ida duduk di pangkuanku

“ya udah,..bajunya di buka” ujarku

Ida membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan daging di dadanya itu mulai tersingkap, ukuranya benar sangat besar, sama seperti saat pertama kali kulihat dengan tidak sengaja. Seperti orang bodoh, kedua buah dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa

“kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” ujar Ida ngambek

“sorry, speechless aja gue….gede amir…seumur-umur baru pernah liat yang ginian,…eh besar pula lagi dapatnya” balasku untuk meredakan ngambeknya

“ya udah.,,, di emut dong” ujar ida lagi kali ini diiringi dengan senyum

“nggak ahh….entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri” kataku

“jadi gimana dong?” tanya Ida

“aku jilatin aja mau nggak?” tanyaku balik

Ida langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya, lidahku kujulurkan dan mulai menyentuh permukaan kulit buah dadanya. Kujilat melingkar membentuk huruf O disekitar putingnya dan ujung putingnya ku sentuh perlahan menggunakan ujung lidahku.

“Mmhh…enak beb,,,terus..,,terus.. yang kanan juga,..aahh” desah ida yang membuatku bersemangat melakukannya.

Lima belas menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yang keluar dari bibir manis Ida,..saat tubuh ida mengelijang hebat, kurasakan ada cairan membasahi celanaku.,

“da,..celana lo basah.,,” ujarku, ku biarkan dadanya basah dan kutatap wajahnya yang sangat manis.

“iya,..gue ‘jadi’ tadi..”ujar ida sambil menciumi pipiku

Adegan di film kini berubah lagi, penis si pemeran pria yang sudah sedari tadi “tegang” mulai diurut turun naik oleh pemeran wanitanya. Dan setelah sudah cukup tegang, mulailah penis itu dimasukkan kedalam mulut wanita itu.

“mau gue gituin nggak?” tanya Ida

“udah gak usah, lain kali aja” jawabku cepat.

“nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balas Ida

Ida segera menarik celanaku, dan langsung menggenggam penisku yang belum menegang sama sekali dibalik celana dalamku.

“gila,…gue udah hampir dua kali orgasme,…lo bediri aja belon…make obat apa?” tanya ida

“obat apaan?,…gue aja baru sekali diginiin” jawabku

Ida kemudian menarik turun celanaku.

“besar juga.,,beda dikit lah ama yang di film” ujar ida, sambil tersenyum Ida mengenggam penisku

Ida mulai menganggkat penisku dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal paha selma 10 menit, rasanya seperti berenang di awan, apa lagi saat Ida menempelkan bibirnya ke ujung kepala penisku dan menghisapnya pelan..,,

“udah…udah…”ujarku sambil mencoba menarik penisku keluar dari mulut Ida,

Tak lama setelah itu kerasakan sesuatu keluar dari penisku, tidak dapat lagi kutahan. Kupejamkan mataku dan saat ku buka, Ida masih berada dalam posisi jongkok dan wajahnya berlumuran cairan berwarna putih yang tak lain dan tak bukan adalah spermaku.

“aku kan dah bilang,….” ujarku

“hahaha…asik…asik” bukanya marah, Ida justru tertawa kegirangan,

Ku kenakan lagi celanaku dan segera mengambil handuk di lemari untuk membersihkan spermaku di wajah Ida

“ketelen gak?” tanyaku

“dikit..” jawab Ida sambil tersenyum.

Tibalah film itu di puncak aksinya, si pemeran pria di film itu menarik turun celana dalam pemeran wanitanya dan mulai melumat daerah kewanitaan perempuan itu.

“rebahan deh…..” ujarku

Saat Ida berbaring di tempat tidur, kutempatkan tubuhku tepat diatasnya dan mulai menciumnya lagi. Kali ini tidak terlalu lama, segera kupindahkan sasaranku ke bagian lehernya, seperti instruksi di film itu.

“Mmhh..”suara Ida pelan

Tak lama setelah itu, kedua buah dadanya kumainkan, kupijat pelan dan mulai kujilat perlahan. Turun ke bagian perut dan anehnya lagi, tali hotpants Ida sudah tidak terikat dan sepertinya Ida tidak mengenakan celana dalam

“cewek kok nggak pake celana dalam,” ujarku sambil mencubit pipinya

“kalo nggak ada lo sih gue pake,… tapi kalo ada lo, masa iya gue pake,..entar tiba-tiba lo minta? Gimana?” balas ida.

Ida mulai menaikan pinggulnya dan menurunkan celananya. Sekarang Ida sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya. Semua yang selama ini tertutup kain baju ataupun celana sekarang jelas terlihat dihadapanku, pinggul ida lumayan besar, pantatnya montok dan yang membuatku sangat bahagia dalah vaginanya yang tidak memiliki bulu sedikitpun.

“sering cukur neng?” tanyaku

“nggak juga sih,..gak tau kenapa,, bulunya lama numbuh” jawab ida.

Ida menarik kepalaku mendekati vaginanya yang sudah basah sedari tadi. Aroma kewanitaan yang baru pernah seumur hidup ku cium ternyata sangat wangi, mungkin karena seringnya dirawat.

Perlahan mulai kujilati daging yang berada di belahan vagiannya itu, ku mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di liang kemaluannya. Semakin cepat kujilat, semakin Ida menjepit kepalaku di tengah kedua pahanya.

“kalo gue tau enaknya gak ketulungan gini,…gue minta aja yah dari awal” gumam Ida

Kali ini, kusingkap lobang kemaluannya dan ku hisap menggunakan bibir membentuk huruf O, sesuai dengan instruksi yang ada di film itu. Ida semakin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutku agar kepalaku menjauh dari vaginanya, tetapi seperti yang ku baca di buku jika terjadi hal seperti itu kita malah sering menghentikan permainan. Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar.

Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi lidahku.

“Keluar lagi?” tanyaku

“iya,…enak deh” jawab ida

“ya udah,…gitu aja dulu yah,…kepala gue sakit banget, abis lo jambak tadi” ujarku

“masa udahan sih?… sorry tadi gue kelepasan jadinya narik-narik rambut kamu gitu deh…” balas Ida.

“entar baru nyambung lagi..yah” pintaku

“iya, tapi jangan lama-lama” jawab Ida,

Ida hanya terbaring di tempat tidur, kututupi tubuhnya dengan selimut. Film porno itu kami ‘pause’ sebentar. Aku segera menuju westaffel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan pukul 03.00 pagi hari. Saat itu ku sadari bahwa sekarang dalam diriku tidak hanya ada cinta, tetapi juga ada nafsu untuk istriku Ida. Setelah meminum segelas air, aku segera kembali ke kamar. Ida menyambutku dengan senyum penuh rasa sayang, ku rebahkan tubuhku disampingnya.

“da.,,gue mau,..minta maaf,..kalo gue udah kasar sama lo sejak kita nikah, padahal lo juga nggak tahu apa-apa kan? Sekarang gue ngerasa bersalah banget” ujarku

“biarin aja berlalu yang kayak gitu mah,…gak usah dipikir lagi, Ida juga udah lupa……kamu juga makin hari makin asik….seneng aku” jawab ida.

Saat itu terasa sangat panas, ku buka baju kaos ku dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi ku pakai.

“ribet banget nih selimut…”ujar ida sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya

Ida segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami ‘pause’. Ida menarik tanganku dan menempelkan telapak tanganku ke selangkagannya. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan penisnya kedalam vagina pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam takkaruan.

Beberapa menit kami menyaksikan film itu. Kali ini Ida hanya terpana melihat adegan di film itu. Mungkin Ida masih takut untuk mencobanya.

“mau coba gituan?” tanya Ida

“kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..lo aja yang master belum siap apa lagi gue” ujarku

“kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya gue masih perawan” ujar Ida

“gak apa-apa nanti aja,…”jawabku

“tapi gue pengen banget..” sambung Ida

“ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti..”balasku

Ida mulai menaikan pinggulnya dan pantatnya kusanggah dengan bantal. Ku buka sedikit lebar lubang kemaluannya, memang benar. Selaput dara masih utuh didalamnya, merah merona dan terlihat segar.

“beneran masukin sekarang?” tanyaku.

“iya tapi pelan-pelan yah” jawab ida

“iya” balasku

Kumasukkan penisku perlahan kedalam vagina Ida. Hangat, perih dan sempit, terasa seperti disedot vaccum cleaner. Saat semua bagian sudah mulai terbenam, kulihat Ida meneteskan air mata. Sedih sekali melihatnya seperti itu, kulihat darah membekas di batang penisku. Sejenak kupikir untuk melepaskan penisku dari dalam vagina Ida. Tetapi apa yang terjadi, ida malah menggoyangkan pinggulnya

“sakit?’ tanyaku pelan
“udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabnya

“mau diterusin?” tanyaku lagi

“iya..” jawab ida manja

Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, makin lama makin cepat. Ida hanya menggumam sambil meremas buah dadanya.

“ennnaaakk,,,” ujar Ida

“mmhh …guuee….keelluuaarr..” jerit ida

Orgasme Ida disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa diakhir permainan kami. Cairan yang keluar dari vagina Ida bercampur sedikit dengan darah.

“da..sorry tadi gue keluarin di dalem..”ujarku

“nggak apa-apa kali,..kalo nanti gue bunting,,bapaknya ni anak kan elo” jawab ida.

Hanya bisa tertawa, kami berdua tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi. Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.

Cerita Dewasa “Vibrator Pelepas Birahi”| Cewek Nakal Bugil | Cewek Cantik Ketagihan Ngentot | Memek Perawan Basah Kuyup | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Mulailah aku menjelajahi dunia maya, ditemani segelas susu panas dan teman-temannya tadi. Aku membuka mIRC, dan mencoba chatting dengan beberapa netter lain, tak lama kemudian aku akhirnya online dengan beberapa cowok, satu diantaranya menarik perhatianku, dia memakai nickname [hujanderas] yang kebetulan sama dengan keadaan diluar. Dia bilang, dia berumur 28 tahun, bekerja di salah satu Trading Company di Bandung juga, dan kebetulan belum married, walaupun terus terang aku tidak mempercayai sepenuhnya, tetapi aku menanggapinya juga, karena dia lebih sopan dibandingkan yang lain, dan dari segi bahasa yang digunakan juga menunjukkan dia (mungkin) seseorang yang ‘berkelas’, hal itu membuatku untuk men-disconnect cowok-cowok lainnya, dan hanya melayani chat dengan si [hujanderas] saja. Ternyata [hujanderas] orang yang menyenangkan juga, dan lumayan berwawasan luas, segala hal yang aku omongkan ‘nyambung’, hingga kadang secara tidak sadar aku senyum-senyum sendiri di depan layar monitor PC-ku, mirip orang yang tidak waras. Lumayan lama aku chatting dengannya hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 dinihari, gelas susu panas tadi sudah lama kosong, begitu juga toast yang sudah tandas duluan, lalu akupun mulai merasakan mataku berat dan badanku penat, akhirnya setelah memutuskan untuk bertemu dengannya sore nanti, aku segera beranjak tidur.

Aku tidur nyenyak sekali, rupanya aku benar-benar kelelahan setelah semalaman chatting dengan [hujanderas]. Aku terbangun oleh dering telepon yang terletak di meja kecil tepat di samping tempat tidurku. Dengan malas kuraih gagang telepon yang berbentuk boneka Garfield itu, seseorang menyapaku di ujung sana. “Din, elo masih tidur gini hari?!” ternyata Lisa. “Mmm.. elo di mana Lis..?” suaraku terdengar serak karena aku memang masih ngantuk berat. “Masih di rumah Jakarta, ntar gue pulang dua hari lagi kok, udah dulu yah.. met tidur lagi deh.. hi.. hi.. hi.. ‘Klik!” telepon ditutup. “Sableng..” kataku dalam hati. Mataku melirik ke arah weker, “Gila, udah jam setengah satu siang..” Dengan malas aku turun dari tempat tidurku, lalu kubuka tirai jendela kamarku, di luar hari sangat terang, matahari bersinar dengan cerahnya, kulihat ke bawah salah satu pembantuku yang masih muda, si Imas sedang menyiram tanaman, aku menikmati sebentar udara luar yang masuk ke kamarku, lalu aku mulai melakukan senam-senam kecil, meregangkan otot-otot tubuhku yang terasa kaku, setelah sedikit berkeringat, aku turun ke lantai bawah. “Selamat siang Neng Dini, mau makan apa neng..?” sapa pembantuku yang lain lagi. “Tolong bikinin telur dadar pakai kornet ya Bik,” pintaku. “Baik Neng..” Aku lalu membuka kulkas, kutuang segelas orange juice dingin dalam gelas dan meneguknya habis, lalu tak lama kemudian aku makan dengan telur dadar kornet dan sup panas sambil membaca The Jakarta Post edisi hari itu.

Beberapa berita di koran membuatku berharap agar tidak ada lagi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar, karena kalau hal itu terjadi maka itu bakalan menjadi suatu pekerjaan lagi bagiku di kantor. Selesai makan aku beranjak lagi ke atas, lalu masuk kamarku lagi, kuambil bathrobe dan towel, lalu aku mulai mandi. Entah mengapa, tiba-tiba dalam kamar mandi aku mencoba membayangkan si [hujanderas] tadi, walaupun semalam aku sudah melihat fotonya yang dikirimkan padaku, dimana dia terlihat lumayan tampan, tetapi karena aku belum melihatnya secara keseluruhan (karena fotonya hanya setengah badan) maka dalam bayanganku dia bertubuh tegap, dan atletis. Lalu dalam keadaan telanjang bulat di dalam kamar mandi, aku mulai merangsang diriku sendiri. Tanpa sadar tanganku mulai menggerayangi bagian-bagian sensitif sekujur tubuhku. Anganku melayang membayangkan seolah cowok itu datang memelukku, lalu menciumi tubuhku dengan mesra, hingga kurasakan tubuhku merinding, lambat namun pasti kurasakan tangannya meremas dadaku yang kenyal, jemarinya memelintir puting-putingnya dengan lembut, hingga kedua putingku mengacung keras. Aku mulai mengejang dan dia mulai berbuat lebih jauh lagi, tangannya menelusup di selangkanganku, lalu membelai lembut gumpalan daging lunak penuh bulu, menyibakkannya lalu menelusupkan tiga jarinya, menggosok dan mengucek-ngucek klitoris dalam liang kewanitaanku hingga aku makin mendesah-desah penuh kenikmatan, tubuhku mulai berkeringat sementara rongga bagian dalam kewanitaanku mulai licin, basah dan berdenyut-denyut hangat, aku makin tak tahan lagi. Sesaat kemudian aku segera membuka laci toilet, dan kuambil vibrator berbentuk kemaluan laki-laki berulir dengan panjang sekitar 30 cm, yang digerakkan tenaga baterai, dan segera menghidupkannya.

 Batangan plastik itu bergerak-gerak dan bergetar perlahan, aku lalu memasukkannya senti demi senti dalam lubang kewanitaanku dan.., “Srett.. srett..!” kubayangkan cowok itu menghunjamkan batang kejantanannya menembus dalam-dalam lubang kewanitaanku menyungkal hingga ke pangkalnya, sampai aku merasakan geli namun nikmat luar biasa, akibat gesekan dinding-dinding lubang kewanitaanku dengan permukaannya yang berulir. Kurasakan hawa hangat mulai menjalari seluruh saraf tubuhku, berpusat dari pangkal selangkanganku. Mulailah aku mengocok-ngocokkan batang bergetar itu keluar masuk liang kewanitaanku, hingga batang itu berlumuran lendir bening hangat kental yang berbau khas, aku sendiri makin mengerang-erang pelan, keringatku makin banyak. “Ohh.. mmhh.. sshh.. aahh.. ahh.. ouwfouwww.. hhmmhh..” Akhirnya setelah berulang kali batang itu keluar masuk dalam liang kewanitaanku, kurasakan sesuatu mendesak dari dalam tubuhku, seakan-akan ada sesuatu yang akan meledak, aku mencoba bertahan dan tanganku makin menggila mengucek-ucek liang kewanitaanku sampai-sampai sebagian lendir hangatnya meleleh, berleleran di antara paha dan pantatku. Hingga akhirnya aku tak bisa lagi menahannya dan.., “Auuhh! oohh! aahh! ouww! hehhsshh!” maka jebollah pertahananku, kurasakan sesuatu meledak dari lubang kewanitaanku, begitu nikmat menjalari seluruh saraf tubuhku, hingga kurasakan badanku melayang ringan dan seakan-akan seluruh persendian tubuhku berlolosan. Tubuhku bergetar hebat, dan mataku terpejam erat, sedang nafasku terengah-engah menikmati sensasi luar biasa.

 Aku mencapai klimaks. Dalam keheningan kamar mandiku, aku bermasturbasi gara-gara membayangkan bersetubuh dengan seseorang yang aku sama sekali belum pernah ketemu, setelah nafasku teratur, aku menyeka keringat tubuhku dengan handuk, kusimpan lagi vibrator berulir yang telah ‘berjasa’ itu setelah sebelumnya mencucinya bersih-bersih, dan akhirnya aku mulai benar-benar mandi. Kurasakan kesegaran luar biasa saat air hangat mengguyur tubuhku dari shower. Tak lama aku sudah selesai berdandan. Aku merasa seksi sekali hari itu, kukenakan hipster hitam dengan tank top dan cardigan-nya, sengaja aku hanya memoles sedikit make-up pada wajahku, setelah menyemprotkan Aqua Di Gio pada tubuhku, aku segera menyambar tas tangan Prada dan kunci kontak Honda Estillo hitamku, lalu turun ke bawah. “Mau pergi Neng?” tanya pembantuku yang sudah agak tua. “Iya Bi, tolong si Imas suruh bukain pintu garasi!” perintahku. “Jaga rumah baik-baik ya Bik, kunci semua pintu dan jendela, kalau ada orang yang nggak dikenal, jangan biarkan masuk..” sambungku lagi. Aku selalu mengingatkan pembantuku dalam hal keamanan, karena aku tinggal sendirian di rumah, dan hanya ditemani mereka berdua saja. Kemudian aku sudah meluncur ke arah Dago bawah, matahari sudah mulai condong ke Barat, aku ingin jalan-jalan sebentar cuci mata di Galleria BIP, melewatkan waktu sebentar sebelum jam 5 sore, dimana aku ada janji dengan si [hujanderas] nanti. Aku melihat baju-baju yang ada di gerai-gerai Galleria Matahari, coba-coba beberapa potong, dan akhirnya tanpa kurencanakan aku membeli dua potong pakaian Invio, dua botol kecil nail enamel dan satu clear mascara.

 Aku selalu saja tak bisa menahan nafsu belanjaku apabila sedang berjalan-jalan. Aku bergegas pergi saat kulihat arloji di pergelangan tanganku menunjukkan pukul lima kurang seperempat. Aku menyempatkan untuk menghubungi nomor HP si [hujanderas] dengan telepon kartu, sengaja aku tidak menghubunginya via HP-ku, karena aku tidak ingin dia mengetahui nomor HP-ku. Dia mengatakan sudah berada di Caf? itu menungguku, memberitahuku warna bajunya dan tempat duduknya, akupun mengatakan warna baju dan ciri-ciriku padanya. Lalu aku berjalan menuju Caf? Victoria yang ada di dekat pintu masuk BIP II, dan segera menemukannya duduk sendirian. Aku lalu berkenalan dengannya, dan mengambil tempat duduk di hadapannya, lalu beberapa saat kemudian aku sudah terlibat obrolan ringan dengannya, dan aku tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengetahuinya bahwa dia sangat berbeda dari bayanganku, dan berbeda pula dari semua hal yang dia telah katakan semalam dalam chatting. Aku menilainya sebagai pria yang arogan sekali, walaupun wajahnya lumayan bersih, tetapi tidak cukup tampan dan bahkan tidak mempunyai sex appeal sama sekali, untuk bisa memenuhi kriteriaku. Aku benar-benar kecewa, tetapi aku masih bisa bersikap wajar menghadapinya. Hingga kira-kira setelah satu setengah jam aku menghabiskan waktuku dengannya, aku meninggalkannya dengan satu alasan yang kukarang. Beruntung dia tidak berkeberatan hingga aku bisa langsung pergi tanpa meninggalkan nomor HP-ku padanya, jadi tak ada jejak yang tertinggal. “Weekend yang konyol..” aku tertawa sendiri dalam hati. Akhirnya sisa weekend-ku kuhabiskan dengan sendirian lagi di rumah, dari kejadian itu paling tidak aku mengambil hikmahnya, bahwa lain kali aku tidak akan pernah berharap banyak pada sesorang yang kutemui dalam cyberspace. Untuk itulah aku berbagi pengalamanku ini dengan rekan wanita lainnya, agar berhati-hati menghadapi setiap netter pria di internet, dan jangan keburu ‘GR’ dengan pujian dan kata-kata manis yang banyak diobral, kadang sikap santun yang tertangkap hanyalah jebakan dengan penuh

Foto Sma Montok Nicole Violet Albright

$
0
0

Foto Sma Montok, Foto Sma Montok Nicole Violet Albright

The post Foto Sma Montok Nicole Violet Albright appeared first on Abg Montok.

from Abg Montok http://ift.tt/1M4npWF
via Abg Montok

Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan

$
0
0
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
Kumpulan Memek Foto Memek Sangat Imut, Montok, Sexy, Semok dan Menggemaskan
SUMBER

kisah panas di tondano

$
0
0
Setelah tiba di tondano gue tinggal bersama adik opah gue yg gue panggil opah beni bersama anaknya opah beni yg bernama om utu dan istrinya yg bernama tante meriska, di rumah panggung ini lah gue dan nyokap tinggal, seminggu berada disana gue selalu berkeliling perkebunan sambil mengumpulkan cengkeh2 yg siap panen, sejak awal kedatangan gue kesini memang gue tertarik sekali memandangi tante meriska yg seperti chinese ini, kulitnya putih dengan rambut sebahu + idung yg mancung dan bibir merah merekah dan buah dada yg kira2 menurut penelitian mata gue sekitar 36b lah, dan sebagai keturunan manado gue juga termasuk cowo yg tampan lah hehe, oh iya gan, nama gue tommy, lupa perkenalan gue hahahah lanjut gan….

setelah hampir 2 minggu disana dan tante meriska selalu menjadi objek bahan coli gue sampai akhirnya gue bisa merasakan kenikmatan bersetubuh dengan tante meriska, gini nih ceritanya.

Karna kurang cocok dengan suasana yg dingin di pegunungan akhirnya gue jatuh sakit dan ngga bisa bantu opah beni dan om utu untuk panen cengkeh tapi justru sakit itu gue bersyukur karna nyokap mau gantiin gue untuk ngebantu memanen cengkeh, yah mungkin sebisanya nyokap aja kali yah hehe….

Akhirnya gue tinggal berdua aja bersama tante meriska dirumah panggung ini, selama tiga hari sakit tante meriska begitu perhatian banget sama gue, walaupun sebetulnya gue juga ngga terlalu manja tapi kan mana ada cowok yg nolak diperhatiin sama amoy cakep heheh…. padahal waktu itu badan gue udah mulai fit tapi saking betahnya diperhatiin sama tante meriska gue berpura-pura sakit lagi aja, sampai pada hari ke 5 gue sakit dan disinilah kejadiannya…

Waktu itu gue masih berada didalam kamar di siang hari, keadaan rumah yg sudah sepi karna memang opah beni, om utu dan nyokap gue selalu pulang sore sekitar jam 5an lah, karna bete dikamar gue akhirnya keluar kamar dan nemuin tante meriska sedang masak didapur, gue pun mendekatinya dan menegur dia,
Gue : “lagi masak apa, tan?”
T.M. : “oh ini tom, tante lagi bikin sayur paku, tadi si om utu minta masak ini sama tante..”
Gue : “wah, enak tuh kayanya tan, hehehe”
Dengan kepedeannya tante meriska menjawab,
T.M. : “yah pasti enak dong tom, kan siapa dulu yg bikin,” sambil diiringi dngan ketawa kecil…
Gue : “kan yg bikin tante cantik yg masih keliatan kaya anak muda tapi udah punya suami,” rayu gue sekaligus menyindir dikit…
T.M. : “eh ini tommy ngerayu tante apa nyindir, hayoo?” Goda tante meriska…
Gue : ” ish ini tante ngegoda tommy apa nanya, hayoo?” Timpal gue sambil menjulurkan lidah.
T.M. : “hemm dua-duanya aja deh, hehe” sambil menjulurkan lidah juga. Disaat dia menunjukan lidahnya disitu gue semakin terangsang aja melihat bibir merah merekahnya yg ngeledek gue, pengen deh rasanya gue ciumin tuh bibir sampe puas, gue pun melanjutkan candaan yg sedikit nekad, karna gue pikir cuma becanda jadi ngga apalah…
Gue : “yee si tante ikut ngeledek, minta dicium kali bibirnya,” canda gue…
T.M. : “loh loh si tommy ini kaya belum pernah cium bibir cewe aja,” sambil mencubit pinggang gue…
Gue : “wah tan, kalo bibir yg seindah bibir tante, tommy belum pernah tau,” gue makin nafsu, dan dibalik celana gue sudah mulai berkata “Udah bos, langsung cipokk aja tuh tante2,”… Tante meriska melanjutkan percakapan kita..
T.M. : “aduhh ini anak pinter ngegombal yah?”…
Gue : “emang bener tau tan, kalo cewe tangerang kan jarang yg bibirnya seindah bibir tante,” gue terus menggoda…
T.M. : “alah bisa aja kamu tuh!” Muka si tante sedikit memerah dan kayanya sudah terkena gombalan ini, dan gue pun makin berani menatap matanya sambil kembali merayunya…
Gue : “serius tau tan, yah kalo boleh jujur dan tommy ngga dianggep kurang ngajar sih, tommy kepengen nyium bibir tante,” goda gue dengan mimik mesum yg membuat tante meriska hanya menatap gue, dan entah siapa yg memulai bibir kami berdua sudah berpagutan dengan kemesraan, kami pun menikmati ciuman bibir ini, dan tante meriska pun membalasnya dengan penuh nafsu juga yg menggebu yg membuat tangan gue ngga bisa diem dan mulai menggerayangi dasternya untuk menemukan 2 buah gunung panas asli tondano, dia hanya mendesah kenikmatan saat bibir gue udah mulai turun menciumi lehernya.. T.M. : “Aaaahhh tom, kok jadi begini sih, kok tante jadi kepengen yah,” kata-kata tante meriska itu membuat gue semakin bernafsu untuk menyutubuhinya.
Gue pun terus menciumi lehernya dan mulai turun menjilati 2 buah gunung didadanya dengan penuh nafsu. Tante meriska pun semakin meracau tidak jelas.
T.M. : “iiiiyyaa tom jilatinnn putinggg tante…..puasinn tante tom, tubuh tante harii ini buat kamuuu sayanngg…”
Mendengar perkataannya itu gue pun menjawab sambil menghentikan jilatan gue di putingnya.
Gue : “kok hari ini doang sih tan, besok2 ngga boleh dong?” Jawab gue dengan muka melas, dia pun menjawab pertanyaan gue.
T.M. : “maaf saaayyaaanngg, tante salah kata itu, kamu boleh nikmatin tubuh tante selama kamu disini kok, asal kamu jaga rahasia yah sayaaanngg,” jawabnya sambil meremas kontol gue dibalik celana gue, gue pun bernafsu kembali dan mulai menciumi putingnya lagi.
T.M. : “iiiyyaaa tomm iseepp trus sayaaanggg.”
Jilatan gue mulai turun menjilati perutnya dan turun lagi ke arah memeknya, gue singkap daster itu keatas dan gue perosotin langsung CD yg dia pakai, dengan penuh nafsu gue terus menjilati memek merah berbulu lebat itu, diiringi desahannya yg tak karuan yg membuat gue semakin bernafsu, gue pun mulai memasukkan jari tengah gue sambil mengocok dan mulai menyedot klitorisnya dengan bibir gue yg membuatnya semakin meracau ngga jelas.
T.M. : “Aaaaaahhh toomm enak bangeeett jilatann kamu, terus iseeepp tom, tantee udah ngga tahan iniii….aaaaahhhh!” Gue ngerasa kayanya tante gue udah mau orgasme nih, akhirnya gue stopin jilatan gue dan sodokan gue di memeknya yg membuat tante gue sedikit kecewa dan berkata…
T.M. : “kok berhenti tom…tangguungg nih saaayaaaanngg.” Gue ngga menjawab tapi gue mulai mengeluarkan kontol gue dari celana gue. Dan itu setidaknya membuatnya mengerti dan membuat wajahnya kembali bersinar.
Gue pun mulai mendekati kontol gue ke memeknya, dan gue gesek2in dulu sambil mencium bibirnya.
T.M. : “tooomm plisss jngan buat tanteee tanggungg gini, tante udaahh kepengen dientot tom, ayoo dongg masukin punya kamu…” Jerit tak sabar tante meriska, gue pun mengerti kegundahannya dan gue mulai menusukkan kontol gue di memeknya yg udah basah sedari tadi… Ngga butuh waktu lama kontol gue udah bleeessss sepenuhnya didalam memek tante gue dan membuat tante meriska menjerit kencaangg penuh kenikmatan.
T.M. : “aahhhh tommm,mantaaabbb bangettt ayoooo tomm cepatt entot tante..” mendengar ceracaunya gue pun mulai mengooyang tante gue yg sudah nanggung karna orgasme yg tadi sempet tertunda, hanya butuh waktu 5 menit tante gue itu udah orgasme.
T.M. : “aaahhh tomm tante keluaaaarrrr…ahhhh kontool kamu enakk sayannggg…”
Gue : “Memek tante juga enakk bangeeett tan.”
Setelah dia orgasme gue memintanya untuk menungging dan dengan cepat kembali gue sodok kontol gue di memeknya.
Gue : “ahhh tan, enak bangett memek tante…”
T.M. : “kontol kamu juga tom, ayooo tom puaskan nafsu kamu tom”
10 menit berlalu dan kontol gue udah menegang menandakan peju yg siap meledak.
Gue : “aaaahhh tann, tommy udah mau keluaaarrr tan, mau di keluarin dimana tan,?”
T.M. : “Keluarinn didalem aja sayaaanggg, tante ngga bisa hamil kok.” Mendengar jawabannya itu membuat gue semakin bernafsu untuk memuntahkan lahar kenikmatan didalam rahimnya, dan…..aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh, jeritan panjang gue diiringi dengan 8 tembakan peju gue yg segera mengalir kedalam rahimnya.
Gue : “Ohhh tan, enak sekalii,” sambil memeluk tante meriska dan membiarkan kontol gue didalam memeknya.

T.M. : “iya tom enak sekali” sambil menghadapkan wajahnya dan mencium bibir gue yg gue bales dengan penuh kenikmatan, disaat kami berciuman bibir tiba2 tante gue menghentikan ciuman kami.
T.M. : “adduuhh tom, udah jam 3, masakan tante belum selesain nih, lanjutin besok lagi yah sayang tante mau selesain masaknya dulu,”
Gue : “Okedeh tan,” gue pun mencabut kontol gue dari memeknya, dan kami berdua pun merapikan pakaian kami masing2, tapi sebelum tante meriska memakai celana dalamnya kembali gue sempet mencium lagi memeknya yg wangi itu.dan setelah kami merapikan pakaian kami masing2, gue pun kembali ke kamar dan tertidur. Setelah kejadian itu selama di tondano gue selalu melakukannya dengan tante meriska di siang hari. Sampai pada saatnya gue balik ketangerang dan berpisah dengan kenikmatan yg gue kenang dengan nama “PEGUNUNGAN PANAS DI TONDANO”

Cerita Dewasa “Pembalasan Setimpal Kisah Perselingkuhan”| Cewek Cantik Bugil | Janda Sange | Janda Ketagihan Ngentot | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Kekuatan cinta memang susah untuk dimengerti. Hanya karena cinta, manusia mampu melakukan segalanya. Dan begitupun denganku. Namaku Surya, seorang suami yang beberapa kali melakukan kesalahan kepada istriku dalam hal cinta. Aku telah selingkuh dengan beberapa orang wanita. Dan semua itu kulakukan hanya berdasarkan emosi sesaat. Namun, semenjak aku sadar akan betapa pentingnya sosok yang telah mendampingiku selama ini, pada akhirnya aku sadar jika aku sangat ketakutan untuk kehilangan istriku.Dia wanita pertama yang telah menerima cintaku, dia wanita pertama yang selalu mensupport diriku, dan dia wanita pertama yang telah mengenalkanku pada seks, sebuah kenikmatan dunia. Dan semenjak perselingkuhan itu, aku baru sadar jika aku tak bisa hidup tanpa cintanya. Hingga pada akhirnya, Sarah, wanitaku satu-satunya, membalas semua kelakuan kotorku. *** Sekitar sebulan lalu, Markus, selingkuhan Sarah, istriku, pindah tinggal di rumah kami. Dia baru saja kehilangan pekerjaannya dan sama sekali tak memiliki uang sedikitpun. Pada awalnya, aku mengenal Markus hanyalah sebatas teman. Teman yang selalu ada ketika istriku aku tinggalkan untuk selingkuh. Teman yang selalu siap membantu istriku ketika jauh dariku. Teman yang pada akhirnya menggantikan posisiku ketika istriku membutuhkan kehangatan seorang lelaki. Aku tak bisa marah, aku pun tak boleh dendam. Aku hanya bisa mencoba untuk mengerti istriku ketika selama ini, dia aku selingkuhi.

Namun bedanya, semenjak Markus pindah ke dalam rumahku, dengan terang-terangan, istriku menyatakan padaku tentang ‘perselingkuhan satu-satunya’ dengan Markus. Termasuk tentang persetubuhannya yang sering mereka lakukan semenjak aku selingkuh dengan banyak wanita lain. “Jadi sekarang kita impas donk mas… mas selingkuh dengan beberapa wanita, sedangkan adek hanya selingkuh dengan mas Markus…” kata istriku ketika kami berdebat tentang perselingkuhan dirinya. “Iya sih… tapi khan bukan berarti, kamu yang hanya berselingkuh dengan Markus bisa dengan seenaknya bersetubuh di depan mataku…” balasku dengan nada yang tak mau kalah. “Ya itu resikomu mas… Adek udah minta mas buat ninggalin adek, tapi mas sendiri yang bersikukuh untuk tetap bersama…” Entah apa yang bisa aku lakukan untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga kami, yang walau sebenarnya, rumah tangga kami masih utuh. Kami masih bersama, istriku juga masih melayani semua kebutuhanku, masih mencintai dan menyayangiku seperti sedia kala. Bedanya, di bawah atap tempat tinggal kami sekarang, ketambahan sosok lelaki lain yang siap kapan saja memenuhi kebutuhan biologis istriku. Tentu saja, ketika mereka melakukan adegan percintaan itu, aku, untuk sementara waktu dipindahkan ke kamar tidur tamu. Entah apa yang membuat Sarah tergila-gila pada selingkuhannya itu. Bagiku, Markus sama sekali tak menarik, tak cakep, tak gagah, tak berpenghasilan, dan tak bermasa depan. Bukannya mau menyombongkan diri, tapi semua aspek positif dari seorang pria tak satupun ada dari diri Markus. Satu-satunya yang membuatku iri akan diri Markus adalah, ia memiliki ukuran penis yang lebih besar dari milikku. Bahkan jauh lebih besar. Jika bibandingkan, pentungan nikmat milik Markus, hampir dua kali lipatnya dari milikku. Dan karena daging lebih itu, istriku mampu terpuaskan olehnya bahkan amat sangat terpuaskan. Markus mampu membuat istriku berubah. Istri yang dulu berucap sopan, sekarang menjadi sering melenguh dan mengembik bak pelacur murahan. Istri yang dulu berkelakuan santun, sekarang mirip pelacur dengan vagina yang meronta-ronta kegatelan.

Istri yang dulu tak mau melakukan hal aneh, sekarang menjadi pelacur haus sodokan kasar yang siap bercinta dengannya kapan saja dan dimana saja. *** Minggu kemaren, kedua orang tua Sarah meminta kami berkunjung ke kediamannya. Mereka kangen akan putri kesayangannya yang sudah lama tak berkunjung. Mungkin kunjungan terakhir kami adalah ketika lebaran beberapa tahun kemaren. “Sarah mau banget mah, cuman saat ini di rumah Sarah ada seorang teman special yang sedang berkunjung…” ujar Sarah menjelaskan tentang keadaan yang sedang terjadi di rumah kami “Serius mah?” tanya Sarah dengan nada girang. “Okelah kalo begitu, Sarah bakal datang weekend besok…” Dari percakapnnya, aku bisa mengetahui, jika acara berkunjung ke rumah orang tua Sarah besok, bakal ada kejutan buatku. “Sayang… Besok kita kerumah Mama ya… Sarah kangen banget… Udah lama banget khan kita nggak maen kesana…” pinta istriku sambil tersenyum bahagia. “Lalu, si Markus gimana? Ditinggalin di sini aja ya….?” Tanyaku “Nggak donk… Sarah mau kenalin mas Markus ke Mama Papa…” “Apa…?” “Kenapa…? Kamu ga mau…? Kamu ga suka…?” Tanya Sarah dengan nada yang mulai sedikit sewot. “Kalo kamu nggak mau juga gapapa… Sarah masih bisa kesana kok bareng mas Markus…” “Enggak… Gapapa kok sayang…” pasrahku. “Makasih ganteng….” ujar istriku manja sambil mengecup keningku. *** Rumah orang tua Sarah berjarak sekitar 6 jam perjalanan, sehingga guna menghindari kemacetan, kami berangkat dari semenjak subuh. Seperti biasa, semenjak keberadaan Markus di kehidupan kami, akulah yang selalu menjadi supir. Duduk sendirian di kursi depan, dibelakang roda kemudi. Sementara Sarah dan Markus, selingkuhannya, selalu memilih untuk duduk di kursi tengah. Selama perjalanan ke rumah orang tua Sarah, aku hanyalah seperti patung yang tak mereka gubris sama sekali. Hanya menyetir dan konsentrasi ke jalan, sementara istriku dan Markus saling memainkan nafsu birahi mereka dengan leluasa. Sarah, dengan atasan tanktop tanpa bra dan rok mini tanpa celana dalam, selalu dapat diakses oleh Markus dengan segala cara. Entah kenapa, Markus selalu duduk di sebelah kiri istriku. Mungkin dengan tangan kanannya, dia dapat dengan mudah mengobel vagina Sarah, menghisap putting Sarah, dan memuaskan birahi Sarah dengan lebih leluasa. Sedangkan Sarah yang ada di samping kanannya, selalu dengan mudah melakukan segala permintaan Markus untuk juga mengoral dirinya. “Uuughh …sedot terus Mas!” kudengar desis birahi istriku di belakang dan aku berusaha melihat kaca spion Kulihat pria jahanam itu dengan liarnya mencumbui payudara istriku yang sudah terbuka resleting gaunnya.

Dilumatnya habis-habisan payudara montok Sarah sementara tangannya sibuk mengobok-obok vagina Sarah yang telah duduk mekangkang dan melepaskan celana dalamnya. “Eeemmhhh…enak banget sih!” kudengar rintihan Sarah memanaskan telingaku “Enaknya minum susu…eeemmm” kudengar Markus mendesah dan sreep sreep…mulutnya mengisap dan mengempot payudara Sarah. Kocokan jari Markus pada vagina Sarah juga makin ganas, terdengar dari suara kecipak yang menandakan Sarah sudah sangat basah karena terangsang berat. Mereka bahkan meneruskan aktifitas mesum mereka ketika berhenti di palang kereta api menunggu kereta yang lewat. Padahal saat itu ada truk besar di sebelah mobil kami dan si sopir melihat dengan jelas ke jok belakang, ia bahkan memanggil kernetnya ikutan melihat. Aku hanya diam saja pura-pura tidak tahu membiarkan istriku menjadi tontonan mereka seperti orang bego. Begitu portal terbuka, aku segera tancap gas secepat mungkin menghindari truk itu. “Dek, ada yang liatin tuh!” aku memperingatkan mereka tanpa menoleh ke belakang. “So what gitu loh?” jawab Sarah asal sambil terus menggeliatkan tubuhnya. Okelah, mungkin saat ini, aku bisa membiarkan mereka berpuas-puas diri untuk saling menyetubuhi di dalam mobil, karena ketika kami sudah tiba di rumah orang tua Sarah, keadaan bakal kembali normal seperti biasanya. Namun ternyata, aku salah. “Mamaaaa….” teriak Sarah sambil berlari menghambur keluar mobil. “Tumben kamu lama sekali nyampenya sayang…?” Tanya Mama Sarah sambil menciumi pipi putri kesayangannya “Biasanya, siang udah sampe… “ “Iya, tadi kami sekalian jalan-jalan, terlebih di jalan macet banget mah, maklumlah weekend…” bohong Sarah. Padahal cerita sebenarnya, kami sama sekali tak jalan-jalan ataupun terkena kemacetan, kami lama hanya karena Sarah beberapa kali memintaku untuk menghentikan mobil guna membiarkan mereka bercinta di dalam mobil. Dan satu hal aneh yang selalu Markus minta pada Sarah dan aku. Dia selalu menyuruhku untuk segera menyetubuhi istriku setiap kali ia selesai membuang seluruh sperma panasnya di dalam vagina Sarah. “Mas Surya… sekarang giliran mas buat ngentotin bini mas… “ ujarnya tenang “Biar kita sama-sama senang mas…” ujarnya dengan nada kemenangan. “…..” aku yang tak mampu berkata apa-apa, hanya bisa mengangguk pelan .

 “Tapi ingat mas… jangan sekali-kali mas make lubang bo’ol istri mas…. Karena lubang itu hanya buatku saja… hehe hehe…” tambah lelaki bajingan itu lagi sambil tertawa ngejek. Mendengar permintaan Markus itu, aku yang sudah terlanjur horny berat, mau tak mau pun pada akhirnya menyetubuhi istriku tercinta. Walau di tiap persetubuhan itu, aku tahu jika Sarah sama sekali tak menikmati sodokan batang penis kecilku. “Bagaimana Sarah bisa merasakan enak… jika setiap kali aku menyetubuhi lubang kenikmatannya, lubang itu terasa begitu los… sangat longgar…“ batinku “aku hampir sama sekali tak merasakan gesekan nikmat pada dinding vaginanya sama sekali…” Jelas saja vagina istriku itu menjadi longgar, jika pada percintaan sebelumnya, vagina itu telah disesaki oleh batang lelaki yang sebesar air mineral kemasan. “Jangan pernah nyoba buat masukin kontol kecilmu dalam bo’olku mas… bo’ol itu cuman buat mas Markus…” ucap Sarah mengingatkanku setiap kali aku mencoba untuk menyentuh lubang anusnya. Sekilas, aku sebenarnya ingin membunuh mereka berdua, membelah vagina istriku dan memotong penis panjang Markus dengan pisau dapur. Tapi aku sama sekali tak ada keberanian untuk melakukan hal itu. Yang bisa kulakukan hanyalah menerima segala perlakuan mereka padaku. Padahal, aku ingin sekali untuk dapat mencoba merasakan kenikmatan lubang anus istriku. Tapi sudahlah, rasa untuk ingin merasakan ANAL SEKS dengan istriku sendiri hanyalah mimpi, toh diberi vagina istriku yang sudah longgar ini saja aku sudah bahagia. Dan, walau sama sekali tak merasakan kenikmatan lagi pada vagina Sarah, setelah beberapa menit menggoyang-goyangkan pinggulku, pada akhirnya aku juga ikut membuang sperma panasku pada vaginanya. *** “Yaudah kalo gitu… yuk Mama udah siapin menu kegemaranmu sayang…. Spageti saos tiram…” ajak Mama Sarah pada kami bertiga. “Ini pasti nak Markus, teman yang sering diceritakan oleh Sarah…” “Iya mah… ini teman dekat Sarah yang paling Sarah sayangi…. “ Begitu kami masuk ke ruang makan, makanan telah tersaji dengan meriah. Meja persegi panjang super besar dengan taplak yang menjuntai hingga lantai. Mama Papa Sarah duduk bersampingan di sisi paling ujung dari meja makan. Sarah dan Markus duduk di sisi sebelah kanan mereka, sedangkan aku, duduk menyendiri di sisi sebelah kiri, tepat di seberang tempat duduk Sarah. Sepanjang waktu makan malam, Sarah hanya membicarakan tentang kehebatan Markus.

Dan seolah memiliki mantra super ajaib, kedua orang tua Sarah pun sepertinya ikut-ikutan terlena akan segala cerita Sarah tentang Markus. Mereka menanyakan segala hal tentang Markus, dan sama sekali melupakan akan kehadiranku. Markus, yang sedang berada di atas angin, hanya bisa tersenyum-senyum sambil beberapa kali melirik ke arah Sarah yang ada di sampingnya. Dari pandangan mata mereka berdua, aku tahu jika saat ini, mereka sedang melakukan sesuatu hal mesum. Dan benar saja, tangan kanan Markus tak berada di atas meja. Seperti di film-film komedi, aku lalu berpura-pura secara tak sengaja, menjatuhkan lap makan ke lantai, dengan tujuan untuk mengetahui apa yang sedang Markus lakukan dengan tangan kanannya. Anjrit. Walau sedang ngobrol dengan kedua orang tua mertuaku, sempat-sempatnya Markus mengobel vagina istriku tengan jari tangannya. Dan dari pandangan mataku sendiri, aku dapat melihat jika istriku juga menikmatinya. Karena, vagina kesayanganku itu terlihat begitu basah akan lendir-lendir kenikmatannya. Lalu, tak kalah serunya, tangan kiri Sarah pun melakukan hal yang serupa. Ia mengocok batang panjang Markus yang telah menjulang keluar dari resleting celana pendeknya. Penis itu terlihat begitu mudah untuk dikocok karena saking panjangnya. Mereka terlihat begitu tenang, seolah di sekitar mereka tak ada orang yang melihat. Terlebih ketika kedua orang tua Sarah sedang mengambil makanan atau ketika sedang lengah, tangan kiri Sarah terlihat begitu aktif mengocok batang panjang Markus dengan brutal. Pantas saja dari tadi, muka Sarah bersemu merah dan beberapa kali ia menggigit bibir bawahnya. Ternyata mereka sedang memacu birahi. Aku tak dapat mempercayai mata kepalaku sendiri, Sarah dan Markus saling mendaki kepuasan di hadapan kami bertiga. Dan hebatnya lagi, akting istriku dan selingkuhannya itu sama sekali tak menunjukkan sesuatu hal yang mecurigakan. Hingga untuk yang kesekian kalinya, ketika orang tua Sarah mengambil hidangan penutup di dapur. Sarah secepat kilat menundukkan kepalanya ke arah selangkangan Markus dan memberinya seks oral dengan ganas. Tak perlu waktu lama bagi Sarah untuk dapat membuat batang panjang Markus memuncratkan sperma didalam mulutnya. Karena begitu seks oral itu selesai, Sarah langsung menghisap semua sperma Markus, menegakkan tubuhnya kembali seolah tak terjadi hal apa-apa. Bahkan ketika orang tua sarah sudah kembali duduk di kursi meja makan, beberapa kali Sarah (dengan sengaja) meneteskan sperma Markus yang ada di dalam mulut ke arah dagunya dan memperlihatkan padaku ketika ia menelan habis cairan kental berwarna putih itu.

“Ini gila, mereka benar-benar sudah gila!” batinku. *** “Mah… Sarah ngantuk… Sarah tinggal bubu duluan ya…” ujar Sarah mengakhiri acara makan malam kami. “Iya… Mama juga udah ngantuk… tinggalin aja piring kotornya disini… ntar biarin si mbok yang ngebersihin ini semua… kalian langsung tidur aja…” balas Mama Sarah menutup acara makan malam itu. Kami segera masuk ke kamar masing-masing. Seperti biasa, aku dan Sarah, tidur di kamar lama milik Sarah. Dan Markus tidur di kamar tamu. Malam ini, Sarah menggunakan baju tidur super transparan berwarna biru muda yang memperlihatkan segala lekuk tubuhnya. Berulang kali ia berkaca di depan kaca meja rias, dan menyisir rambut hitam panjangnya. “Kamu cantik dek…” pujiku sambil ku kecup punggung tubuhnya. “Makasih ya mas …” balas Sarah sambil tersenyum ke arahku. “Tubuhmu bener-bener membuatku horny sayang… betapa beruntungnya aku bisa menikahimu… “ “Ahh.. kamu bisa aja mas… pasti kamu mau minta jatah ya…?” “Hehe.. hehe…” “Ntar ya… abis adek maen ama kontol gedhe punya mas Markus dulu…” jawabnya genit. “Tapi khan kamu baru aja nyepongin dia dek…” “Ya gapapa khan?” “Beri aku sedikit aja kesempatan buat ngerasain jepitan memek kamu duluan dek…” ibaku pada Sarah “Biarin aja Markus sebentar buat mengistirahatkan tititnya dulu…” “Hahaha….” mendadak istriku tertawa geli. “Kontol Markus ga seperti kontolmu mas…” “……” “Walau kontolnya baru aja ngeluarin pejuh di mulut adeh… Kontol itu masih bisa bangun, nyodok, dan muasin adek, tak peduli berapa kalipun kontol itu ngeluarin pejuhnya …” “…..” Mendengar perkataan vulgarnya, aku tak mampu menjawab sepatah katapun. Aku hanya bisa duduk di tepi tempat tidur dan melihat istri tercintaku berias cantik mungkin guna memuaskan selingkuhannya ketika mereka bersetubuh beberapa saat lagi. “Mas… bisa tolongin adek?” pinta istriku dengan manja, setelah ia selesai berias diri. “Minta tolong apa dek?” tanyaku dengan nada datar. “Minta panggilin mas Markus kesini… adek udah siap untuk ngentot dengannya” balas istriku dengan senyum manjanya. “memek adek udah gatal… pengen disiram pejuh panasnya…” tambahnya lagi Dengan perasaan dongkol, dendam dan marah, akhirnya, aku keluar dari kamar Sarah dan menuju ke kamar tamu. Kupanggil nama selingkuhan istriku dan kuketuk pintu kamarnya perlahan. “Ada apa mas…?” tanya Markus sambil membuka pintu. Lagi-lagi, ketika Markus membuka pintu kamar tidurnya, aku melihat hal yang paling membuatku iri padanya. Markus dan batang panjangnya. Seolah dengan sengaja, ia membuka pintu kamar tidurnya dengan tak mengenakan selembar pakaianpun. Sehingga siapapun yang berada di hadapannya, bakal melihat ketelanjangan dan batang panjang yang menggelantung di antara selangkangannya. “Dipanggil istriku tuh…” jawabku ketus. Dengan langkah santai, dan nekad, Markus yang masih dalam kondisi bugil, langsung bergegas ke kamar tidur Sarah. Dan aku? Menggantikan posisi Markus, tidur di kamar tamu yang ada di sebelah kamar tidur Sarah.

Di Samping kamar tidur seharusnya aku dan istriku gunakan untuk bersetubuh. Aku pikir, karena sekarang istriku dan selingkuhannya berada di rumah orang tuanya, mereka bakal melakukan persetubuhan dengan tenang. Namun sekali lagi, aku salah. Mereka tanpa malu-malu mendesah, melenguh, dan berteriak dengan lantang. Mereka seolah tak ada rasa sungkan jika suara nafsu mereka terdengar hingga keluar kamar. Suara tepukan pantat dan paha yang bertumbukan, suara kecipakan lendir kenikmatan mereka, suara ringkikan spring bed tempat bersetubuh mereka, hingga suara jeritan mereka ketika sama-sama orgasme. Tak henti-hentinya mereka berteriak, berteriak, dan berteriak sepanjang malam. Untungnya, Sarah sama sekali tak menyebut nama Markus ketika ia mendapatkan semua orgasme-orgasmenya. Pagi harinya, kedua orang tua Sarah merasa sangat kesal padaku. Sepertinya mereka malam itu tak mendapatkan tidurnya dengan nyenyak. Karena hal itu terlihat dari lingkaran hitam yang muncul pada kedua mata mereka. “Surya, kamu sama sekali tak menghargai keberadaan kami disini….” Ucap Papa Sarah padaku. “Iya nak… Mama merasa seperti di hutan rimba mendengar Sarah berteriak-teriak kesetanan seperti itu…” tambah ibu Sarah lagi. “Walau kalian sudah menikah, bukan berarti kalian bisa melakukan percintaan itu secara brutal seperti semalam…” “Iya pak…maaf…” jawabku sambil mengangguk-angguk pasrah. Aku tak mungkin memberitahukan ke mereka jika semalam bukan aku yang menyetubuhi putri kesayangan mereka, melainkan selingkuhannya, Markus. Jadi aku hanya bisa berkata “maaf… maaf dan maaf…” “Mah… sepertinya kamu juga harus menasehati Sarah deh… engga sepatutnya dia berisik seperti itu…” ucap Papa Sarah mengakhiri perbincangan kami. *** Liburan ini tak seperti yang aku bayangkan. Walau untuk sejenak aku bisa melepaskan penat akan pekerjaan di kantor, tapi stress karena mendengar suara dan teriakan brutal istriku semalam, masih sangat terngiang-ngiang di telinga. Teriakan pendakian ke puncak kenikmatan yang bakal sulit aku lupakan. Sampai setelah aku pikir semua telah normal seperti sediakalanya. Mama Sarah memanggilku secara pribadi. “Nak… Mama mau ngobrol penting ama kamu…. Ikut Mama sebentar….” “Ada apa lagi ini…?” tanyaku dalam hati. Mama Sarah mengajakku kekamar tidur Sarah yang mana saat itu, kamar tidur tersebut telah kosong dan rapi kembali. “Nak… Mama tahu… apa yang telah terjadi dengan rumah tangga kalian selama ini…” kata Mama Sarah, membuka percakapan. “Dan Mama juga tahu… siapa yang semalam membuat Sarah berteriak menggelijang seperti itu… Mama tahu menyetubuhi putri kesayangan Mama… “ “Ja… Jadi… ma…” “Sekarang…. Buka celanamu… Mama pengen tahu… apa yang menyebabkan putri Mama lebih memilih titit orang lain untuk bisa memuaskan memeknya….” “Tapi mah… saya tid” “Cepet lakukan… atau Mama harus panggil Papanya Sarah dan memberitahukan dia jika yang menyetubuhi putrinya semalam adalah Markus?” Merasa begitu terdesak, akhirnya kuturunkan celana pendekku dan membiarkan ibu mertuaku melihat batang penisku yang menggelantung lemas. “Boleh Mama sentuh?” “Maksud Mama…?” Tanpa menunggu jawabanku, Mama Sarah langsung mendekat ke arah posisiku berdiri.

Berjongkok di depan selangkanganku, lalu menatapku tajam. Aku yang masih sedikit bingung dengan maksud ibu mertuaku ini, hanya bisa mengangguk lemah. Disentuhnya ujung penisku dengan jemari lentik Mama Sarah. Diangkatnya kepala penisku dan diamatinya dengan seksama. Perlahan jemari itu berpindah, dari kepala ke batang penisku, lalu mulai mengurutnya perlahan. “Mah… Aaa…. Aapa yang ibu lakukan…?” tanyaku dengan nada bingung. “Enak….?” Tak menjawab pertanyaanku, Mama Sarah malah semakin mempercepat gerakan jemari tangannya. Karena mendapat perlakuan yang tak pernah aku bayangkan selama ini dari ibu mertuaku, mau tak mau batang penisku yang semula menggelantung lemas, perlahan mulai mengeras dan mengacung ke atas. Dan seolah ingin segera membuat batang penisku untuk ereksi sepenuhnya, Mama Sarah tiba-tiba mendekatkan kepalanya ke arah selangkanganku dan mulai mengecup ujung kepala penisku. “Maaa…. “ Dijulurkanya lidah berwarna merah dengan air liur yang sudah membasah itu ke arah kepala penisku. Dengan tanpa malu-malu, Mama Sarah segera menjilat, mengulum dan menghisap penis kecilku. Sedotan mulut Mama Sarah benar-benar hebat, tak heran jika putrinya, Sarah pun memiliki keahlian sepertinya. “Aku keluar maahh….” Ujarku pasrah sambil memegang kepala ibu mertuaku itu. Empat semburan sperma panasku langsung muncrat ke dalam mulut Mama Sarah, dan dengan sigap, mulut Mama Sarah itupun langsung menelan semua sperma yang ada di dalam mulutnya. Mendadak, lututku terasa begitu lemas. Kepalaku menjadi berat, dan mataku berkunang-kunang. Lalu, entah kenapa. Tiba-tiba aku jatuh terduduk di depan ibu mertuaku itu. “Hahaha….” Mama Sarah tertawa terbahak-bahak. “Payah sekali dirimu Surya …” Aku yang sepertinya kehabisan tenaga, tak mampu menjawab kalimat Mama Sarah itu. Hanya bisa diam sambil mengatur nafas. “Ga heran kalo putri Mama memilih orang lain guna memuaskan nafsunya…” ujar Mama Sarah pelan. “Kok titit kamu bisa sekecil itu sih Surya…? Titit Papa Sarah ketika lemas aja tak sekecil tititmu ketika ereksi…” tambah Mama Sarah sambil menggoyang-goyangkan batang penisku yang sudah mengecil lemas. “….” Lagi-lagi, mendengar ucapan Mama Sarah, aku hanya bisa terdiam. Mama Sarah mendekat ke arahku duduk.

Dan yang lebih parah, ejakulasimu cepat sekali…” kata Mama Surya sambil menatap wajahku dengan pandangan iba. “Jadi bukan salah Sarah khan mah? Kalo pada akhirnya Sarah selalu memilih mas Markus buat muasin nafsu birahi Sarah…?” Sebuah suara yang sangat aku kenal mendadak terdengar dari arah pintu. Istriku dengan piyama tidurnya, tiba-tiba muncul di tengah pembicaraan kami. “Sarah sih sebenarnya enggak masalah dengan ukuran kontol mas Surya yang kecil itu… “jelas istriku. “Yang Sarah permasalahkan adalah… dengan ukuran kontol seperti itu… mas Surya kok ya masih sempat-sempatnya kepikiran untuk selingkuh bersama wanita lain… terlebih, wanita yang mas Surya ajak tidur, lebih dari satu orang…” “Udah enak, dapet istri yang pengertian… eeeehhh… kok ya dia masih aja selingkuh…. Jadi bukan salah Sarah khan mah kalo……. Sini sayang…” Pinta Sarah sambil mangajak masuk, seseorang yang sedari tadi berada di luar kamar tidurnya “Bukan salah Sarah khan mah… kalo kontol besar dan panjang ini yang harus memuaskan nafsu birahi Sarah…” Ujar istriku tenang sambil menggandeng dan sesekali mengoocok-kocok benda yang menggelantung panjang di antara selangkangan Markus bak tangan yang bisa diajak kemana-mana. “Bukan Sarah… sama sekali bukan salahmu… justru seharusnya kamu beruntung mendapat lelaki dengan batang titit seperti dia“ ujar Mama Sarah tenang sambil tersenyum ke arah Markus.Sekejap, duniaku pun menjadi gelap .

Photo Toket Montok Nicole Nicolette Novak

$
0
0

Photo Toket Montok, Photo Toket Montok Nicole Nicolette Novak

The post Photo Toket Montok Nicole Nicolette Novak appeared first on Abg Montok.

from Abg Montok http://ift.tt/20kBbhs
via Abg Montok


Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan

$
0
0
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
Kumpulan Payudara Sexy | Toket | Toge | Tetek | Montok dan Semok | mantap gan
SUMBER

khilafku melihat barang gede

$
0
0
Pengalaman-pengalaman saya ini dimulai pada akhir tahun lalu, yang juga merupakan perkenalan pertama saya dengan sebuah Website cerita cerita dewasa.
Sebelum kejadian-kejadian tersebut, saya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik dan tanpa cacat (menurut saya lho). Umur saya 42 tahun. Saya memiliki dua orang anak keduanya laki-laki. Anak saya terbesar Tony berumur 15 tahun di kelas tiga SMP, sedangkan sikecil Sandy masih berusia 4 tahun. Suami saya bekerja di suatu instansi pemerintah dan kami hidup normal dan bahagia. Saya sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama di negara ini tetapi memilih tidak bekerja. Saya taat beragama dan mengenakan jilbab hingga sekarang.
Tetapi sejak kejadian-kejadian ini, saya merasa sebagai wanita berdosa yang tidak lagi mampu menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yang bukan suami sendiri. Membayangkan kejadian-kejadian tersebut saya selalu ingin menangis tetapi pada saat yang sama saya juga didera oleh nafsu birahi membara yang tidak mampu saya atasi.
Kejadiannya adalah sebagai berikut. Saat itu sore hari sekitar jam tiga dan saya baru saja bangun tidur dan Sandy masih tertidur di sebelah saya. Sedangkan suami saya masih bekerja di kantor nya.
Dari dalam kamar saya dapat mendengar suara komputer yang dimainkan anak saya Tony di ruang tengah yang berbatasan langsung dengan kamar tidur saya. Kami berlangganan internet (saya sering juga browsing di internet dan mahir menggunakan komputer) dan sedangkan Tony sering sekali menggunakan komputer, tetapi saya tidak tahu persis apa yang dimainkan. Saya kira dia hanya main game saja. Pintu kamar saya agak terbuka.
Saya bermaksud untuk keluar dari kamar, tetapi ketika saya menarik pintu, apa yang terlihat membuat saya tertegun dan mengurungkan niat tersebut. Apa yang terlihat dari balik pintu membuat hati saya betul-betul terguncang. Walau agak kurang jelas, saya masih dapat melihat di layar komputer tampak sosok wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang dan kaki terbuka dengan kemaluan yang tampak jelas. Saya menjadi kesal karena Tony yang masih anak-anak melihat hal-hal yang sangat terlarang tersebut. Tetapi yang kemudian membuat saya shock adalah setelah saya menyadari bahwa Tony sedang mengurut-urut penisnya. Dari dalam kamar saya dapat melihat resleting celana Tony terbuka dan celananya agak turun. Tony sedang duduk melihat layar sambil mengusap-usap penisnya yang tampak berdiri tegang dan kaku.
Sejak dia disunat lima tahun yang lalu saya, hampir tidak pernah lagi melihat anak saya itu telanjang. Tony sudah dapat mengurus dirinya sendiri. Tinggi Tony sekitar 158 cm dan sudah hampir sama dengan tinggi saya yang sekitar 162 cm. Samar-samar saya dapat melihat rambut kemaluannya yang tampaknya masih sedikit. Saya betul-betul tercengang melihat semua ini. Kemaluannya memang tidak berukuran besar tetapi melihat demikian kakunya batang anak ini membuat saya tanpa sadar berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yang menonjol kebiruan. Samar-samar saya dapat mendengar napasnya yang terengah. Tony sama sekali tidak menyadari bahwa saya sudah bangun dan melihat kelakuannya dari balik pintu.
Kejadian Tony membelai-belai kemaluannya ini berlangsung terus selama lebih kurang empat-lima menit lamanya. Yang mengagetkan adalah reaksi kewanitaan tubuh saya, ternyata jantung saya terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yang demikian kaku dan berwarna semakin merah, terutama bagian kepalanya. Pandangan saya beralih-alih dari kemaluan wanita telanjang di layar komputer ke batang anak saya sendiri yang terus diusap-usapnya. Gerakan tangannya semakin cepat dan mencengkeram bagian kemaluannya dengan muka yang tampak tegang memandangi layar monitor. Kepala batang yang mengeras itu tampak diremas-remasnya. Astaga .., dari lubang di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Tony dan dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Kini ia juga menekan-nekan dan meremas kantung pelir dan dimainkannya bolanya. Kemaluan itu kini tampak basah dan berkilap. Napas Tony terdengar sangat keras tetapi tertahan-tahan. Saya merasa napsu birahi saya muncul, tubuh saya mulai gemetar dan darah mengalir di dalam tubuh dengan deras. Napas sayapun mulai tak teratur dan saya berusaha agar napas saya tak terdengar oleh Tony.
Apa yang saya lihat selanjutnya membuat saya sangat tergetar. Tubuh Tony tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.
“Eeegh, heeggh .”, Tony mengerang agak keras, dan ya ampun …, yang tidak saya sangka-sangka akhirnya terjadi juga. Dari lubang di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Tony yang saya anggap anak kecil itu memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya tetapi ada juga yang ke lantai dan malah sampai ke keyboard komputer. Tangan Tony mencengkeram kont*l yang memerah itu dan menariknya sekuatnya ke pangkal batang. Ohhh .., kont*l itu tampak kaku, tegang, urat-urat menonjol keluar, mani muncrat keatas. Melihat air mani muncrat seperti itu segera saja saya merasakan lonjakan birahi yang luar biasa di sekujur tubuh saya. mem*k saya terasa menjadi basah dan napas saya menjadi tersengal sengal
Saya berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada semacam perasaan tidak enak dan bersalah yang tumbuh menyaksikan anak saya dan terutama atas reaksi tubuh saya seperti ini. Tony masih terus mengurut-urut batang kont*lnya dan air mani yang tersisa tampak mengalir sedikit-sedikit dari lubang kencing di kepala kont*lnya. Tony melumuri permukaan kont*lnya dengan air mani tadi dan terus menggosok-gosok kont*lnya. Kini kont*l itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Samar-samar saya dapat mencium bau mani yang bertumpahan karena jarak saya dengan Tony sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran.
Tony tampak mulai tenang dan napasnya semakin teratur. kont*l yang berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang dan tampak lega terpuaskan. kont*l itu sekarang tampak terkulai kecil dan lemah berwarna kecoklatan, sangat berbeda dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Tony kemudian berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya.
Seolah-olah ada yang menuntun, saya berjingkat menuju komputer tanpa menimbulkan bunyi. Saya memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yang telah mengundang nafsu anak saya. Tanpa sadar saya menghela napas melihat kemaluannya. Rambut jembutnya berwarna kecoklatan tampak tertata seperti pernah dicukur. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan pada rambut kemaluan saya dan tak pernah terpikirkan untuk melakukannya. Pandangan saya beralih ke tetesan-tetesan mani yang tampak di dekat keyboard. Saya mengusap mani tersebut dengan jari dan entah mengapa saya mencium dan menjilati jari tangan saya yang berleleran dengan mani. Rasanya asin dan baunya terasa lekat, tetapi nafsu birahi saya terbangkit lagi. Saya tidak ingin Tony curiga. Dari layar komputer saya melihat address internetnya adalah ………. (tidak perlu saya sebutkan) dan saya catat saja di dalam hati. Saya berjingkat masuk kamar dan membaringkan tubuh. Tak lama saya dengar Tony kembali ke komputernya dan saya kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yang tadi ia muncratkan. Kemudian saya dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).
Lima belas menit kemudian saya pura-pura baru saja terbangun dan keluar dari kamar. Sikap Tony tampak agak canggung tetapi saya kira ia yakin bahwa kejadian tadi tidak saya ketahui. Saya sendiri bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.
Sejak saat itu saya merasa ada perubahan luar biasa pada diri saya. Sebelumnya saya melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai suatu hal yang rutin saja. Kejadian Tony melakukan onani didepan computer membuat saya menemukan sesuatu yang baru dalam hal soal sex. Sesuatu yang menggairahkan, nafsu birahi yang menggelegak, tetapi sekaligus perasaan dosa, karena ini dibangkitkan oleh kejadian yang dilakukan anak saya sendiri. Apa yang dilakukan anak saya membuat saya shock, tetapi yang juga mengerikan adalah justru anak saya sendiri membangkitkan nafsu birahi saya yang menyala-nyala. Tony yang selalu saya anggap anak masih kecil dan tidak mungkin berhubungan dengan hal hal yang berbau sex dan porno. Selalu terbayang di mata saya wajah Tony dengan napas terengah engah dan muka tegang, kocokan tangannya, batang kont*l yang berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yang menonjol. Air mani yang memuncrat-muncrat dari lubang kont*lnya. Ya Tuhan .. , kont*l itu adalah milik anak saya.
Sejak kejadian itu saya sering terbayang penis Tony yang sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Penis yang kaku itu tidak berukuran besar, menurut saya tidak terlalu panjang dan besar menurut usianya. Tetapi yang tidak dapat saya lupakan adalah warnanya yang kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yang menonjol. Saat itu penis itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Jika mengingat dan membayangkan kejadian itu, birahi saya mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari lubang kemaluan saya.
Hal lain yang memperparah keadaan adalah, sejak hari kejadian itu, saya mulai berkenalan dengan dunia baru yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Saya sudah biasa browsing di Yahoo ataupun yang lain. Tetapi sejak mengenal “Cerita Dewasa” saya mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari sesudah kejadian Tony onani, saya mulai membuka-buka situs “Cerita Dewasa” Tentu saja itu saya lakukan pada saat tidak ada orang di rumah. Pembantu saya, setelah melakukan tugas didalam rumah, biasanya selalu mendekam dikamarnya. Tony belum pulang dari sekolahnya, sedangkan Suami saya masih di kantornya. Saya hanya berdua dengan Sandy yang biasanya lebih senang bermain di kamar tidur.
Saat itulah saya mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa” Saya tidak menyangka ada suatu situs internet menyajikan cerita dan gambar pornografi yang seperti itu. Saya membuka – buka gambar wanita-wanita telanjang yang tampak tidak malu-malu memperagakan bagian kewanitaannya yang seharusnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yang mereka lakukan dengan mempertontonkan bagian tubuhnya yang terlarang.
Pada hari itu saya mulai juga menemukan situs-situs lain yang lebih porno. Ada sekitar 3 jam saya berpindah-pindah dan mempelajari dunia sexual penuh nafsu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Laki-laki dan perempuan bersetubuh dengan berbagai macam cara yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dan yang tidak pernah saya praktekkan sebelumnya dengan suami. Ada perempuan yang menghisap penis berukuran sangat besar (kelihatannya lebih besar dari penis suami saya) hingga penis itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat sampai membasahi wajahnya, berleleran, dan bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.
Sejak saat itu setiap hari saya menjelajahi internet. Saya mempelajari semua bentuk sex yang ada di situs-situs itu. Penis orang negro yang hitam legam dan panjang agak mengerikan bagi saya, tetapi juga membangkitkan birahi saya. Membayangkan penis hitam panjang itu menembus kemaluan wanita, panas dingin saya membayangkannya. Yang betul-betul baru buat saya adalah anal-sex. Saya meraba-raba dubur saya dan berpikir apakah tidak menyakitkan. Tetapi wanita-wanita dengan lubang dubur yang menganga dan tertembus penis itu tampaknya terlihat nikmat nikmat saja.
Tetapi yang paling membangkitkan birahi saya adalah persetubuhan orang Jepang. Mungkin karena mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Dan mungkin ada kesan surprise juga bagi saya, bahwa orang-orang Jepang yang tampak sopan itu dapat begitu bernafsu di dalam sex. Saya memang bukan orang keturunan Chinese, tetapi kulit saya cukup putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi saya melihat semacam ada kesamaan antara diri saya dengan wanita Jepang itu walau tentunya kulit saya tidak seputih mereka. Yang agak surprise adalah rambut kemaluan wanita wanita Jepang yang cenderung hitam lebat, tidak dicukur seperti kebanyakan orang kulit putih. Wanita Jepang juga memiliki kulit kemaluan, bibir-bibir mem*k yang berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan saya sendiri (Ya Allah, saya sampai menuliskan hal-hal seperti ini, ampun ya Allah).
Saya juga mendapatkan suatu situs (kalau tidak salah dari ……..com) di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap penis hingga muncrat dan air mani yang sangat banyak berleleran di mukanya yang berkulit putih. Saya selalu panas dingin melihat itu, dan tanpa sadar saya membayangkan lagi penis kecil Tony yang tegang dan memuncratkan air maninya.
Kehidupan sex internet yang paling memabukkan saya adalah cerita-cerita nafsu di “Cerita Dewasa” dan melebihi segala suguhan gambar sex yang ada. Saya sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tidak saya sangka bahwa kehidupan sex orang-orang Indonesia dapat seliar dan juga seindah itu. Yang paling merangsang dan membuat saya agak histeris adalah cerita sex antara orang yang masih sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, atau malah antara anak dan mertua. Mungkin ini karena perasaan saya terhadap Tony anak saya. Di situs lain, saya pernah membaca cerita sexual antara anak dengan ibunya. Saya sampai menangis membaca cerita itu, tetapi juga sekaligus merasakan birahi yang luar biasa. Ini tidak berarti bahwa saya berniat menyetubuhi anak saya sendiri, saya takut atas dosanya. Namun tidak dapat saya pungkiri, bahwa saya terkadang membayangkan kont*l Tony yang sangat kaku itu masuk ke dalam mem*k saya. Saya selalu mohon ampun di tiap doa dan sembahyang, tetapi pada saat sama saya juga tak berdaya. Saya mulai membayangkan laki-laki dari keluarga dekat saya, ipar-ipar saya. Saya kira kejadian berikutnya yang akan saya ceritakan adalah takdir yang tidak dapat saya hindarkan. Saya begitu lemah dari godaan setan dan sangat menikmati apa yang saya perbuat.
Kejadian itu adalah pada sore hari sekitar jam setengah empat, beberapa minggu setelah kejadian saya memergoki Tony beronani, kalau tidak salah dua atau tiga hari menjelang bulan puasa Ramadhan. Saya baru saja selesai Ashar. Sebelumnya saya baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” Dengan shalat saya merasa agak tenang. Pada saat shalat itu akan selesai, saya mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu harus menunggu saya selesai.
Sesudah selesai shalat saya intip dari dalam, ternyata dia adalah Budi. Ia adalah suami dari ipar (adik suami) saya. Saya sangat dekat dengan Dian, istri Budi. Saya juga mempunyai hubungan baik dengan Budi. Ia berumur kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih dan kuakui lebih tampan dari suami saya. Perawakannya tidak tinggi, hanya sekitar 164 cm, hampir sama dengan tinggi saya. Dia bekerja di instansi yang sama dengan suami saya (mungkin hasil kkn ya ?)
Melihat Budi di luar saya jadi agak terburu-buru. Biasanya saya menemui orang yang bukan suami dan anak (atau wanita) selalu dengan mengenakan pakaian wanita rapi dan tertutup rapat. Karena terburu-buru dan tanpa saya sadari, saya hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan pendek dengan kancing-kancing di depan. Untung saya masih sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, bukan jilbab, tetapi seperti selendang tradisional yang diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut. Leher saya terbuka dan telinga saya terlihat jelas. Apa boleh buat saya tidak dapat membiarkan Budi menunggu saya didepan rumah terlalu lama.
Saya membuka pintu. Budi tersenyum melihat saya walaupun saya tahu dia agak heran melihat saya tidak berpakaian seperti biasanya.
“Apa kabar kak Win”, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian, untuk Sandy “.
“Eh, ayo masuk Bud, baru dari kantor ya ?”, dan saya persilakan dia masuk.
Saya lalu mengambil barang yang dibawa Budi dan meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tidak jauh dari meja komputer. Ruang tengah berhubungan langsung tanpa pembatas dengan ruang tamu di bagian depan dan dapur di bagian kiri. Dapur dapat terlihat jelas dari ruang tamu.
Sambil duduk di sofa ruang tamu, Budi mengatakan “Saya tadi ketemu kak Kamal di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”. Kamal adalah suami saya. “Mana anak-anak, Win ?”, kata Budi lagi.
“Tony sedang main ke rumah teman dari siang tadi dan katanya mungkin baru pulang agak malam” kata saya. Tiba-tiba saya menyadari bahwa kami hanya berdua saja. Terus terang, Budi dan Dian adalah kerabat yang paling saya sukai karena perangai mereka berdua yang sopan dan terbuka.
Saya duduk di sofa di seberang agak ke samping dari kursi sofa yang diduduki Budi. Pada saat saya mulai duduk saya baru menyadari agak sulit untuk duduk dengan rapi dan tertutup dengan pakaian yang saya kenakan. Posisi alas duduk sofa cukup rendah sehingga pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat. Jadi bagian bawah paha saya agak terangkat sedikit dan agak sulit tertutup sempurna dengan pakaian seperti yang saya kenakan dan pada saat duduk ujung pakaian tertarik sedikit ke atas lutut. Budi tampak agak terkesiap melihat saya. Sekilas ia melirik ke lutut dan paha saya yang memang putih dan tidak pernah kena sinar matahari (saya selalu berpakaian muslim ke luar rumah). Saya agak malu dan canggung (saya kira Budi juga tampak agak canggung). Tetapi kami sudah bukan remaja lagi dan dapat menguasai diri.
“Apa kabar Dian, Bud”, tanya saya.
“Dian beberapa hari ini kurang sehat, kira-kira sudah semingguan lah”, kata Budi.
“Bagaimana Tony, Win ?, apa enggak ada pelajaran yang tertinggal ?”, Budi balik bertanya.
“Yah, si Tony sudah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan bagus”, say` jawab.
Tiba-tiba Budi bilang ” Wah, kayak-kayaknya Tony semakin getol main komputernya yah Win, kan sudah hampir SMA”. Deg perasaan saya, semua pengalaman internet jadi terbayang kembali. Terutama terbayang pada Tony saat ia beronani di depan komputernya.
“Eh, kenapa kak Win, koq kaya seperti orang bingung sih ?”, Budi melihat perubahan sikap saya.
“Ah, tidak apa-apa kok. Tapi si Tony memang sering sekali main komputer.” kata saya. Saya mendadak merasakan keberduaan yang mendalam di ruangan itu. Saya merasa semakin canggung dan ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu saya menawarkan minum pada Budi, “Wah lupa, kamu mau minum apa Bud ?”.
“Kalau tidak merepotkan, saya minta kopi saja deh”, kata Budi. Saya tahu, Budi memang paling suka minum kopi.
Saya bangkit berdiri dari sofa. Tanpa saya sengaja, paha dan kaki saya sedikit terbuka pada saat saya bangun berdiri. Walaupun sekilas, saya melihat pandangan mata Budi melirik lagi ke paha saya, dan tampak agak gugup. Apakah dia sempat melihat bagian dalam paha saya, pikir saya di dalam hati.
“Tunggu sebentar ya..”, kata saya ke Budi. Sebelum membuat kopi untuk Budi, saya ke kamar tidur dulu untuk menengok Sandy. Sambil menuju ke kamar saya melirik sebentar ke arah Budi. Budi tampak tertunduk tetapi tampak ia mencuri pandang ke arah saya.
Saya tersadar bahwa penampilan pakaian saya yang tidak biasanya telah menarik perhatiannya. Terutama sekali mungkin karena posisi duduk saya tadi yang sedikit menyingkap bagian bawah pakaian saya. Saya yang terbiasa berpakaian muslim tertutup rapat, ternyata dengan pakaian seperti ini, yang sebenarnya masih terbilang sopan, telah mengganggu dan menggugah (sepertinya) perhatian Budi. Menyadari ini saya merasa berdebar-debar kembali, dan tubuh saya terasa seperti dialiri perasaan hangat.
Anak saya Sandy masih tertidur nyenyak dengan damainya. Tanpa sengaja saya melihat cermin lemari pakaian dan menyaksikan penampilan saya di kaca yang membuat saya terkesiap. Ternyata pakaian yang saya kenakan tidak dapat menyembunyikan pola pakaian dalam (bra dan celana dalam) yang saya kenakan. Celana dalam yang saya pakai terbuat dari bahan (agak tipis) berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam. Karena pakaian yang saya kenakan berwarna putih dan terbuat dari bahan yang agak halus maka celana dalam dan bh tadi tampak terbayang dari luar. Ya ampun ., saya tidak menyadari, dan tentunya Budi dapat melihat dengan leluasa. Saya menjadi merasa agak jengah. Tetapi entah mengapa ada perasaan lain yang muncul, saya merasa sexy dan ada perasaan puas bahwa Budi memperhatikan penampilan saya yang sudah cukup umur ini. Tubuh saya tampak masih ramping dengan kulit yang putih. Kecuali bagian perut saya tampak ada sedikit berlemak. Budi yang saya anggap sopan dan ramah itu ternyata memperhatikan tubuh dan penampilan saya yang sebetulnya sudah tidak muda lagi. Saya merasa nakal dan tiba-tiba perasaan birahi itu muncul sedikit demi sedikit. Bayang-bayang persetubuhan dan sex di internet melingkupi saya. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yang harus dilakukan.
Saya jadi tidak bisa berpikir lurus. Saya berusaha menenangkan diri tetapi tidak berhasil. Akhirnya saya putuskan, saya akan melakukan sedikit permainan, dan kita lihat saja apa nanti yang akan terjadi. Saya merasa jatuh ke dalam takdir. Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, dan tangan agak gemetar, saya membuka kancing baju saya yang paling bawah. Bagian bawah dari baju saya sekarang tersibak hingga 15 cm di atas lutut. Mungkin bukan seberapa, tetapi bagi saya sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenakalan birahi. Satu lagi kancing baju yang paling atas saya buka sehingga bagian atas yang mulai menggunduk dari susu saya mulai terlihat. Payudara saya tidak besar, berukuran sedang-sedang saja. Sambil berdebar-debar saya keluar kamar menuju dapur.
“Wah maaf ya Bud, agak lama, sekarang saya buat dulu kopinya.” kata saya. Saya dapat merasakan Budi memandang saya dengan perhatian yang lebih walaupun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, tetapi lagi-lagi pandangannya menyambar bagian bawah tubuh saya. Saya tahu bahwa untuk setiap langkah saya, pakaian bawah saya tersibak, sehingga ia dapat melihat bagian paha saya yang mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Saya merasa sangat sexy dan nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu saya tidak ingat lagi akan suami dan anak. Pikiran saya sudah mulai diselimuti oleh nafsu berahi.
Saya berpikir untuk menggoda Budi. Saya membuka lemari dapur dan membungkuk untuk mengambil tempat kopi dan gula. Saya sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju saya bagian belakang tertarik ke atas sekitar 20 cm di atas lipatan lutut dan celana dalam tercetak pada baju karena ketatnya. Saya dapat merasakan Budi memandangi tubuh saya terutama pantat dan paha saya. Kepuasan melanda saya yang dapat menarik perhatian Budi. Saya merasa Budi selalu melirik-lirik saya ke dapur selama saya menyiapkan kopi.
Secangkir kopi yang masih panas saya bawa ke ruang tamu. Tepat di depan sofa ada meja pendek untuk meletakkan penganan kecil atau pun minuman. Saya berjongkok persis di seberang Budi untuk meletakkan kopi. Saya berjongkok dengan satu lutut di lantai sehingga posisi kaki agak terbuka. Samar-samar saya mendengar Budi mendesis. Sambil meletakkan kopi saya lirik dia, dan ternyata ia mencuri pandang ke arah paha-paha saya. Saya yakin ia dapat melihat nyaris ke pangkal paha saya yang tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu saya ajak dia ngobrol.
“Ayo di minum kopinya Bud, nanti keburu dingin”, kata saya.
“Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Budi sambil mengambil kopi yang memang masih panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah bagian dalam paha saya.
“Apa tidak berbahaya terlalu banyak minum kopi, nanti ginjalnya kena”, tanya saya untuk mengisi pembicaraan.
“Memang sih, tetapi saya sudah kebiasaan”, kata Budi. Sekitar tiga menitan saya ngobrol dengan Budi membicarakan masalah kopi, sambil tetap menjaga posisi saya. Saya lihat Budi mulai gelisah dan mukanya agak pucat. Apakah ia terangsang, tanya saya dalam hati.
Saya kemudian bangkit dan duduk di sofa di tempat semula saya duduk. Saya duduk dengan menyilangkan kaki dan menumpangkan paha yang satu ke atas paha yang lain. Saya melihat lagi Budi sekilas melirik ke bagian tubuh saya .
“Hemmhhh ..”, saya mendengar Budi menghela napas. Bagian bawah baju saya tertarik jauh ke atas hingga setengah paha, dan saya yakin Budi dapat melihat paha saya yang terangkat (di atas paha yang lain) hingga dekat ke pantat saya.
Kami terdiam beberapa saat. Secara perlahan saya merasakan mem*k saya mulai berdenyut. Suasana ini membuat saya mulai terangsang. Pandangan saya tanpa terasa menyaksikan sesuatu yang mengguncang dada. Saya melihat mulai ada tonjolan di celana Budi di bagian dekat pangkal paha. Dada saya berdebar-debar dan darah terasa mendesir. Saya tidak sanggup mengalihkan pandangan saya dari paha Budi. Astaga, tonjolan itu semakin nyata dan membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membuat saya mengejang. Saya merasa malu tetapi juga dicengkeram perasaan birahi. Muka saya terasa memerah. Saya yakin Budi pasti menyaksikan saya memandangi tonjolan kont*lnya.
Untuk memecahkan suasana diam saya berusaha mencari omongan. Sebelumnya saya agak menyandar pada sofa dan menurunkan kaki saya dari kaki yang lain. Sekarang saya duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Bagian bawah baju saya tertarik ke atas.
“Ehhheeehh”, terdengar desah Budi. Kini ia dapat melirik dan menyaksikan dengan leluasa kedua belah paha saya hingga bagian atas. Sebagai seorang ibu yang sudah beranak, paha saya cukup berisi dengan sedikit lemak dan berwarna putih. Budi seolah tidak dapat mengalihkan pandangannya dari paha saya. Ohhhh .., saya lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Saya merasakan nafsu yang menggejolak dan pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.
“Eh .. Bud, kenapa kamu? Kamu kok kayaknya pucat lho”, astaga suara saya terdengar gemetar.
“Ah.., kak Win .., enggak … apa-apa kok”, suara Budi terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah dan tampak pucat.
“Itu kok ada tonjolan, memangnya kamu kenapa?”, kata saya sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, saya malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu saya mengalahkan semua pikiran normal.
“Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan kak WIN beda sekali dengan biasanya” kata Budi jujur sambil terbata-bata. Saya paksakan diri untuk mengatakan.
“Apa Budi tertarik . terangsang .. melihat kak Win?”.
“Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan kak Win .. eh . tidak biasanya. Kak Win mesti sudah bisa lihat kalau saya terangsang. Kita kan sudah bukan anak kecil lagi” kata Budi.
Tiba-tiba saja Budi berdiri dan duduk di sebelah saya.
“Kak Win, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tidak sanggup menahan perasaan. Kak Win jangan marah … ” begitu saja meluncur kata-kata itu dari Budi. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan dan sopan. Saya terlongong-longong saja mendengar kata – katanya..
“Ahh .. Bud .”, hanya itu kata yang terucap dari mulut saya. Dengan beraninya Budi mulai memegang tangan kanan saya dan mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan saya dan diciumi dengan lembut. Dan yang menggairahkan saya, jari-jari tangan saya dijilat dan dihisapnya. Saya terbuai dan terangsang oleh perbuatannya. Tiba-tiba saja diletakkannya tangan saya tepat di atas kont*lnya yang menonjol. Tangan saya terasa mengejang menyentuh benda yang keras dan liat tersebut. Terasa kont*l Budi bergerak-gerak menggeliat akibat sentuhan dan remasan tangan saya.
“Eehhmm.” Budi mendesah. Tanpa terasa saya mulai meremas-remas tonjolan itu, dan kont*l batang Budi terasa semakin bergerak-gerak.
“Oooh kak Win, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Budi mengerang.
“Eeehhh . jangan terlalu keras kak meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tidak kuat nahannya”, bisik Budi dengan suara gemetar.
Budi mulai membelai kepala saya dengan kedua tangannya. “Kak Win lehernya putih sekali”, katanya lagi. Saya merasa senang mendengar ucapannya. Dibelainya rambut saya dengan lembut sambil menatap muka saya. Saya bergetar memandang tatapannya dan tidak mampu melawan pandangannya. Budi mulai menciumi pipi saya. Dikecupnya kedua mata saya mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung saya ke bibir saya berlama-lama bergantian. Saat itu tidak hanya birahi yang melanda saya .. tetapi juga perasaan sayang yang muncul.
Ditempelkannya bibirnya ke bibir saya dan digesek-gesekkan. Rasa geli dan panas terasa menjalar merambat dari bibir saya ke seluruh tubuh dan bermuara ke daerah selangkangan. Saya benar-benar terbuai. Saya tidak lagi mengusap-usap kont*lnya dari balik celana, tetapi kedua lengan saya sudah melingkari lehernya tanpa sadar. Mata saya terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut saya dan dijulurkannya menyentuh ujung lidah saya. Dijilatinya lidah saya dengan lidahnya. “Eenggghh ..” Tanpa sadar saya menjulurkan lidah saya juga. Kini kami saling menjilat dan napas saya tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut saya. Air ludah saya yang mengalir dijilati oleh Budi. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah dan daerah bibir saya.
“Aaauungghh .. ooohhhh…”, saya mulai mengerang-erang. Napas Budi juga terdengar memburu, “Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah. Muka kami sekarang berlepotan ludah, bau ludah tercium tetapi sangat saya nikmati. Dikenyot-kenyotnya lidah saya kini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut saya. Saya membuka mulut saya selebar-lebarnya untuk memudahkan Budi. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah saya. Saya tidak menyangka, laki-laki yang sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher saya. Sekali-kali leher saya digigit-gigit. Ohhh .., alangkah nikmatnya, saya sangat menikmati yang ia lakukan pada saya.
Tiba-tiba Budi menghentikan aktivitasnya, “Kak Win, pakaiannya saya buka yaahh”. Tanpa menunggu jawaban saya, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju saya. Sekarang saya tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH dan celana dalam saja beralaskan baju yang sudah terlepas.
“Indah sekali badan kak Win. Putih sekali”, katanya. Diusap-usapnya perut saya.
“Ahh, kak Win sudah tua dan tidak langsing lagi kok Bud”, kata saya agak sedikit malu, karena perut saya sudah agak gemuk dan mulai membusung dengan adanya lemak-lemak. Tetapi Budi tampak tidak perduli. Diciumnya lembut perut saya dan dijilatnya sedikit pusar saya. Rasa geli dan nikmat menjalar dari pusar dan kembali bermuara di daerah kemaluan saya.
Budi mengalihkan perhatiannya ke susu saya. Diusap-usapnya susu saya dari balik BH. Perasaan geli tetapi nyaman terasa pada susu saya. Tanpa diminta saya buka BH saya. Kini kedua susu saya terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada saya dengan muka serius. Susu saya tidaklah besar dan kini sudah agak menggantung dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua susu saya. Merinding nikmat terasa susu saya. Semakin lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua susu saya. Saya mengerang-erang menahan rasa nikmat ini. Kini dijilatinya pentil susu yang sebelah kanan. Tidak puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas susu. Saya tidak dapat menahan nikmat dan tanpa terasa tubuh saya menggeliat-geliat liar. Cairan terasa merembes keluar mem*k saya dan membasahi celana dalam yang saya kenakan. Kini Budi berpindah ke susu dan pentil saya yang sebelah kiri dan melakukan hal yang sama. Dikenyutnya pentil saya sambil digigit-gigit, dan diremas-remasnya pula kedua susu saya. Perasaan nikmat membakar susu saya dan semakin lama rasa nikmat itu menjalar ke lubang mem*k saya. mem*k saya terasa basah kuyup oleh cairan yang keluar. Saya mengerang-erang dan mengaduh-aduh menahan nikmat, “Oooohh Buuuud..”.
Tangan Budi sekarang menjalar ke bagian celana dalam saya. “Ahhh, kak Win celananya sudah basah sekali”, kata Budi. “Enghh, iya Buud.., kak Win sudah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata saya. Tepat di bagian depan mem*k saya, jari-jarinya membelai-belai bibir mem*k melalui celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yang luar biasa menerjang mem*k saya. Saya tidak dapat menahan rasa nikmat ini, dan mengerang -erang.
Kemudian Budi menarik dan melepas celana saya. Kini saya tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali.
“Ohh, indah sekali”, kata Budi. Diusap-usapnya rambut jembut saya yang hitam lebat.
“Lebat sekali kak, sangat merangsang”, kata Budi. Dibukanya kedua belah paha saya, dan didorong hingga lutut saya menempel di perut dan dada. Bibir-bibir mem*k saya kini terbuka lebar dan dapat saya rasakan lubang mem*k saya terbuka. Saya merasa ada cairan merembes keluar dari dalam lubang mem*k. Saya sudah sangat terangsang. Tiba-tiba saja Budi berlutut di lantai dan ohhhhh, diciumnya mem*k saya.
“Ahh, jangan Bud, malu…, di situ kan bau”, kata saya kagok.
“Bau nikmat kak”, kata Budi tidak perduli. Dijilatinya mem*k saya. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya menikmati yang dia lakukan. Dijilatinya kelentit saya, dan sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke lubang mem*k yang sudah sangat basah itu. Ujung lidah Budi keluar masuk lubang kenikmatan saya, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti. Tangan Budi meremas-remas susu saya dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah dan mulutnya di mem*k saya. Kenikmatan semakin memuncak di mem*k saya, dan terasa menembus masuk hingga ke perut dan otak saya. Saya tidak mampu lagi menahannya. Kedua kaki saya mengejang-ngejang, saya menjepit kepala Budi dengan tangan dan saya tarik sekuat-kuatnya ke mem*k saya. Saya gosok-gosokkan mukanya ke mem*k saya. “Oooh, Buuud, kak Win keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” saya menjerit dan mengerang tanpa saya tahan lagi.
Rasa nikmat yang tajam seolah menusuk-nusuk mem*k dan menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, dan tubuh saya terasa mengejang beberapa sa`t. Sesudah kenikmatan itu lewat, tubuh saya terasa lemah tetapi lega dan ringan. Kaki saya terjuntai lemah. Budi sudah berdiri. Ia kini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah dan dilepas bersama dengan celana dalamnya.
Oohhhhh, tampak pemandangan yang luar biasa. Budi ternyata memiliki kont*l yang besar, tidak sesuai dengan badannya yang sedang-sedang ukurannya. kont*l itu berwarna coklat kemerahan. Suami saya bertubuh lebih besar dari Budi, tetapi kont*l Budi ternyata luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok kont*l itu yang berdiri kaku dan terlihat mengkedut – kedut. Kepala kont*lnya tampak basah karena cairan dari lubang kencingnya. Tanpa saya sadari, tangan saya menjulur maju dan membelai kont*l itu. Ogghhh besarnya, dan alangkah kerasnya. Saya remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, saya peras-peras kepalanya. Budi mengejang-ngejang dan keluar cairan bening menetes-netes dari lubang di kepala kont*lnya.
“Ahhhhh, jangan kak Win, saya nggak tahan, nanti saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.
“Saya mau keluarkan di dalam mem*k kak Win saja, boleh yahhh Kak ?”, kata Budi lagi.
“Ahh, iya, Buud .., cepetan masukin ke mem*k kak Win, ayoohh”, kata saya. kont*l yang keras itu saya tarik dan tempelkan persis di depan lubang mem*k saya yang basah kuyup oleh cairan mem*k dan ludah Budi. Tidak sabar saya rangkul pantat Budi, saya jepit pula dengan kedua kaki saya, dan saya paksa tekan pinggulnya. Ahhhhh, lubang mem*k saya terasa terdesak oleh benda yang sangat besar, ohhhh dinding-dinding mem*k saya terasa meregang. Kenikmatan mendera mem*k saya kembali. kont*l itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar lubang mem*k saya sudah tercapai, tetapi kont*l itu masih lebih panjang lagi. Belum pernah saya merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Saya hanya tergolek menikmati kebesaran kont*l itu. Budi mulai meremas-remas susu saya dengan kedua tangannya. Tiba-tiba kont*l itu mengenjot mem*k saya keluar masuk dengan cepatnya. Saya tidak mampu menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara kont*l itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat dan bertenaga oleh Budi.
“Aduuuhh, Buud, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Saya merengek-rengek karena nikmatnya.
“Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar kaak ..”, kata Budi. Kocokannya semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang. “Ahhhuuuggh, saya keluar kaaaak .”, erang Budi tertahan-tahan. kont*l Budi terbernam sedalam-dalamnya. Crut .. cruutt . crutt, saya merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam mem*k saya seolah tanpa henti. Budi memeluk saya erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam mem*kku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada sekitar satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk saya.
Sesudah itu Budi menghela napas panjang. ‌Saya tidak tahu apakah saya menyesal atau tidak, … tapi yang tadi sangat nikmat. Terima kasih kak Win”. Diciuminya muka saya. Saya tidak dapat berkata apa-apa. Air mata saya menetes keluar. Saya sangat menyesali yang telah terjadi, tetapi saya juga menikmatinya sangat mendalam. Saat itu saya juga merasakan penyesalan Budi. Saya tahu ia sangat menyayangi Dian istrinya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.
Sejak kejadian itu, kami hanya pernah mengulangi berzina satu kali. Itu kami lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan puasa, pada malam hari. Yang kedua itu kami melakukannya juga dengan menggebu-gebu. Sejak itu kami tidak pernah melakukannya lagi hingga kini. Kami masih sering bertemu, dan berpandangan penuh arti. Tetapi kami tidak pernah sungguh-sungguh untuk mencari kesempatan melakukannya. Budi sangat sibuk dan saya harus mengurusi Ilham yang masih kecil.
Saya masih terus didera nafsu sex setiap hari. Saya masih terus bermain dengan internet dan menjelajahi dunia sex internet. Saya terus berusaha menekan birahi, tetapi saya merasa tidak mampu. Mungkin suatu saat saya nanti saya akan melakukannya lagi dengan Budi, dengan segala dosa yang menyertai.

Cerita Porno “Ngentot Dengan Tante Dewi”| Cewek Cantik Dan Manis Bugil | Cewek Cantik Doyan Ngentot | Cewek Bugil Masih Perawan | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Hari ini Dewi menerima telepon dari suaminya yang baru saja kembali di Jakarta. Dari airport suaminya langsung menuju ke kantor, dalam perjalanan menuju ke kantor, ia menelepon Dewi memberitahukan bahwa ia sudah berada di Jakarta dan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya, ia menjelaskan kepada istrinya bahwa kepulangannya memang mendadak karena ada pertemuan dengan kliennya di Jakarta. Dewi pun hanya mengiyakan saja tanpa memberikan komentar apapun, batinnya berkata ada di Jakarta ataupun tidak ada di Jakarta tidak ada pengaruhnya untuk dia, karena selama ini suaminya tidak pernah memberikan nafkah bathin untuknya, ia selalu mendapatkan nafkah bathin dari orang lain, jadi kalau suaminya di Jakarta malah membuat sulit Dewi untuk melakukan aktivitas seksnya. Rencana Dewi hari ini untuk menikmati batang kemaluan kenalan barunya menjadi batal karena telepon suaminya tadi, sementara ia merasakan lubang vaginanya sudah gatal ingin digaruk oleh penis lelaki lain, tapi apa daya suaminya ada di Jakarta, Dewi takut saat dia melakukan persetubuhan dengan kenalan barunya dan saat itu juga suaminya menelpon atau suaminya pulang lebih awal, bisa kacau nanti semuanya. Akhirnya Dewi membatalkan rencananya untuk pergi keluar pada hari ini, hatinya berkata biarlah akan kutunggu sampai suaminya pergi keluar kota lagi, baru kupuaskan dahaga bathinku ini. Siangnya Dewi betul-betul gelisah, dia betul-betul ingin sekali merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki, karena menahan desakan hasrat birahinya, kedua pipinya memerah. Dewi saat itu sedang duduk santai di ruang keluarga menonton TV tanpa sadar tangannya mulai mengusap-usap bibir vaginanya dari balik CDnya, saat itu Dewi mengenakan baju model baby doll, roknya sedikit terangkat sehingga CD putihnya terlihat dan pahanya yang putih mulus pun terlihat dengan jelas, Dewi yang sedang asyik masyuk tidak menyadari hal itu, yang ada dalam pikirannya sekarang adalah batang kemaluan lelaki yang tegang dan besar. Usapan tangannya di kelentitnya membuat vaginanya mulai basah, Dewi mulai mendesah perlahan, menikmati belaian lembut tangannya di kelentit dan dibibir vaginanya, tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH silih berganti diremas-remas oleh tangan kirinya, ia membayangkan selingkuhannya sedang meremas-remas kedua payudaranya silih berganti dan ia juga membayangkan saat itu juga sedang dijilati kelentit dan vaginanya, vaginanya semakin basah, hasrat birahinya semakin memuncak. Ruangan keluarga itu letaknya cukup berjauhan dengan dapur dan ruang makan, jika sedang berada di dapur atau di ruang makan kegiatan apapun yang terjadi di ruang keluarga tidak akan terlihat dari dapur atau ruang makan, begitu pula sebaliknya, dan para pembantunya bila sudah selesai bebenah di ruangan keluarga atau di ruangan lainnya, mereka akan berkumpul di ruangan mereka. Ruangan itu terletak dekat dengan kamar mereka yaitu dekat dengan garasi mobil, jadi kegiatan Dewi saat ini tidak ada satu orang pun yang melihatnya. Gejolak birahi Dewi semakin meningkat, desahannya semakin sering terdengar, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH sudah tidak tertutup apa-apa lagi, kedua putingnya sudah mengeras dan mencuat keluar, CDnya sudah melorot sampai paha, dan terlihat jari tengah tangan kanannya sudah berada dalam jepitan vaginanya, dan terlihat jari tengahnya sedang keluar masuk di lubang vaginanya, terlihat pantatnya naik-turun dari kursinya seiring dengan keluar masuk jari tengahnya. Dewi yang sedang berusaha keras untuk mencapai puncak birahinya tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang menyaksikan aksinya. Kedua bola mata yang menyaksikan tingkah Dewi itu terbelalak, jantungnya berdegup kencang nafasnya memburu, pemandangan yang disaksikan oleh pemilik kedua bola mata itu, yang dalam mimpinyapun tidak pernah terbayangkan olehnya. Kedua payudara Dewi yang setengah terbuka dan kelihatan kedua putingnya dan sedang diremas-remas bergantian oleh tangan kirinya, kemudian di bawah ia melihat belahan bibir vagina Dewi yang kadang terlihat dan kadang tidak terlihat karena jari tengah tangan kanan Dewi sedang keluar masuk di lubang vaginanya itu, semua itu membuat si empunya mata tersebut berkali-kali menelan ludah, seumur hidupnya belum pernah ia menyaksikan pemandangan indah seperti ini.

Si empunya mata merasakan penisnya mulai mengeras melihat semua itu, hampir tanpa berkedip kedua matanya tertuju ketubuh Dewi, nafasnya semakin memburu melihat ulah Dewi, tubuh Dewi terlihat olehnya meregang-regang, penisnya semakin mengeras, terlihat celana pendeknya menggelembung oleh desakan penisnya yang seolah ingin keluar dari sekapan celana pendeknya, pada saat kepala Dewi mendongak ke belakang, kedua matanya yang setengah terpejam menangkap sesosok tubuh si empunya mata tadi. Dewi sungguh kaget sekali karena ada orang yang sedang menyaksikan ulah liarnya tersebut, aksi liar kedua tangannya berhenti seketika. “Ehhh, Pono…addaaaaa…apaaa…sedaang apa kamuuu…,” Dewi berkata dengan terengah-engah, kaget dan jengkel karena puncak birahinya tidak terlampiaskan. “Eeehhh…aaanuuuu…..aaanuuu…bu…,” Pono kaget mendengar teguran Dewi, karena saat itu dirinya sedang asyik melihat aksi nyonyanya tersebut. Biarpun kaget tapi kedua mata Pono tidak melepaskan pandangannya dari tubuh Dewi yang masih agak terbuka, hal ini tidak Dewi sadari karena ia kaget dengan kehadiran Pono di ruangan tersebut, yang hanya Dewi ingat lakukan saat ia berdiri dari kursinya tadi adalah CDnya yang ia benahi, sehingga saat ia berdiri berhadapan dengan Pono kedua payudaranya yang putih mulus itu masih terpampang dengan jelas di hadapan Pono. “Anu..anu apa,” Dewi berkata kepada Pono dengan jengkel, karena malu dan karena gejolak birahinya tidak terlampiaskan. “Eeehhh…ini..ini..,Bu. Sayaa…mau minta uang untuk beli bahan pembersih kolam, yang kita punya sudah habis,” Pono menjawab agak tergagap-gagap, dengan kedua matanya tetap tertuju ke arah payudara Dewi yang seolah-olah menantang ingin diremas. “Pon, apa yang kamu lihat tadi, jangan sampai ada orang lain yang tahu, kalau sampai ada yang tahu, kamu saya pecat,” ancam Dewi, dan saat itu kedua mata Dewi melirik ke arah selangkangan Pono, dan ia melihat tonjolan di celana pendek Pono. Pono betul-betul merasa ketakutan dan merasa bersalah dengan kelakuannya yang melihat tubuh Dewi yang setengah telanjang, tapi kedua matanya tidak pernah beranjak dari payudara Dewi yang menggantung dengan indahnya, payudara Dewi yang putih mulus dihiasi oleh kedua putingnya yang merah muda dan sudah menyembul keluar dan mengeras itu.

Setelah menimbang-nimbang dengan segala kemungkinannya, Dewi pun mengambil keputusan untuk melakukan “quickie sex” dengan Pono, lalu iapun memerintahkan Pono untuk duduk di sofa. Dewi tahu bahwa penis Pono sudah pasti sedang berdiri dengan gagahnya di balik celana pendeknya itu. Hati Dewi mulai ragu antara ingin menikmati sodokan batang kemaluan lelaki dengan takut akan suaminya pulang lebih awal, ia melirik jam dinding yang ada di ruangan tersebut, pukul 13.30 siang, hatinya membatin suaminya tidak mungkin pulang cepat, ia bisa melakukan “quickie sex” dengan Pono untuk meraih puncak kenikmatannya yang terganggu. Akhirnya nafsu birahinya mengalahkan akal sehatnya, Dewi pun mengambil keputusan untuk merasakan batang kemaluan Pono mengaduk-aduk lubang vaginanya. “Iyyaaa…Bu..saya sumpah tidak akan cerita ke orang lain,” jawab Pono ketakutan. “Duduk, kamu,” perintah Dewi. Pono menuruti perintah Dewi untuk duduk, iapun duduk di sofa yang ditunjuk oleh Dewi, dengan hati penuh kebingungan dan dengan tatapan mata yang tidak pernah terlepas dari payudara Dewi. “Ingat kamu jangan cerita kepada siapapun, cukup hanya kita berdua yang tahu masalah ini, hhhmmm ..,” ancam Dewi kembali sambil berjalan menghampiri yang sudah duduk di sofa, tanpa membuang waktu Dewipun mulai menurunkan celana pendek Pono sampai ke lutut. Batang kemaluan Pono yang sudah tegang terangguk-angguk saat celana pendeknya terlepas, ternyata Pono pada saat itu tidak mengenakan CD, Dewi kaget karena ia tidak menyangka bahwa Pono tidak mengenakan CD, penisnya yang sudah sangat tegang sekali teracung-acung di hadapannya.

 “Ingat, Pon, apapun yang terjadi kamu jangan cerita kepada siapapun,” kembali Dewi berkata. “Iyaah..bu…saaayyyaaa….jaanji…,” jawab Pono gagap, karena ia kaget akan aksi nyonyanya ini yang membuka celana pendeknya. Ia sendiri bingung, dalam hatinya berkata apa yang dikehendaki oleh nyonyanya ini, karena belum pernah selama ini ada perempuan yang melihat penisnya apalagi dalam keadaan tegang, Pono pun merasa malu karena nyonyanya sudah melihat penisnya yang tegang itu. Tangan kanan Dewi segera meraih batang kemaluan Pono, iapun segera mengangkang di atas pangkuan Pono, sementara tangan kirinya meraih CDnya dan menarik salah satu pinggiran CDnya ke samping, sehingga belahan bibir vaginannya terlihat dengan jelas oleh Pono, Pono yang belum pernah melakukan hubungan badanpun dibuat bingung oleh aksi Dewi, dan saat Dewi mulai mengoles-oleskan kepala penisnya ke bibir vaginanya, Pono merasakan geli yang aneh saat kepala penisnya bersentuhan dengan bibir vagina Dewi, penisnya berdenyut-denyut. Tanpa membuang waktu Dewi segera menyelipkan batang kemaluan tersebut di bibir vaginanya dan ia mulai menekan pantatnya ke bawah dengan perlahan dan batang kemaluan Pono perlahan-lahan menyeruak masuk di lubang vagina Dewi. Ssleeeepppp…..bleeessss….bleeesss…..bleesss… Dengan perlahan-lahan penis Pono mulai melesak masuk di lubang memek Dewi dan akhirnya terbenam seluruhnya, Pono merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ia alami selama ini, rasa geli yang aneh menyelimuti dirinya, saat penisnya terjepit dalam lubang vagina Dewi, Pono merasakan penisnya seperti ada yang meremas-remas. “Ooouuuggghhhh…..,” Dewi melenguh saat lubang memeknya diterobos oleh penisnya Pono. “Eeeeggghhhh……..,” Ponopun mengerang merasakan jepitan lubang vagina Dewi di penisnya.

Dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kepala sofa, Dewi perlahan-lahan mulai bergerak, menaik turunkan pantatnya, kedua payudaranyapun terguncang naik turun seiring dengan naik turun pantatnya. Pono yang masih bingung dengan apa yang terjadi hanya bisa melotot melihat kedua payudara Dewi yang terombang-ambing di hadapan matanya. “Aaagghhh…eenaaakkk…Pon, kaamuuu…jangan melongo..saaaajjaa…ooogghhh… hisap kedduaaa…tetekku… remaaassss….remaaasss…,” Dewi mendesah keenakan. Pono yang mendengar perintah Dewi mulai melakukannya, kedua tangannya mulai meraih payudara Dewi yang sedang terombang-ambing itu, lalu ia meremas kedua payudara tersebut, karena belum pernah ia melakukan hal tersebut, Dewi merasakan remasan tangan Pono di kedua payudaranya agak kasar, tapi sensasi yang ditimbulkan oleh remasan kasar tangan Pono membuatnya merasakan hal baru, gairah birahinya yang sempat tertunda tadi mulai meningkat lagi. Mulut Ponopun mulai bergantian menghisap-hisap kedua payudara Dewi, hisapan-hisapan mulut Ponopun tidak beraturan, Pono betul-betul menghisap tetek Dewi seperti ia menyedot minuman, akibatnya Dewi kembali merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, hisapan-hisapan kuat Pono pada kedua teteknya membuat ia menggelinjang, Dewipun merasakan geli yang aneh di kedua payudaranya tersebut. Pono yang belum pernah melakukan seks ini, merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang belum pernah ia alami selama ini, mulutnya mendesah-desah di tengah kesibukannya menghisap-hisap payudara Dewi, matanya merem melek menikmati jepitan lubang vagina Dewi pada penisnya, Pono merasakan penisnya bergesekan dengan lubang vagina Dewi, ia merasakan geli yang luar biasa, penisnya semakin berdenyut dengan kuat dan semakin menegang, Dewi merasakan penis Pono yang semakin mengeras.

Dewi merasakan penis itu begitu tegang dan keras, dinding lubang vaginanya merasakan kekerasan penisnya Pono tersebut, cairan birahinya semakin banyak bercampur dengan cairan birahi Pono, akibatnya suara berdecak dari pertemuan dua kemaluan merekapun terdengar, menambah semangat Dewi untuk menaik-turunkan pantatnya. Dewi sudah lupa akan kemungkinan suaminya pulang cepat, yang ada sekarang ini Dewi betul menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di vaginanya. Tak lama berselang Pono melenguh keras, penisnya berdenyut dengan keras, penisnya mulai menembakkan air maninya. Crreeeettt….creeettt….creeett……. air mani Pono berhamburan keluar membasahi lubang vagina Dewi. “Ouuuuggghhh….hhhmmmmmhhh…. sssllrrppppp… ssslrrrppp p….hhhmmm…..,” Pono melenguh merasakan letupan-letupan lahar kenikmatannya yang sedang mengalir dari penisnya membasahi vagina Dewi sambil mulutnya tetap menghisap-hisap payudaranya. Dewi merasakan letupan-letupan air mani Pono di dinding vaginanya, ia tahu Pono sudah meraih puncak kenikmatannya, Dewipun semakin gencar menaik turunkan pantatnya, ia merasa takut akan tidak berhasil meraih puncak kenikmatannya, karena penisnya Pono sudah menyemburkan lahar kenikmatan, ia merasa takut bahwa sebentar lagi batang kemaluan Pono akan melemas setelah menyemburkan cairan kenikmatan itu. “Oouuugghh…aaagghhh….ssshhhh..aaagghhh…sssshhhh…aa aaghhhh….. ,” Dewi mendesah keenakan merasakan lesakan batang kemaluan Pono di vaginanya dan merasakan hangat di dinding vaginanya akibat semburan air mani Pono. Pono merasa lemas saat penisnya menyemburkan tetes terakhir cairan kenikmatannya di lubang vagina Dewi, tapi mulutnya masih tetap menghisap-hisap payudara Dewi, penisnya masih berdenyut-denyut. Dewi yang merasakan batang kemaluan Pono tidak menyemburkan cairan kenikmatannya lagi, merasa kaget karena penisnya Pono tidak mengalami perubahan, Dewi merasakan penisnya Pono masih keras dan tegang, biasanya batang kemaluan lelaki perlahan-lahan akan menciut setelah melepaskan cairan kenikmatannya, tapi tidak untuk penisnya Pono, penisnya Pono sudah berhenti mengeluarkan cairan kenikmatan tapi Dewi masih merasakan keras dan tegang. Pono yang berhasil meraih puncak kenikmatannya, dalam sekejap sudah kembali pulih, perlahan-lahan gairah birahinya kembali bangkit, dengan semangat 45 hisapan dan remasan di payudara Dewi semakin gencar, ia hanya merasakan sedikit ngilu di kepala penisnya, tapi lama-lama rasa ngilu itu hilang berganti dengan rasa nikmat.

 Pono memang belum berpengalaman dalam hal bersetubuh, tapi stamina tubuhnya terutama penisnya, betul-betul membuat takjub Dewi. Dewipun semakin gencar menaik-turunkan pantatnya, dari lubang vaginanya perlahan-lahan keluar cairan putih yang bercampur dengan cairan bening, cairan itu keluar seiring dengan keluar masuknya batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, lenguhan-lenguhan nikmat semakin sering terdengar dari mulut Dewi, sementara dari mulut Pono hanya terdengar dengusan-dengusan keenakan karena mulutnya masih sibuk dengan kedua payudara Dewi. Kedua manusia berlainan jenis ini sudah lupa dengan keadaan sekitarnya, yang mereka tahu hanyalah nikmatnya persetubuhan mereka ini, Dewipun sudah tidak perduli akan kemungkinan suaminya pulang lebih cepat, yang ia perdulikan hanyalah meraih puncak kenikmatannya, yang ia perdulikan hanyalah penisnya Pono yang sedang keluar masuk dalam lubang vaginanya. Kedua sosok tubuh mereka sudah basah dengan keringat, nafas keduanya pun terdengar memburu, kedua mata mereka merem-melek menikmati persetubuhan mereka ini, mereka berdua sudah lupa akan status mereka. “Oouughhh, Poonnn….kontolmu betul-betul enaaak….kkoontollmu…keras sekali… oougghh… shhhh….aaahh…sssshh.. aaaahhh…..,” Dewi mengerang keenakan merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, Dewi merasakan batang kemaluan Pono tegang dan keras seperti kayu saja layaknya. “Hhmmm…ssllrrppp….hhhmmmm…ssllrpppp….,” Pono bergumam keenakan sambil mulutnya tetap sibuk menghisap tetek Dewi. Remasan tangan Pono di payudara Dewipun tidak pernah berhenti, tangannya meremas-remas kedua payudara Dewi dengan agak kasar. Dewipun menggelinjang akibat hisapan-hisapan kuat mulut Pono dan remasan-remasan kasar di payudaranya, sensasi yang agak sedikit kasar ini belum pernah dialami oleh Dewi, kedua puting payudaranya semakin mencuat keluar dan keras, Dewi semakin mengerang keenakan dibuatnya. “Oouugghhh…aaaaaagghhh… hiisaaapp…Pooon, hissaaappp…kuaaatt..kuatt… yachhh…aaaghh…ssshhsss…oougghh.,” Dewi mengerang-ngerang merasakan kerasnya hisapan mulut Pono. “Kaaammuuu…pernah melaakukaan ini..Pooonn….” tanya Dewi tanpa menghentikan genjotan pantatnya. “Beeelumm…sssrrrlppp…Bu,…ssslrrpp…,”jawab Pono sambil asyik menghisap tetek Dewi. Tubuh Dewipun berganti posisi dari setengah berjongkok sekarang posisinya duduk di atas pangkuan Pono, sementara gerakkannya yang naik turun sekarang berganti dengan gerakkan maju mudur, kedua tangannyapun tidak berada di sandaran kepala sofa tetapi sekarang kedua tangannya sedang meremas-remas kepala Pono yang sedang asyik bermain di kedua payudaranya. Tali baju Dewi pun sudah terlepas dari kedua pundak Dewi, akibatnya kedua payudaranya sudah tidak terhalang oleh apapun, sehingga kedua tangan Ponopun bebas meremas-remas kedua payudara tersebut. Pono memang baru pertama kali ini melakukan hubungan seks, tapi karena usia Pono yang masih sangat muda sehingga penisnya yang tadi sudah mengeluarkan sperma masih berdiri dengan gagahnya dan siap untuk bertempur kembali, yang kurang dari Pono hanya pengalaman saja, tapi untuk Dewi itu sudah cukup yang penting penisnya Pono keras dan tegang dan bisa mengobrak-abrik lubang vaginanya yang haus akan batang kemaluan lelaki. “Hhhhmmm…ssslrrppp…sssslrrppp…hhmmm….,” Pono masih asyik dengan aksi hisapannya di payudara Dewi, yang satu ia hisap yang satunya ia remas, kedua payudara Dewi bergantian dihisap dan diremas. “Ouuughh…aaaaghhhh…ssshh…eenaaakk…Poon…eennaaakk.. nikmaattt sekali… terus hisaaaapp…reeemaaass….yaachhh…jangan berhentiiii…ouughhh..aaaagghh ….kontooolllmuuu….eenaaakkk…keeraaassss…….,” Dewi merintih-rintih menikmati semua ini. Gerakan maju mundur tubuh Dewi semakin cepat, Dewi merasakan kelentitnya geli-geli enak bergesekan dengan jembut Pono, remasan tangannya di kepala Pono semakin menjadi akibat hisapan dan remasan Pono di kedua payudaranya. Kepala Dewi bergoyang ke kanan dan ke kiri, mulutnya merintih-rintih keenakan, matanya merem melek menikmati sensasi persetubuhan ini. Tak lama berselang gerakan tubuh Dewi mulai tidak beraturan, tubuhnya mulai mengejut-ngejut, nampaknya puncak kenikmatannya akan segera ia rengkuh, tiba-tiba Dewi menekan pantatnya ke belakang seolah-olah ia ingin penisnya Pono masuk dengan biji pelernya di lubang vaginanya, dan… Sssrrrrr……srrrrrrrr…..ssssrrr… Memeknya menyemburkan cairan kenikmatannya, cairan hangat itu menyiram batang kemaluan Pono, Pono merasakan penisnya menjadi hangat oleh siraman cairan kenikmatan Dewi, Pono juga merasakan dinding vagina Dewi seolah meremas-remas penisnya. “OOuuuggggghhh….aakuuu….keluuuarrr…Pooonnn, aaaakuuu…aaagghh..enaakkk nikkmaaat….aaagghhh….,” erang Dewi menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia rengkuh.

 Tubuh Dewi mengejang, gerakannya terhenti, tangannya meremas kepala Pono dengan kuat, nafasnya tersengal-sengal, saat vaginanya meneteskan tetes terakhir dari cairan kenikmatannya, Dewipun melenguh panjang, dinding vaginanya masih berkedut-kedut, yang dirasakan oleh Pono seolah-olah meremas-remas penisnya. Dengan nafas yang masih memburu, Dewipun ambruk di atas pangkuan Pono, Pono hanya bisa diam, dia tidak tahu apa yang harus diperbuat, perlahan-lahan Dewi membuka matanya lalu berkata, “Kamu suudah keluar, Pon,” Tanya Dewi. “Belum, Bu,”jawab Pono polos. “Hhhmmmm kamu termasuk ayam pejantan juga,” Dewi berkata dengan genit. Dengan perlahan-lahan Dewi mulai menggerakkan tubuhnya lagi, pantatnya ia maju mundurkan, sehingga batang kemaluan Pono mulai kembali keluar masuk vagina Dewi. Sebetulnya Dewi sudah merasa puas dengan pencapaian puncak kenikmatannya ini, tapi karena dia tahu bahwa Pono belum berpengalaman, akhirnya ia mengambil keputusan untuk memuaskan penisnya Pono sampai mengeluarkan cairan kenikmatannya lagi. Pono merasakan kembali penisnya keluar masuk vagina Dewi, Dewi bergerak dengan cepat, ia ingin cepat-cepat menuntaskan permainan ini, karena hasrat birahinya sudah terpenuhi dia mulai sedikit khawatir akan kedatangan suaminya, tubuhnya maju mundur dengan cepat, penisnya Ponopun akibatnya keluar masuk dengan sangat cepat, Blleeesssss….sssrrrttt….bleeeessss…ssrtttttt…blees sss….sssrtttt…. Dewi memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, batang kemaluan Ponopun keluar masuk di lubang vagina Dewi seiring dengan gerakan maju mundur, dengan gerakan Dewi yang cepat ini membuat Pono agak kesulitan menghisap payudara Dewi, sehingga yang bisa ia lakukan hanya meremas-remas payudara tersebut, dan suara erangan Ponopun mulai terdengar jelas. “Aaaaghhh….ssshhhh…ooougghh….sssshhh… enaaakk…Bu…eenaaakkk…,” Ponopun mengerang kenikmatan, merasakan jepitan memek Dewi di penisnya. “Ehhmmm…enaak…Pon…aaayoo…keluaaariinn…ceppaat…,” Dewipun mendesah. Tubuh Dewi menghentak-hentak dengan cepat, goyangan pantatnya semakin bertambah cepat, batang kemaluan Pono semakin mengeras jadinya, Dewi merasakan batang kemaluan Pono seperti batang kayu yang dimasukkan ke dalam vaginanya, seluruh dinding vaginanya merasakan kerasnya batang kemaluan Pono tersebut, gairah birahinyapun menanjak dengan cepat. “Ouughh…Poon..Koontooollmmmu…..keeraasssss…seekaal liii…sssshhh…aaaggh nikmaaat betuulll…aaarrggghhh….aaakkuuu…ingin teruuusss…merasakannyaaaa oooohhhhh…..” Dewi merintih-rintih keenakan. “Aaahhh…iiyaaaahh….mmmmmm….eeennaakkk….ooohhh…puny aa….ibuuu..juga enaaaak….,” Pono mengerang nikmat. Dewi sibuk dengan goyangan dan maju mundur pantatnya sementara Pono sibuk dengan kedua belah tangannya yang meremas-remas kuat payudara Dewi. Nafas mereka berduapun terdengar memburu, puncak pendakian kenikmatan mereka sudah mulai di ambang pintu. Gerakan Dewipun semakin menggila dan liar, rintihan-rintihannya semakin terdengar, erangan Ponopun semakin sering terdengar, suara rintihan dan erangan mereka terdengar bergantian, diselingi dengan suara decakan akibat beradunya kedua kemaluan mereka, lubang vagina Dewi semakin banjir, batang kemaluan Ponopun semakin leluasa keluar masuk di lubang vagina Dewi, tanpa hentinya Dewi melenguh-lenguh keenakan.

Tubuh Dewipun mulai bergerak tidak beraturan, tubuh Pono mulai terlihat mengejang, otot-otot di tangannya terlihat, puncak pendakian kenikmatan mereka akhirnya berhasil mereka rengkuh, dengan sekali hentak Dewi menekan dalam-dalam pantatnya. Ccrreeeeetttt….sssssrrrrrrr…ccreeetttt…creeeettttt …ssssrrrrrr….. Kemaluan mereka berdua secara bersamaan menyemprotkan lahar kenikmatan mereka. “Ooouugghhh…akuuu..keluaarrr..lagiiii…aaaagghhh…en aaakkk…nikmaattt…. kamuuu betul…betullll…perkaaassaaa….Pooon,” erang Dewi menikmati puncak pendakian kenikmatannya yang kedua kalinya. “Hhhhhmmm…aaaaahh..ssshh…aaakuuu…jugaa….keluaarrr… Buuu,” Ponopun melenguh keenakan. Tubuh Dewipun ambruk kembali di pangkuan Pono, nafas keduanya terdengar memburu, perlahan-lahan batang kemaluan Pono mulai mengecil dan terlepas dari jepitan memek Dewi. Seiring terlepasnya batang kemaluan Pono dari lubang vagina Dewi kemudian mengalir cairan putih bercampur dengan cairan bening dan jatuh ke paha Pono. Setelah nafas mereka kembali normal, Dewi mengingatkan kembali ke Pono untuk tidak menceritakan kejadian barusan kepada siapapun dan ia juga mengingatkan Pono untuk kapanpun jika ia sedang ingin melakukan hubungan badan, Pono harus siap. Dewi juga menambahkan agar Pono bertingkah seperti biasanya saja, Pono hanya mengiakan kehendak nyonyanya tersebut, Pono berpikir alangkah bodohnya ia bila menceritakan hal tersebut ke orang lain yang bisa berakibat ia tidak dapat menikmati tubuh mulus nyonyanya lagi dan tidak bisa merasakan surga dunia. Ponopun beranjak setelah mengenakan celananya menuju ke kamarnya, sementara Dewipun merapikan pakaian dan CDnya beranjak ke kamarnya, Dewi membersihkan badannya di kamar mandi, setelah selesai mandi Dewi mengambil daster satu tali yang mini, dalamannya ia hanya mengenakan CD saja tanpa BH, dan beranjak keluar kamarnya menuju ke ruangan keluarga dan menonton TV sambil menunggu kedatangan suaminya.

Menikmati tubuh Anak Kost

$
0
0
Kisah dewasa ini bercerita tentang pengalamanku bersetubuh dengan gadis kost. Berikut kisah dewasa selengkapnya. Cerita ini berawal pada saat aku masih di kuliah di Universitas M, kota X.

Pada saat itu, aku masih jomblo karena memang sejak dari SMP aku ga pernah berani mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada cewek, entah kenapa ya??
Nah, pada saat di bangku kuliah lah kemampuanku untuk melihat cewek dan berani mengungkapkan perasaan kami mulai terasah.

Aku kenal dengan seorang cewek yang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas M, sedangkan aku kuliah di fakultas teknik. Kami kenal secara ga sengaja. Perkenalan dimulai waktu Universitas kami mengadakan Kemah bersama. Wuiihhh, rame banget. Kami kenal saat acara bebas.

“Hai…” sapaku ke cewek itu, dan dia balas menjawab “Hai juga.”
“Fakultas Ekonomi ya?” “Kenalkan Rendi.” Aku mencoba untuk tetap PD walaupun sebenarnya sudah mulai ga kuat nahan badan yang panas dingin.

Tak diduga, dia menjawab “Namaku Sherly, kamu dari Fakultas Teknik kan?”. Aku udah sering lihat kamu kok waktu lewat depan gedung Ekonomi.”

“Bagus, berarti tahap perkenalan bisa dilanjut nich!!”, aku berteriak dalam hati.

Selanjutnya, setelah perkenalan itu, kami semakin akrab. Namun, ada hal yang memang masih menjadi penghalangku untuk lebih dekat dan mencoba intim dengan Sherly. Ternyata dia sudah punya gebetan, kebetulan temen dia waktu SMA dulu yang kuliah di Fakultas yang sama. “Aduuuuhhhh!!!” Aku protes dalam hati, mengapa aku baru menemukan sesosok cewek yang okey pada saat dia sudah dimiliki orang lain. FYI, cewek itu berbadan proporsional, dengan tinggi badan sekitar 168 cm, dengan ukuran dada + 36B. Waaaaw… keren banget deh.

Sehingga kami hanya dapat berteman saja. Walaupun begitu, aku sering mencuri – curi melihat dadanya yang ranum dibalik bajunya saat kami bertemu, tanpa diketahui pacarnya tentunya.

Seringkali pula, aku melihat dia melihat sesuatu di balik celanaku, ga tahu tuh, dia lihat apaan, tapi saat aku tanya, dia selalu menjawab celana panjang lo bagus (hihihihihi, jujur ga sich???).

Hingga suatu ketika, saat kami pergi berdua untuk cari makan malam (maklum, kami berdua kebetulan anak kost, dan rumah kost kami lumayan dekat), dia bercerita tentang permintaan pacarnya untuk segera menikah. DHUEEERRRR!!!! Kepalaku terasa berat dan mataku terasa pedih. Pada saat itu pulalah, aku kemudian memberanikan mengungkapkan perasaanku dan mengatakan menyayanginya. Sebenarnya aku menyangka kalau Sherly akan marah dengan keterusteranganku. Tapi, ternyata… dia malah terharu dan juga berkata, “Gue sebenarnya juga sayang sama elo, tapi pacar gue ga mungkin mutus gue.”

Waduh, aku jadi kebingungan, dan sementara terdiam, tapi kemudian Sherly tersenyum dan bilang, “Kita jadi temen mesra aja, dan akses bisa bebas, karena pacar gue juga udah bebas akses badan gue.” Nahhh loooo, hati ku berteriak gembira namun juga agak BT juga. Ternyata tubuhnya sudah ada yang nimbrung.

Tapi sudah lah, aku sanggupi saja permintaan dia, dan mulai saat itu, aku pun bebas mengakses tubuhnya. Pada malam itu pula, kami langsung praktek hehehhe…

Setelah makan malam, kami pun langsung pulang dan aku mampir ke kostnya. Karena kost Sherly sangat bebas akses dan waktu berkunjung ga pernah dibatasi. Kami pun memiliki waktu yang sangat luas. Kami pun langsung masuk ke kamar Sherly, cepat – cepat dia membersihkan diri di kamar mandi, ternyata ada kamar mandi dalamnya.

Setelah dia mandi, aku pun bergantian mandi. Aku bertanya dalam hati, kok ga mandi bareng aja ya? Ahh, paling itu kebiasaan dia aja kali ya?

Setelah kami berdua telah bersih, ternyata dia ga memakai kembali pakainnya. Tapi memakai piyama handuk warna kuning cerah, aduh kaya jeruk aja pikirku . Selanjutnya, aku langsung mendekat ke Sherly dan mulai menciumi wajahnya dan berhenti lama untuk menikmati manisnya bibir Sherly. Wooowww… udah lama aku ingin merasakan bibir ini, ternyata aku bisa!!!

Kami semakin panas, dan secara perlahan aku merasakan tekanan di bagian bawahku, ternyata tangan Sherly udah meraba – raba bagian luar selangkangan ku. Oooohhh… ahhhhh… kami semakin terangsang dan saling meraba, aku mulai meraba dada kanannya di depan piyamanya, aku goyangkan sedikit dan usap usap. Uuuuhhhh, enak… Sherly mulai berkicau… ga berhenti. Supaya ga terlalu mencurigakan, Sherly berhenti sebentar dan menyetel musik Pop Barat, sepertinya lagu kompilasi. Ternyata lagu yang distel justru lebih merangsang libido kami. Tanpa banyak bicara, aku mulai melucuti piyama Sherly, tanpa banyak komentar pun, Sherly membuka kaos dan celana panjangku lalu menyerbu dadaku dan menghisap putingku.. Ahhhh sensasi yang luar biasa, karena memang aku belum pernah merasakan hal ini. Ternyata Sherly sangat berpengalaman, aku pun berpikir apakah dia sudah sering beginian dengan pacarnya? Pikiran macam ini lah yang kemudian memacuku untuk dapat memuaskan nafsunya.

Segera aku pegang dadanya, dan aku usap usap putingnya yang berwarna merah muda. Terus aku usap dan kemudian aku hisap.. slurp slurp slurp dan aku gigit sedikit untuk memberi sensasi kepada Sherly. Uaaaahhhh, dia mengerang, “Terus sayang.. isep terus… enak.. ahhhh.” Saat itu juga aku mulai meraba pangkal pahanya, Sherly masih memakai celana dalam warna merah muda. Dengan penuh keyakinan aku mulai mengelus gundukan yang muncul dibagian bawah celana dalamnya. Dia semakin mengerang… dan aku terus meraba, hingga aku rasakan gundukan itu terasa sedikit basah.. Aku bingung juga sich… (maklum… ).

Sherly pun, tak mau kalah dengan aksi ku, dia mulai menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku, dan langsung memegang Mr. P ku dan mulai meremas dan menarik maju mundur. Aku sangat terangsang.. terasa sesuatu yang bergetar di tubuhku, dan aku semakin berani membuka celana dalam Sherly dan mengusap Mrs. V nya, lama – lama, kami semakin asyik, tanpa sadar aku mulai memasukkan tanganku ke Mrs. V Sherly, penuh dengan kenikmatan yang aku ga tahu seperti apa, Sherly berkata, “Kamu tiduran Ren, aku mau servis kamu…”

Aku pun langsung tiduran, dan terasa Mr. P ku menjadi hangat dan basah… saat aku lihat.. Wooooowwww… Sherly menjilat dan mengulum P ku dengan penuh semangat.. Ohhhh ahhhh uhhh.. aku mulai meracau ga menentu.. lagu yang diputar sejak tadi semakin menambah romantisme suasana. Setelah Sherly puas menjilat dan mengkulum P ku, aku pun mencium bibirnya lagi, dan menjilat puting susunya.. terus aku lanjutin menjilat seluruh tubuhnya sama seperti yang Sherly instruksikan.

Saat mendekati Mrs. V nya, aku berhenti sebentar, karena ragu, namun Sherly berkata, “Lanjutin aja Ren, lo bakal keenakan ntar”. Aku pun menjilat Mrs. V nya dan sedikit maju mundur, karena secara naluri seperti itu. Sherly meracau ahhhhh…..oooojjjjjhhhhh… terus Ren…. jangan berhenti…. enyakkkk….

Aku pun terus menjilati V nya, dan tiba tiba aku berpikir, gimana kalo P ku bertemu langsung dengan V nya. Aku pun segera meminta hal ini ke Sherly, dia sedikit melihatku lalu, tersenyum dan mengangguk. Wahhhh.. terasa sesuatu yang luar biasa terjadi, aku semakin terangsang. Sherly membantu memegang P ku dan mengarahkan menuju V nya. Posisi yang kami pakai adalah Sherly di bawah dan aku di atas. Saat P ku mulai masuk lubang V nya, aku merasakan sedikit linu dan geli. Tapi semakin kedalam, semakin hangat dan enak.. Ahhh ohhh… uhhh… terus sayang.. terus… jangan berhenti…. ahhhh… Aku pun semakin tergoda untuk terus menyodok. Bunyi srox.. sroxxx…sroxx… mulai terdengar dan kami berciuman dan saling meraba, aku semakin terangsang dan memegang kedua susu Sherly yang besar itu, dan mengusap pentilnya. Sherly pun mencengkeram punggungku dan menarik pinggulku untuk semakin masuk ke tubuhnya.

Setelah beberapa saat, kami berganti posisi, Sherly berada diatasku dan aku memangku dia diatas ranjangnya. Sherly semakin mudah mengatur posisinya. Srok..srok..srokk..srokk… Sherly meracau… ouch..ah…uh…ach…. Enak… Ren…
Aku menjilat susunya dan mengulum pentilnya… dan terkadang mencium bibirnya.

Setelah sekitar 20 menit, aku mulai merasakan sesuatu yang bergetar di dalam tubuhku, dan siap untuk meledak… aku pun merasakan Sherly beberapa kali merinding…. Hingga akhirnya Sherly berteriak kecil dan tubuhnya menjadi tegang dan saat itu pulalah aku juga menegang dan sesuatu muncrat dari P ku di dalam V nya… Beberapa detik kemudian kami berciuman dan aku mencium pentilnya.

Setelah itu, aku berkata kalau ada sesuatu yang muncrat tadi, dan Sherly tertawa lepas.. “Hahahahahha… itu nama sperma Ren”, kamu ga pernah ML ya?”

“Ya ngga lah..” Aku membalasnya sambil kembali berpakaian, setelah membersihkan diri kami. “Kalau itu sperma, berarti kamu bisa hamil dong Sher? Terus gimana dong?” Aku menjadi takut. Sherly dengan gampang menjawab… “Tenang aja Ren, aku sering kok ML ama pacarku dan sering keluar di dalam. Tapi aku cegah dengan pil KB biar ga hamil, dan sampai sekarang masih efektif kok hehehehe.” Dia terkekeh… aku pun senyum aja, dan mencium bibirnya sebelum pulang.

Sejak saat itu, kami selalu meluangkan waktu untuk ML, bisa di kamar kost-ku atau di kamar kostnya. Pokoknya di tempat yang kami lihat memungkinkan, tentunya tanpa meninggalkan kesan yang mencurigakan dengan pacar Sherly.

Demikian cerita ku… Semoga menjadi cerita yang bikin kita semakin okey…

Cerita Dewasa “Ngentot Dengan Tante Juliet Yang Bahenol Banget”| Kumpulan Cerita Dewasa Dengan Foto Cewek Bugil | Cewek doyan Ngentot | Cewek Jago Isep Kontol | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

postingan perdana di pagi hari dengan ini dan saya admin blog delapan belas share cerita sex semoga agan semua terhibur – Waktu itu, aku berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang. Selama di situ, aku hanya bengong sambil melihat orang-orang lewat di depanku. Sampai tiba-tiba ada cewek menghampiriku sambil membawa barang belanjaannya.”cerita sex”
Aku lihat kayaknya sedikit lebih tua dariku. Yah.. kutaksir sekitar 30-an deh. Tapi dia cantik sekali, cocok jadi bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai indah sedada berwarna merah kecoklatan.., cakep sekali deh! Bodinya seksi banget. Pake tank top warna putih, yang kayaknya kekecilan buat dadanya sehingga terlihatlah putingnya di balik bajunya. Aku terpesona sekali melihatnya, tapi aku takut dia marah.

Tiba-tiba.. dia nepuk pundakku sambil bertanya, “Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”
Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”
“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol North-South. Namanya Juliet, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, karena suaminya menderita impoten.

Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu.

Setelah sampai di rumahnya yang sangat besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja.
Setelah di-klakson sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar.
Sebelumnya, Mbak Juliet sudah bilang, “Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Juliet memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.
“Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.
“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.
“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.
“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Juliet tiba-tiba menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit, “Jangan lama-lama ya Son..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..! Lalu..
Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Juliet masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Juliet meraih tanganku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan kanannya meremas kontol-ku.
“Ini mainan aku Son, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.
Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..
“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Son..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.
“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.
Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.
“Hhh.., Sony masih perjaka mbak..!” kataku.
“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Son.. mau ya Son..?”katanya
“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.
“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku dengan ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap tubuhnya yang sexy dan montok.

Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke penisku. Dia mengurut penisku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.
“Kamu tetap berdiri, ya Son.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. hhmm..!”
Tiba-tiba dia langsung menghisap penisku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desahku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penisku ke kiri ke kanan dengan mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.
“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dengan bernafsu.
Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.
“Hmm.., kontol kamu enak banget Son..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.
“Udah lama saya nggak ngisap kontol seenak ini, Son..”
“Mbak..”panggilku.
“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Jull.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa CD-nya aja.

“Ayo, hisap dong tetekku Son..” desahnya.
Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Juliet mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.
“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.
Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.
“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.
Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Juliet. Tangan kananku mulai menjelajah memeknya yang masih tertutup CD. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya.

Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Juliet sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.
Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Memeknya tetap dihibur dengan jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.
“Udahh.. Son.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Juliet.
Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka CD-nya dengan membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali Jul. Sony suka baunya..” kataku.
“Kamu suka bau memekku, Son..?” katanya manja.
“Ya Jul, dua-duanya say..”
“Kalo gitu, jilatin dong say memekku..!” katanya sambil menurunkan memeknya ke wajahku.
“Ayo jilat, Say..!” desahnya.
Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat memek dan anusnya. Dan semua yang ada di sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.
“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Son.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.
Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus memeknya di wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Juliet mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil kujilat memeknya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.

“Ahh.. ohh.. oohh.. Jul mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.
Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.
“Jul.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.
Tidak lama kemudian Juliet tersadar..
“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa brenti sih Son..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.
Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Juliet benar-benar geram.
“Kamu.. bener-bener jahat Son..!”
Juliet memasukkan 2 jari kirinya ke memeknya.
“Sony.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.
“Tapi, Jul kan tadi menjerit.. Sony jadi ketakutan..” kataku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih Son.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.
Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.
“Sini dong Son..!” pintanya manja.

Karena aku bengong terus lalu dia dengan meraung seperti macan dia melompat dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.
“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.
Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran.

Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Juliet langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.
“Mau lari kemana, Son..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.
“Orang Jul lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam.
“Ya Jul.. Sony salah..” kataku.
Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dengan ganas. Juliet memelukku dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke kontolku.

Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.
“Kamu udah bikin Jul pusing, kamu harus Jul hukum..” katanya.
“Dihukum apa Jul..?” kataku penasaran.
“Hukumannya ini Son..” lalu Jul meraih kontolku dan langsung dimasukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”
Lalu, Juliet langsung menggenjot kontolku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram kontolku. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tanganku mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Son..! Jangan berhenti Say..! Jul, suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.
Kadang kusentak juga dari bawah, dan Juliet senang sekali kalau sudah begitu.
“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot kontolku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok kontolku dengan memeknya yang luar biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.
“Kamu di bawah ya, Say..! Jul suka di atas.. ss..” desisnya manja.
“Ya.., buat Jul.. apa aja deh..!” kataku.

Tanpa banyak buang waktu, Juliet kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.
“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”
“Enakk.. banget, Jul..” lenguhku.
“Seneng khaann.. Son..!”
“Ya, .. sseneng.. ohh..”
“Jul.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.
“Sony juga suka memek Jul.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena kontolku sudah berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.
“Oohh.. Son.. Sony mau.. pipis..”
“Jul.. juga Son.. mau keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” desahnya.
Lalu, Juliet sudah semakin tegang, makin erat memelukku.
“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.
Dan, “Teruss.., Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Jul keluarr..”
Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul tegang dan memerah batang kontolku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan..

Lalu,
“Jul.. Sony mau pipis juga.. ohh..!”
“Pipiskan aja di dalam Son.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairankuku muncrat di dalam memeknya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Juliet terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.
“Son.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Jul rasakan” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut.
“Terus gimana Jul.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.
“Entar aja deh, biar Jul pikir-pikir dulu, Son”katanya.
“Bila Jul benar-benar mau cerai ama Fadli. Sony mau jadi gantinya..”kataku.
“Ahh.. yang bener Son.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua ini..?”katanya.
“Sony cinta ama Jul sejak pertama kita ketemu. Sony nggak memperdulikan usia Jul berapa yang penting Sony cinta ama Jul..”kataku sambil mengecup bibirnya.
“Ohh.. Son kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Jul juga suka ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka ama Jul. Jadi, Jul setuju aja.. tapi Sony sabar dulu ya.. Biar Jul selesaikan urusan dengan suami Jul.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.
“Ya Jul, Sony akan tunggu..?”tanyaku.
“Nah gitu dong.. oh ya say.. Sony harus datang kesini dan harus memuaskan Jul setiap waktu.. ya sayang..”katanya.
“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.

Smu Montok Marzia Prince Abg Bohay Bugil

$
0
0

Smu Montok, Smu Montok Marzia Prince Abg Bohay Bugil

The post Smu Montok Marzia Prince Abg Bohay Bugil appeared first on Abg Montok.

from Abg Montok http://ift.tt/1UEZ5jM
via Abg Montok

Cerita Sex, diperkosa tiga gadis sekaligus

$
0
0
Cerita Sex, diperkosa tiga gadis sekaligus
Berjumpa lagi bersama kami dalam CERITA HOT | CERITA DEWASA yang terus berinofasi demi kenyamanan anda semua kami hadir dengan cerita dewasa seputar cerita sex, cerita perjaka, cerita dewasa, cerita tante girang, cerita ngentot, cerita abg bugil, cerita hot, cerita cewek lonte, cerita panas, cerita sma sange, cerita sex terbaru, cerita smu telanjang, cerita dewasa 2013, cerita smk ngangkang, cerita ngentot sedarah, cerita smp genit, cerita hot bergambar, cerita sd binal, cerita panas agustus, cerita mahasiswi nakal narsis serta masih banyak lagi yang lain yang pastinya lebih seru dan menarik. Postingan ini yang berjudul Cerita Sex, diperkosa tiga gadis sekaligus hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 21+ ..
Ok… Langsung aja kita simak Cerita Sex, diperkosa tiga gadis sekaligus yang terbaru agustus 2013 !!!
Cerita Sex
Foto Cewek Cantik Lesbian Lagi Ngentot
Cerita Sex – Sebenarny aquu tidak istimewa,, wajahku juga tidak terlalu tampan,, tinggi & bentuk tubuhku juga biasa sajalah.. Tidak ada yang istimewa bagiku dalam diriku ini.. Tapi entah kenapa aquu banyk dicintai gadis.. bahkan ada yang mau mengajakqu kencan.. Tapi aquu tidak pernah berpikir sampai ke sana.. aquu belum mau pacaran.. Waktu itu aquu masih duduk di bangku kelas 2 SMA.. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki,, sudah puny pacar.. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar.. Tapi aquu sama sekali belum puny keinginan untuk pacaran.. Walau sebenarny banyk juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku..
Waktu itu hari Minggu pagi.. Iseng-iseng aquu berjalan-jalan memakai pakaian olah raga.. Padahal aquu paling malas berolah raga.. Tapi entah kenapa,, hari itu aquu pakai seragam olahraga,, pakai sepatu yang cukup menarik.. Dari tempat tinggalku aquu sengaja joging.. sesekali berlari kencang mengikuti orang-orang yang ternyta cukup banyk juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hany sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih..
Cerita Sex – Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah.. & kakiku sudah mulai terasa pegal.. aquu duduk beristirahat di bangku taman yg dekat,, sambil memandangi gadis-gadis yang masih berolah raga dengan segala macam tingkahny.. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira..
Belum lama aquu duduk istrirahat,, datanglah seorang gadis yang duduk di sebelahku.. Hany sedikit saja aquu melirik,, cukup cantik juga wajahny.. dya mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan,, dengan potongan leher yang lebar & rendah,, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung & dadany yang menonjol dalam ukuran cukup besar.. Kulitny putih & bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahany yang putih & padat jadi terbuka.. Cukup leluasa untuk memandangny.. aquu langsung berpura-pura memandang jauh ke depan,, ketika dya tiba-tiba saja berpaling & menatapku..
‘Lagi ada yang ditunggu??’,, tegurny tiba-tiba..
aquu terkejut,, tidak menyngka kalau gadis ini menegurku.. Cepat-cepat aquu menjawab dengan agak gelagapan juga.. Karena tidak menduga kalau dya akan menypaquu..
‘Tidak…,, Eehhh,, kamu sendiri….??’,,aquu balik bertany..
‘Sama,, aquu juga sendirian’,, jawabny singkat..
Cerita Sex – aquu berpaling & menatap wajahny yang segar & agak kemerahan.. gadis ini bukan hany memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga puny bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangny.. Apalagi pinggulny yang bulat & padat berisi.. Bentuk kakiny juga indah.. Entah kenapa aquu jadi tertarik memperhatikanny.. Padahal biasany aquu tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu..
‘Jalan-jalan yuk…’,, ajakny tiba-tiba sambil bangkit berdiri..
‘Kemana??’,, tanyquu ikut berdiri..
‘Kemana saja,, dari pada bengong di sini’,, sahutny..
Tanpa menunggu jawaban lagi,, dya langsung mengayunkan kakiny dengan gerakan yang indah & gemulai.. Bergegas aquu mengikuti & mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kiriny.. Beberapa saat tidak ada yang bicara.. Namun tiba-tiba saja aquu jadi kaget dengany,, karena tanpa aquu ketahui,, gadis ini menarik tanganqu.. Bahkan sikapny begitu mesra sekali.. Padahal baru beberapa detik bertemu.. & aquujuga belum kenal namany..
Cerita Sex – Dadaquu seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu.. Kulihat tanganny begitu halus & lembut sekali.. dya bukan hany menggandeng tanganku,, tapi malah mengge1ayutiny.. Bahkan sesekali merebahkan kepalany dibahuku yang cukup tegap..
‘Eehhh,, nama kamu siapa…??’,, tanyny,, memulai pembicaraan lebih dulu..
‘yoga’,, sahutku..
‘Aakkkh….,, kayak nama perempuan’,, celetukny.. aquu hany tersenyum saja sedikit..
‘Kalau aquu sih biasa dipanggil Rina’,, katany langsung memperkenalkan diri sendiri.. Padahal aquu tidak memintany..
‘Nama kamu bagus’,, aquu memuji hany sekedar berbasa-basi saja..
‘Eeehhh,, boleh nggak aquu panggil kamu Mas yoga??,, Soalny kamu pasti lebih tua dariku’,,· katany meminta..
aquu hany tersenyum saja.. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah,, aquu kelihatan jauh lebih dewasa.. Padahal umurku saja baru 17 lewat beberapa bulan.. & aquu memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang pelajar,, atau seorang pekerja yang sedang mengisi liburanny dengan berolah raga pagi.. Atau hany sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru..
‘Eeehhh,, bubur ayam disana nikmat lho.. Maauuu nggak…??’,, ujarny menawarkan,, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam..
‘Boleh’,, sahutku..
Cerita Sex – Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasany enak sekali muantap.. apa lagi perutku emang lapar dari tadi.. Sambil makan,, Rina banyk bercerita.. Sikapny begitu riang sekali,, membuatku jadi senang & seperti sudah lama mengenalny.. Rina memang pandai membuat suasana jadi akrab..
Selesai makan bubur ayam,, aquu & gadis itu kembali berjalan.. Sementara mentari terus naik makin tinggi.. Sudah gac enak lagi berjalan dengan teriknya mentari waktu itu.. aquu bermaksud mau pulang.. Tanpa diduga sama sekali,, justru Rina yang mengajak pulang lebih dulu..
‘Mobilku di parkir disana…’,, katany sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyk terparkir..
‘Kamu bawa mobil…??’,, tanyquu heran..
‘Iya.. Soalny rumahku kan agak jauh.. Malas kalau naik kendaraan umum’,, katany beralasan..
‘Kamu sendiri yha…??’
aquu tidak menjawab & hany mengangkat bahu saja..
‘Ikut aquu yuuuk…’,, ajakny langsung..
Cerita Sex – Belum juga aquu menjawab,, Rina sudah menarik tanganku & menggandeng aquu menuju ke mobilny.. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus,, & tampakny masih cukup baru.. Rina malah meminta aquu yang mengemudi.. Untungny aquu sering pinjam mobil Ayah,, jadi tidak canggung lagi membawa mobil.. Rina langsung menyebutkan alamat rumahny.. & tanpa banyk tany lagi,, aquu langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahny yang berada di lingkungan komplek perumahan elite.. sebenarny aquu mau langsung pulang.. Tapi Rina menahan & memaksaquu untuk singgah..
‘Ayooooooo….’,, Sambil menarik tanganku,, Rina memaksa & membawaquu masuk ke dalam rumahny.. Bahkan dya langsung menarikku ke lantai atas.. aquu jadi heran juga dengan sikapny yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalny ke dalam kamar..
‘Tunggu sebentar yaaaaaaaaa…’,, kata Rina setelah membawaquu ke dalam sebuah kamar..
Cerita Sex – & aquu yakin kalau ini pasti kamar Rina.. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri,, entah ke mana perginy.. Tapi tidak lama dya sudah datang lagi.. dya tidak sendiri,, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya denganny.. & gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping,, padat & berisi..
aquu jadi tertegun,, karena merexa langsung saja menyeretku ke ranjangny.. Bahkan salah seorang gadis langsung saja mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang.. Kedua kakiku juga direntangkan & diikat dengan tali kulit yang kuat.. aquu benar-benar terkejut,, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.. Karena kejadianny begitu cepat & tiba-tiba sekali,, hingga aquu tidak sempat lagi menydari..
‘aquu dulu…,, aquu kan yang menemukan & membawany ke sini’,, kata Rina tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosny..
Cerita Sex – Kedua bola mataquu jadi terbeliak lebar.. Rina bukan hany menanggalkan bajuny,, tapi dya melucuti seluruh penutup tubuhny.. Sekujur tubuhku jadi menggigil,, dadaquu berdebar,, & kedua bola mataquu jadi membelalak lebar saat Rina mulai melepaskan pakaian yang dikenakanny satu persatu sampai polos sama sekali…. Akhh tubuhny luar biasa bagusny…. baru kali ini aquu melihat payudara seorang gadis secara dekat,, payudarany besar & padat.. Bentuk pinggulny ramping & membentuk bagai gitar yang siap dipetik,, Bulu-bulu vaginany tumbuh lebat di sekitar kemaluanny.. Sesaat kemudyan Rina menghampiriku,, & merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku,, hingga aquu henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya.. Bukan hany Rina yang mendekatiku,, tapi kedua gadis lainny juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhny..
‘Eeehhh,, apa-apaan ini?? Apa mau kalian sekarang …??’,, aquu membentak kaget & shok..
Tapi tidak ada yang menjawab.. Rina sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasny yang keras & memburu.. aquu menggelinjang & berusaha meronta.. Tapi dengan kedua tangan tetrikat & kakiku juga diikat oleh tali yang udah dipersiapkan,, tidak mudah untuk melepaskan diri dari semua ini.. Sementara itu bukan hany Rina saja yang menciumi wajah & sekujur tubuhku,, tapi kedua gadis lainny juga melaquukan hal yang sama..
Cerita Sex – Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik,, ketika merasakan jari-jari tangan Rina yang lentik & halus menymbar & langsung meremas-remas bagian batang kontolku.. setelah itu batang kontolku menggeliat-geliat & mengeras secara sempurna,, aquu tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Rina.. aquu hany bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat..
aquu benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah sepertinya haus akan sex.. memang gairahku langsung terangsang waktu itu juga.. Tapi aquu juga ketaquutan sekali.. perasaanku jadi gac enak kalu kaya gini.. aquu ingin meronta & mencoba melepaskan diri,, tapi aquu juga merasakan suatu kenikmatan yang biasany hany ada di dalam hayalan & mimpi-mimpiku..
Cerita Sex – aquu benar-benar tidak berdaya ketika Rina duduk di atas perutku,, & menjepit pinggangku dengan sepasang pahany yang padat.. Sementara dua orang gadis lainny yang kutahu bernama Riska & Sri terus menerus menciumi wajah,, leher & sekujur tubuhku.. Bahkan merexa melaquukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya,, kalau tidak menyksikan dengan mata kepala sendiri..
Saat itu juga aquu langsung menydari kalau gadis-gadis ini bukan hany menderita penykit hiperseks,, tapi juga biseks.. merexa bisa melaquukan & mencapai kepuasan dengan lawan jenisny,, & juga dengan sejenisny.. Bahkan merexa juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual.. aquu jadi ngeri & taquut membayangkanny..
Cerita Sex – Sementara itu Rina semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhny di atas tubuhku.. Meskipun ada rasa taquut dalam diriku,, tetapi aquu benar-benar merasakan kenikmatan yg sangat luar biasa,, baru sekarang ini kontolku merasakan kenikmatan & hangatny lubang vagina seorang gadis,, lembut,, rapat & sedikit basah,, Rina pun merasakan kenikmatan yang sama,, bahkan sesekali aquu mendengar dya merintih tertahan.. Rina terus menggenjot tubuhny dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatny membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aquu berteriak tertahan.. Rina yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginany & secara cepat tanganny meraih & menggenggam batang penisku & melaquukan gerakan-gerakan memaju mundurkan batang kontolqu,, hingga beberapa detik kemudyan aquu merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaquu yang menyemprot dengan derasny.. Rina terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaquu habis & tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu & mengejang..
Tetapi Rina rupany tidak berhenti sampai disitu,, kemudyan dengan cepat dya dibantu dengan kedua temanny menyedot seluruh spermaquu yang bertebaran sampai bersih & memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tanganny sambil mulutny juga tidak lepas mengulum kepala penisku.. Perlaquuanny ini membuat penisku yang biasany setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras & upaya Rina sekarang 100% berhasil.. kontolku tetap dalam keadaan bangun dengan keras bahkan mendekati sempurna & Rina kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginany kembali & dengan cepatny Rina menggenjot kembali vaginany yang sudah berisikan batangan penisku..
Cerita Sex – aquu merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini.. penisku terasa lebih kokoh,, stabil & lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat.. Tidak lebih dari sepuluh menit Rina memperkosaquu,, tiba-tiba dya menjerit dengan tertahan & Rina tiba-tiba menghentikan genjotanny,, matany terpejam menahan sesuatu,, aquu bisa merasakan vagina Rina berdenyut-denyut & menyedot-nyedot penisku,, hingga akhirny Rina melepaskan teRinakanny saat ia merasakan puncak kenikmatanny.. aquu merasakan vagina Rina tiba-tiba lebih merapat & memanas,, & aquu merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Rina.. Saat Rina mencabut vaginany kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyk di batangan penisku….
Setelah Rina Baru saja mendapatkan orgasme,, Rina menggelimpang di sebelah tubuhku.. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkanny,, melihat itu Sri langsung menggantikan posisiny.. gadis ini tidak kalah liarny.. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Rina.. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit & nyeri.. Hany dalam tidak sampai satu jam,, aquu digilir tiga orang gadis liar.. merexa bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekelilingku,, setelah merexa mencapai kepuasan & kenikmatanny..
Cerita Sex – Sementara aquu hany bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa.. Bagaimana mungkm aquu bisa melaquukan sesuatu dengan kedua tangan & kaki terikat seperti ini…??
aquu hany bisa berharap merexa cepat-cepat melepaskan aquu sehingga aquu bisa pulang & melupakan semuany.. Tapi harapanku hany tinggal angan-angan belaka.. merexa tidak melepaskanku,, hany menutupi tubuhku dengan selimut.. aquu malah ditinggal seorang diri di dalam kamrny,,masih terikat tangan & kakiku .. aquu sudah berusaha membrontak & melepaskan diri.. tapi malah membuat tangan & kakiku jadi sakit.. aquu hany bisa mengeluh & berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku..
Cerita Sex – Sungguh aquu tidak menyngka sama sekali.. Ternyta ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku.. Bahkan merexa mengurung & menyekapku di dalam kamar ini.. Setiap saat merexa datang & memuaskan nafsu birahiny dengan cara memaksa.. Bahkan merexa menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku.. Sehingga aquu sering kali tidak menydari apa yang telah kulaquukan pada ketiga gadis itu.. Dalam pengaruh obat perangsang,, merexa melepaskan tangan & kakiku.. Tapi setelah merexa mencapai kepuasan & kenikmatan yang tak terhingga,,merexa kembali mengikatku seperti tadi.. Sehingga aquu tidak bisa meninggalkan ranjang & kamar ini..
& secara bergantian merexa mengurus makanku.. merexa memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan lap,, sehingga tubuhku ini bersih & terawat.. Meskipun merexa merawat & memperhatikanku dengan cukup baik,, tapi dalam keadaan yang begini capa yang tidak suka?? Berulang kali aquu meminta untuk dilepaskan.. Tapi merexa tidak pernah menggubris permintaanku itu.. Bahkan merexa mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam.. aquu membayangkan kalau orang tua & saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku..
Cerita Sex – Karena sudah tiga hari aquu tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal & liar ini.. Meskipun merexa selalu memberiku makanan yang lezat & bergizi,, tapi hany dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus.. & aquu sama sekali tidak puny tenaga lagi.. Bahkan aquu sudah pasrah.. Setiap saat merexa selalu memaksaquu menelan obat perangsang agar aquu tetap bergairah & bisa melayani nafsu birahiny.. aquu benar-benar tersiksa.. Bukan hany fisik,, tapi juga batinku benar-benar tersiksa.. & aquu sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu..
Tapi sungguh aneh.. Setelah lima hari terkurung & tersiksa di dalam kamar ini,, aquu tidak lagi melihat merexa datang.. Bahkan sehari semalam merexa tidak kelihatan.. aquu benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat & lemas.. Sementara cacing diperutqu ini terus menerus berdemo karena belum diisi makanan.. aquu benar-benar tersiksa lahir & batin..
Cerita Sex – Namun keesokan hariny,, pintu kamar terbuka.. aquu terkejut,, karena yang datang bukan Rina,, Sani atau Riska Tapi seorang lelaki tua,, bertubuh kurus.. dya langsung menghampiriku & membuka ikatan di tangan & kaki.. Saat itu aquu sudah tidak berdaya,, sehingga tidak mungkin tuk bergerak.. & orang tua ini memintaquu untuk tetap berbaring.. Bahkan dya memberikan satu stel pakaian,, & membantuku mengenakanny..
‘Tunggu sebentar,, Bapak mau ambilkan makanan’,, katany sambil berlalu meninggalkan kamar ini..
& memang tidak lama kemudyan dya sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk paukny yang enak & lesat.. Selama 2 hari belum makan,, membuat keinginan makanku jadi meningkat.. Sebentar saja 1 piring nasi itu sudah habis quu lahap.. Bahkan satu gelas air juga kuhabiskan sakeng laperny.. Tubuhku mulai terasa segar.. & tenagaquu berangsur pulih..
‘Bapak ini siapa yha ??’,, tanyquu
‘Saya pengurus rumah ini dik’,, sahutny..
‘Lalu,, ketiga gadis itu gimana pak….’,, tanyquu lagi..
‘hhhhh…,, merexa memang anak nakal.. Maafkan merexa,, dik…’,, katany dengan nada sedikit sedih..
‘Bapak kenal dengan merexa semua yha??’,, tanyquu..
‘Bukanny kenal lagi dik .. Saya yang mengurus & merawat merexa sejak kecil.. Tapi saya tidak menyngka sama sekali kalau merexa akan jadi binal seperti itu.. Tapi untunglah,, orang tua merexa telah membawany pergi dari sini.. Mudah-mudahan saja kejadyan seperti ini tidak terulang lagi’,, katany menuturkan dengan mimik wajah yang sedih..
Cerita Sex – aquu juga tidak bisa bilang apa-apa lagi.. Setelah merasa tenagaquu kembali pulih,, aquu minta diri untuk pulang.. & orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu rumahnya.. Kebetulan waktu itu ada taxi yang lewat.. aquu langsung mencegat & meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku.. Di dalam perjalanan pulang,, aquu mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi..
aquu benar-benar tidak mengerti,, & hampir tidak percaya.. Seakan-akan semua yang terjadi hany mimpi belaka.. Memang aquu selalu menganggap semua itu hany mimpi buruk.. & aquu tidak berharap bisa terulang lagi.. Bahkan aquu berharap kejadyan itu tidak sampai menimpa orang lain.. aquu selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menydari kesalahanny & mau bertobat.. Karena yang merexa laquukan itu merupakan suatu kesalahan besar & perbuatan hina yang seharusny tidak perlu terjadi..
Cerita Sex, diperkosa tiga gadis sekaligus
Berjumpa lagi bersama kami dalam CERITA HOT | CERITA DEWASA yang terus berinofasi demi kenyamanan anda semua kami hadir dengan cerita dewasa seputar cerita sexcerita perjakacerita dewasacerita tante girangcerita ngentotcerita abg bugilcerita hotcerita cewek lontecerita panascerita sma sangecerita sex terbarucerita smu telanjangcerita dewasa 2013cerita smk ngangkangcerita ngentot sedarahcerita smp genitcerita hot bergambarcerita sd binalcerita panas agustuscerita mahasiswi nakal narsis serta masih banyak lagi yang lain yang pastinya lebih seru dan menarik. Postingan ini yang berjudul Cerita Sex, diperkosa tiga gadis sekaligus hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 21+ ..
SUMBER

ML Pertama

$
0
0
Namaku Anggi, umurku 22 tahun. Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jogja. Saat ini aku sudah berada di tingkat akhir dan sedang dalam masa penyelesaian skripsi. Sebelum aku memulai kisah yang akan menjadi kisah indah bagiku, perkenankan aku mendeskripsikan diriku. Tinggiku 160 cm dengan berat 45 kg. Rambutku hitam panjang sepinggul dan lurus. Kulitku putih bersih. Mataku bulat dengan bibir mungil dan penuh. Payudaraku tidak terlalu besar, dengan ukuran 34 B.

Sebulan yang lalu, seorang laki-laki berumur 28 tahun memintaku jadi pacarny. Permintaan yang tak mungkin aku tolak, karena dia adalah sosok yang selalu ku impikan. Dia seperti pangeran bagiku. Badannya yang tinggi dan atletis serta sorot matanya yang tajam selalu membuatku terpana.

Namanya adalah Rico, kekasih pertamaku. Rico sudah bekerja di perusahaan swasta di Jogja. Rico sangat romantis, dia selalu bisa membawaku terbang tinggi ke dunia mimpi. Ribuan rayuan yang mungkin terdengar gombal selalu bagai puisi di telingaku. Sejauh ini hubungan kami masih biasa saja.

Beberapa kali kami melakukan ciuman lembut di dalam mobil atau saat berada di tempat sepi. Tapi lebih dari itu kami belum pernah. Sejujurnya, aku kadang menginginkan lebih darinya. Membayangkannya saja sering membuatku masturbasi.

Hari ini (30 Maret 2010) tepat sebulan hari jadi kami. Rico dan aku ingin merayakan hari jadi tersebut. Setelah diskusi panjang, akhirnya diputuskan weekend kita berlibur ke kaliurang.

Sabtu yang ku tunggu datang juga. Rico berjanji akan menjemputku pukul 07.00 WIB. Sejak semalam rasanya aku tidak bisa tidur karena berdebar-debar. Untuk hari yang istimewa ini, aku juga memilih pakaian yang istimewa. Aku mengenakan kaos tanpa lengan berwarna biru dan celana jeans 3/4. Rambut panjangku hanya dijepit saja.

Karena takut nanti basah saat bermain di air terjun, aku membawa sepasang baju ganti dan baju dalam. Tak lama kemudia Rico datang dengan mobil honda jazz putihnya. Ahh,, Rico selalu tampak menawan di mataku. Padahal dia hanya memakai kaos hitam dan celana jeans panjang.

“Sudah siap berangkat, Nggi?” aku pun mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil. Perjalanan tidak memakan waktu lama karena jalanan masih cukup sepi. Sekitar 45 menit kemudian kita sampai di tempat wisata. Ternyata pintu masuk ke area wisata masih ditutup.

“Masih tutup, mas.. Kita jalan dulu aja ke tempat lain, gimana?” tanyaku


“Iya.. coba lebih ke atas. Siapa tau ada pemandangan bagus.”

Rico segera menjalankan mobilnya. Tidak begitu banyak pemandangan menarik. Begitu sekeliling tampak sepi, Rico memarkir mobilnya.

“Kita nunggu di sini aja ya, sayang. Sambil makan roth coklat yang tadi aku beli. Kamu belum sarapan, kan?”


“iya, mas.. Anggi juga lapar”

Sambil makan roti, Rico dan aku berbincang-bincang mengenai tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Tiba-tiba…

“Aduh Anggi sayang, udah gede kok makannya belepotan kayak anak kecil,,,” ucapnya sambil tertawa. Aku jadi malu dan mengambil tisue di dashboard. Belum sempat aku membersihkan mukaku, Rico mendekat, “Sini, biar mas bersihin.” Aku tidak berpikir macam-macam.

Tapi Rico tidak mengambil tisue dari tanganku, namun mendekatkan bibirnya dan menjilat coklat di sekeliling bibirku. Oooh,, udara pagi yang dingin membuatku jantungku berdebar sangat kencang.

“Nah, sudah bersih.” Ucap Rico sambil tersenyum. Tapi wajahnya masih begitu dekat, sangat dekat, hanya sekitar 1-2 cm di hadapanku. Sekuat tenaga aku mengucapkan terima kasih dengan suara sedikit bergetar.

Rico hanya tersenyum, kemudian dengan lembut tangan kirinya membelai pipiku, menengadahkan daguku. Bisa ku lihat matanya yang hitam memandangku, membuatku semakin bergetar. Aku benar-benar berusaha mengatur nafasku. Seketika, ciuman Rico mendarat di bibirku.



Aku pun membalas ciumannya. Ku lingkarkan kedua tanganku di lehernya. Ku rasakan tangan kanan Rico membelai rambutku dan tangan kirinya membelai lenganku. Tak berapa lama, ku rasakan ciuman kami berbeda, ada gairah di sana. Sesekali Rico menggigit bibirku dan membuatku mendesah, “uhhhh…” refleks aku memperat pelukanku, meminta lebih.

Tapi Rico justru mengakhirinya, “I love you, honey” Lalu mengecup bibirku dengan cepat dan melepaskan pelukannya. Aku berusaha tersenyum, “I love you, too”. dalam hati aku benar-benar malu, karena mendesah. Mungkin kalau aku tidak mendesah, ciuman itu akan berlanjut lebih. Aaahh,,, bodohnya aku. Rico lalu menjalankan mobilnya menuju tempat wisata.

Kami bermain dari pagi hingga malam menjelang. Tak terasa sudah pukul 19.00 WIB. Sebelum kembali ke kota, kami makan malam dulu di salah satu restoran. Biasa, tidak ada makan malam hanya 1 jam. Selesai makan, ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul 21.30

“Waduh, mas,,, sudah jam segini. Kos Anggi dah tutup, nih. Anggi lupa pesen maw pulang telat. Gimana, ini?”

“Aduuh,, gimana, ya?? Ga mungkin juga kamu tidur di kos mas.”


“Uuuh,, gimana, dong??”
“Udah, jangan cemas. Kita cari jalan keluarnya sambil jalan aja.”

Selama perjalanan aku benar-benar bingung. Di mana aku tidur malam ini??

“Sayang, kita tidur di penginapan aja, ya. Daerah sini kan banyak penginapan. Gimana?”


“Iya deh, mas.. dari pada Anggi tidur di luar”

Tak lama kemudia Rico berhenti di sebuah penginapan kecil dengan harga murah. Tapi ternyata kamar sudah penuh karena ini malam minggu dan banyak yang menginap. Sampai ke penginapan kelima, akhirnya ada juga kamar kosong. Tapi cuma satu.

Karena sudah hampir pukul 23.00 kami memutuskan mengambil kamar tersebut. Sampai di kamar, Rico langsung berbaring di kasur yang ukurannya bisa dibilang single bed. Aku sendiri karena merasa badna lengket, masuk ke kamar mandi untuk ganti baju. Selesai mandi, dalam hati dongkol juga.

Kalau tau nginap begini, satu kamar, aku kan bisa bawa baju dalamku yang seksi. Terus pake baju yang seksi juga. Soalnya aku cuma bawa tank top ma celana jeans panjang.

Hilang sudah harapanku bisa merasakan keindahan bersama Rico. Selesai mandi, aku segera keluar kamar. Tampak Rico sudah tidur. Sedih juga, liat dia udah tidur. Aku pun naik ke atas kasur dan membuat dia terbangun.

“Dah selesai mandi, ya..”


“Iya,, mas ga mandi??”
“Ga bawa baju ganti ma handuk”
“Di kamar mandi ada handuk, kok. Pake baju itu lagi aja, mas”

Rico mungkin merasa gerah juga, jadi dia pun mengikuti saranku. Gantian aku yang merasa mengantuk. Segera ku tarik selimut dan memejamkan mata tanpa berpikit apa-apa. Baru beberapa saat aku terlelap, ku rasakan ada sentuhan dingin di pipiku dan ciuman di mataku.

Saat aku membuka mata, tampak Rico telanjang dada. Hanya ada sehelai handuk membalut bagian bawah. Badannya yang atletis tampak begitu jelas dan penampilannya membuatku menahan nafas.

“Ngga dingin mas, ga pake baju. Cuma pake handuk” Kataku dengan renyum penuh hasrat.

Tidak ada jawaban dari Rico. Dengan lembut dan cepat di rengkuhnya kepalaku dan kami pun berciuman. Bukan ciuman lembut seperti biasanya. Tapi ciuman penuh gairah. Lebih dari yang tadi pagi kami lakukan. Lidah kami saling bermain, mengisap, “mmmm…mmm..”

Ku lingkarkan tanganku di punggungnya, ku belai punggungnya. Tangan kananku lalu membelau dadanya yang bidang, memainkan puting susu yang kecil.

Gerakanku ternyata merangsang Rico, di peluknya aku lebih erat, ku rasakan badannya tepat menindihku. Rico mengalihkan ciumannya, ke telingaku, “aaah,,mmm,,”

Tangannya menjelajahi badanku, menyentuh kedua gunung kembarku. Di belainya dengan lembut, membuatku mendesah tiada henti

“aaah,,mm,, masss,,,uhh,,,” badanku sedikit menggeliat karena geli. Bisa ku rasakan vaginaku mulai basah karena tindakan tadi. Tangan Rico, kemudian masuk ke dalam tank topku, menjelajahi punggungku.

Seakan mengerti apa yang dicari Rico, ku miringkan sedikit badanku dan ku lumat bibirnya penuh nafsu. Rico pun membalas dengan penuh nafsu dan tidak ada 1 detik kait BH lepas. Ku rasakan tangan Nico langsung kembali ke badanku dan mmbelai langsung kedua payudaraku.

“aaah,,,uhhh,,,”


“Sayang,,, tank topny dilepas, ya” ujarnya dengan nafas tersengal karena penuh gairah. Tanpa persetujuan dariku, lepaslah tank top dan juga BHku. Bagian atasku sudah tak berbusana. Rico langsung menikmati kedua payudaraku. Di remasnya payudaraku,,, membuatku menggeliat, mendesah,

“aaah,,sss…maass,,uhhh,,,,” Erangan dari mulutku tampaknya membuat Rico semakin bernafsu, dia kemudian mengulum dan mengisap pentil payudaraku, “aaaahh,,,,ohhh,,,,,mmmm,,,” aku mengerang, mendesah, menggeliat sebagai reaksi dari setiap tindakannya.

Tangan kiri Rico membelai perutku dengan tangan kanan dan mulut yang masih sibuk menikmati payudaraku yang mengeras. Ku rasakan tanga kiri Rico cukup kesulitan membuka celana jeansku.

Ku naikkan pinggulku dan kedua tanganku berusaha membukan kaitan celana jeans dengan gemetar. Susah payah celana jeans itu akhrinya terlepas juga. Tanga kiri Rico tanpa membuang waktu langsung menyusup ke dalam celana dalamku, membelai vaginaku yang sudah basah, “aaahh,,,maass,,aah,,teruus,,ssshh,,mmmmm”

Kurasakan Rico menekan klitorisku, “aaahh,,,,” membuatku semakin mendesah dan bergetar. Apalagi Rico masih mengisap puting payudaraku. Tidak lama kemudian ku rasakan seluruh badanku terasa kencang, vaginaku mengalami kontraksi dan aku menggeliat hebat, “AAAHHH,,,,,,” sambil memegang pinggiran tempat tidur menyambut orgasme pertamaku.

Rico tampak puas dapat membuatku merasakan orgasme. Belum selesai aku mengatur nafas, Rico berada di antara kedua pahaku, dijilatinya kedua payudaraku, turun ke bawah, menjilat kedua perutku. Membuatku merasa geli penuh nikmat, “Oooh,,mass,,” Seakan tau apa yang ku inginkan, kedua tangan Rico melepas celana dalamku.

Tampakalah vaginaku yang memerah dengan sedikit rambut halus di sekitarnya. Rico kemudian memainkan lidahnya di vaginaku. Rico menjilati, mengulum vaginaku, membuatku menggelinjang hebat dan ku rasakan kedua kalinya, adanya kontraksi, “aaaaahh,,,,”. Aku orgasme untuk kedua kalinya. Sensasi yang sangat menyenangakan.

Rico belum puas dengan orgasmeku tadi. Setelah dia membersihkan vaginaku, bisa kurasakan lidah Rico menerobos masuk dan menyerbu klitorisku. Nafasku semakin memburu dan dari bibirku a terus mengalir alunan desahan kenikmtan yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya.

“Aahh,, mas,,aah,,uuhh,,, eeenaakk,,mmm,,sss”

Aku sangat menikmati oral yang diberikan Rico. Kurasakan dorongan lidah Rico lebih dalam lagi ke dalam vaginaku, membuat cairan dari dalam vaginaku terus mengalir tanpa henti.

membuat Desahan yang keluar dari mulutku semakin kencang. Semakin lama Rico memberikan rangsangan di dalam vaginaku, membuatku menggeliat dan mengerang semakin kuat. Kurasakan lagi vaginaku berkontraksi, dan aku pun orgasme.

Setelah orgasmeku reda, Rico dengan wajahnya yang basah dan penuh gairah menindih badanku yang sudah telanjang bulat. Rico mengulum bibir dan lidahku. Tangan kiriku kemudian menarik handuk yang masih menutupi bagian bawahnya. Membuatku merasakan penisnya menusuk perutku, membuatku semakin bergairah. Ciuman kami semakin basah. Mulut kami terbuka lebar, bibir saling beradu. Lidah Rico dengan lincah menelusuri bagian luar dari mulut dan daguku. aku pun membalas kelincahannya. Lidahku membasahi mulut dan dagunya.

Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kulitku, kurasakan api hasrat liarku makin membesar. Lidah kami akhirnya bertemu. Aku makin bertambah semangat dan terus mendesah nikmat.

Tanganku menelusuri seluruh bagian dari punggungku. Rico membelai kepalaku dan tangan kirinya meremas-remas pantatku yang bulat.

“aaahh,, mass,,,”


Rico tiba-tiba menghentikan cumbuannya, “sayang… aku mencintaimu, aku ingin kamu seutuhnya” dan mencium lembut bibirku yang sudah basah. Aku sudah terlalu dipenuhi gairah karena segala tindakan Rico.

Hingga rasanya bicara aku sulit. Kulingkarkan kedua lengaku di leher Rico dan kuhisap kedua bibirnya dalam-dalam sebagai jawabanku. Aku ingin segera menanggalkan keperawananku dalam pelukan Rico.

Rico mengalihkan ciuman bibirnya keleherku yang putih, menciuminya, menjilatinya, membuatku semakin terangsang. Kurasakan penis Rico mengusap vaginaku, membuatku semakin bergairah, apalagi kedua payudaraku yang sudah sangat mengeras dimainkan oleh Rico.

Jilatan Rico dari leherku terus kebawah hingga lidahnya menyentuh ujung puting susuku yang makin membuat aku mengerang tak karuan, “aaahh,,,oohh,,,mmm,,aahh” .Sementara puting susuku yang satu lagi masih tetap dia pilin dengan sebelah tangannya.

Kemudian tangannya terus kebawah payudaraku dan terus hingga akhirnya menyentuh permukaan vaginaku. Tak lama kemudian kurasakan penis Rico tenggelam di dalam vaginaku setelah susah payah karena vaginaku yang sempit.

“Uuuh,,,aarggh,,,,” ku rasakan nyeri yang sangat hingga menangis.


“Sakit ya, sayang… sabar, ya.. Ntar juga hilang kok” Rico menenangkanku, sambil mencium mataku yang mengeluarkan air mata.

Setelah kurasakan vaginaku mulai terbiasa dengan kehadiran penis Rico, Rico kemudian menggerakkan penisnya perlahan, keluar-masuk vaginaku. Semakin lama gerakannya semakin cepat dan membuatku mendesah nikmat. Makin lama makin cepat, kembali aku hilang dalam orgasmenya yang kuat dan panjang.

Tapi Rico yang tampaknya nyaris tidak dapat bertahan, semakin mempercepat gerakannya. Aku yang baru saja orgasme merasakan vaginaku yang sudah terlalu sensitif berkontraksi lagi..

“Sayaang,, aku sudah mau keluar, dikeluarin di mana?” tanya sambil terengah-engah.


“Di dalam saja, mass,,” Toh, aku juga dalam masa tidak subur. jadi buat apa dikeluarin di luar, pikirku.

Tak lama kemudian aku segera mengalami orgasme bersamaan dengan Rico. Ku rasakan semburan di dalam liang vaginaku yang memberikan kenikmatan tiada tara.

Rico kemudian merebahkan diri di sampingku dan memeluk erat tubuhku. Tubuh mungilku segera tenggelam dalam pelukannya. Tangan Rico dengan lembut membelai rambut panjangku, “Anggi sayang… Selamanya kita bersama ya, sayang.” dan ciuman lembut, romantis mendarat di bibirku.

“Iya, mas..” ku cium bibirnya lambat tapi sesaat. kemudian ku rapatkan badanku ke badannya. Ku lihat jam di kamar menunjukkan pukul 01.00, mataku pun sudah lelah dan kami pun tidur dengan pulas.

Pagi menjelang, sinar matahari masuk ke dalam kamar melalu jendela dan membangunkanku. Ada sedikit rasa terkejut melihat wajah Rico karena baru pertama aku tidur dengan laki-laki.

Tapi teringat kejadian semalam membuatku kembali terangsang. Perlahan, ku cium bibi Rico yang sedikit terbuka. Ternyata ciumanku membangunkan Rico yang kemudian membalas ciumanku dengan lebih bergairah dan menggigit telingaku.

“Selamat pagi sayangku, cintaku,,” ucapnya.


“Pagi,,,” ku cium lagi bibirnya dan tak lama kami pun saling mengulum bibir satu sama lai, dan memainkan lidah, menambah kenikmatan di pagi hari. Karena ingin sedikit iseng, ku lepas ciumanku

“Aku mandi dulu, ya…” belum sempat aku berdiri, baru duduk, Rico menarik perutku, menciuminya dengan lembut. Membuatku menahan keinginan untuk meninggalkan tempat tidur.


“Nanti saja sayang..” Perlahan ciuman Rico dari perut naik menuju leherku, menjilatinya, membuatku mendesah nikamat, “aahh..mmm..”

Rico menjilati leherku dari belakang. Tangan kanannya meremas-remas payudaraku dan tangan kirinya menekan vaginaku. Ku rasakan jarinya masuk menyusuri liang vaginaku, memainkan klitorisku. Tak lama badanku pun menggeliat, pinggulku terangkat, dan orgasme pertama pagi itu datang.

Dengan lembut Rico memangkuku. Diletakannya aku di atas kedua pahanya. Kakiku melingkar di punggungnya. Kami pun berciuman dan Rico perlahan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.

Rico kemudian memompa penisnya, membuatku menggelinjang penuh nikmat. Sambil memainkan penisnya, Rico menikmati kedua payudaraku yang mengeras.

“aaah,,aah,,aahh,,” semakin lama, semakin cepat, dan aku merasakan vaginaku kembali berkontraksi. Ku peluk kepala Rico dengan erat d`n aku mengerang karena orgasme “Aaaaaaahhhh….” yang disusul dengan Rico yang juga mencapai puncaknya.

Setelah itu kami bercumbu lagi beberapa saat kemudian baru mandi dan pulang ke kota meninggalkan seprei kamar yang basah karena cairanku dan Rico serta bercak darah pertanda hilangnya keperawananku.

Sebelum memulangkanku ke kos, kami mampir ke kos Rico untuk bercinta lagi. Sejak saat itu, setiap akhir minggu jika tidak ada kesibukan kami pasti check in di hotel untuk bercinta.

Kapan-kapan aku akan membagikan kisah cintaku yang lain bersama Rico tentunya.

Kalau ceritanya kurang merangsang maaf, ya.. maklum baru pertama…

Cerita Dewasa “Ngentot Guruku Yang Cantik Dan Bertubuh Montok”| Kumpulan Cerita Dewasa Dengan Foto Cewek Bugil | Cewek Doyan Ngentot | Cewek Doyan Isep Kontol | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Nama lengkapku Deni Boy Wibisono, sering dipanggil ” Boy “, kini usiaku 25 tahun, kisah yang kuceritakan ini terjadi sepuluh tahun yang lalu. Malam itu aku tidur lelap sambil tersenyum dan tak sempat kurasakan apapun, tapi ketika aku terjaga karena jam wekerku berbunyi tepat pukul enam pagi, baru terasa badanku pegal-pegal terutama lutut dan pinggangku, bahkan untuk bangun dari tempat tidurpun berat sekali rasanya… Jika kakak-ku tidak masuk ke kamar, memaksaku bangun, mungkin aku terus ketiduran. Dengan memaksakan diri, aku bangun dari tempat tidur, namun saat kuberdiri terasa lututku lemas dan bergetar, hampir aku jatuh terduduk… Baru setelah mandi badanku terasa agak segar.

Cerita Dewasa Ngentot Guruku Yang Cantik Tubuh Montok
Selesai berpakaian seperti biasa aku duduk di meja makan untuk sarapan. Tak lama kemudian Bi Tuti pembantu keluargaku seperti biasanya datang mengantar nasi goreng kesukaanku, tanpa terasa perasaanku mendadak tegang… sekilas kulihat wajahnya… rasanya tak ada yang aneh tapi langkah kakinya terlihat agak berat, ” Aman… “, pikirku. Ketika aku minta telor rebus setengah matang, dia menjawab dan berlaku seperti biasa saja, akupun makin yakin dia tak tahu apa yang terjadi semalam.

Akupun menjalani hari-hari selanjutnya seperti biasa, sikapku jika berdekatan dengan Bi Tuti tetap seperti biasa seakan tak pernah terjadi apa-apa. Padahal setiap saat aku selalu mencari waktu untuk mengulang perbuatanku dulu, tapi sulit sekali karena akhir-akhir ini dia sering tidur bersama kakak perempuanku. Sikapku selalu dapat kujaga tapi kontolku tidak, hampir setiap aku dekat Bi Tuti kontolku langsung berdiri tegang. Pertama masih bisa kutahan, tapi makin lama kutahan makin pusing kepalaku… aku tidak suka onani karena kupikir kenapa mesti pakai tangan jika ada yang lebih enak yaitu bersetubuh dengan perempuan.

Akhirnya aku dua punya sasaran baru, yaitu guru Matematikaku yang bernama Bu Indah, usianya 26 tahun,belum kawin, sesuai dengan namanya, wajah cantik mirip Yuni Shara, kulitnya putih bersih dan bentuk tubuhnya sangat indah, tinggi langsing dengan buah dadanya yang besar tegak menantang dan teman wanita sekelasku yang bernama Jihan. Wajahnya cantik, kulitnya putih sekali tapi yang lebih penting bagiku adalah ukuran buah dadanya paling besar diantara teman wanita sekelasku. Setiap hari aku memutar otak, mencari akal bagaimana caranya supaya aku bisa mencumbu salah satu dari mereka sampai puas.

Suatu hari, aku dipanggil ke ruang oleh Bu Indah dan aku dimarahi karena nilai ulangan Matematikaku hancur, padahal aku sengaja tidak belajar supaya diperhatikan sama Bu Indah. Saat itu aku beralasan kurang mengerti ketika diajari di kelas dan langsung aku minta les tambahan sama Bu Indah. Pucuk dicinta ulampun tiba, Bu Indah langsung setuju dan kamipun berunding mengenai tempat les, di sekolah atau di rumah. ” Bagaimana kalau di rumah Bu Indah saja?” usulku. Dia langsung setuju, saat itu pula baru aku tahu kalau Bu Indah tinggal sendirian di rumah kontrakan dan les dimulai sore hari itu juga setelah pulang sekolah. Dengan hati berbunga-bunga akupun kembali ke kelas. Tiba di rumah aku langsung mempersiapkan diri, pokoknya badanku harus bersih dan wangi, kupakai celana dalam yang longgar dan celana Levi’s 501 ku yang tidak pake retsleting tanpa pake sabuk, dan tak lupa kubawa sebuah gunting kecil.

Sorenya kuberangkat sekitar pukul 3. Kurang lebih setengah 4 aku sudah berdiri didepan pintu rumah Bu Indah dan belum sempat kuketuk pintunya guruku sudah membukakan pintu.

“Sore Bu,” sapaku berbasa-basi. Setelah membalas salamku langsung dia menyuruhku masuk untuk menunggu di ruang tamunya karena katanya dia mau kebelakang dulu. Tampaknya Bu Indah baru datang juga karena dia masih mengenakan seragam guru yang tadi siang, mungkin rapat dulu pikirku. Ruang tamunya cukup besar, tapi bersih dan tertata rapi juga kulihat beberapa photo keluarga. Sambil duduk di kursi tamu yang terbalut kulit dan empuk, aku menyiapkan buku Matematika untuk bahan les.

Selang beberapa menit kemudian Bu Indah datang lagi dengan segelas air es ditangan kanannya. ” Boy .. maaf yach…Ibu nggak punya apa-apa. Pembantu lagi mudik .. jadi nggak ada yang masak. Barusan aja Ibu dari rumah Bu Yanti dulu.. yang ngajar Akuntansi di A3.. itu yang pindahan dari Bandung. Kamu tahu khan? Kamu siapin aja dulu bukunya..sambil baca-baca, Ibu mau mandi dulu sebentar.. nggak enak.. gerah nih!” katanya tanpa memberiku kesempatan ‘tuk membalas ucapannya.

Memang guruku ini nggak kaku kalau ngajar di kelas. Bahkan terkadang kalau ngomong kayaknya nggak terlalu ada jarak dengan murid. “Ma kasih Bu jadi mengerepotin .. “, jawabku sambil berusaha melirik sedikit belahan buah dadanya di balik kemeja dalam berwarna putih satin berlengan panjang saat guruku membungkuk meletakan gelas di atas meja. Rupanya blazer seragam warna hijau guruku sudah dilepasnya bahkan mungkin rencananya mau ganti baju dulu .. sebab kemeja putihnya sudah dikeluarkan dari balik rok. “Nggak apa-apa kok..”, balasnya sambil berlalu keruang dalam.

Dengan sengaja mataku mengikuti langkah guruku bertelanjang kaki ke ruang dalam. Kupandangi gerak pinggulnya saat berjalan..samar-samar terlihat cetakan celana dalamnya.. betis putihnya…hingga lenyap dibalik tembok pemisah ruangan. Tak lama kemudian terdengar gemericik suara siraman air. Oh Bu Indah … pikirku menerawang membayangkan guruku ini mandi telanjang tanpa benang sehelaipun.

Dalam benakku terbayang adegan erotis dengan guruku. Tanpa bisa ditahan gairahku meningkat .. organ kelelakianku menegang. Ohh …aku menghayalkan guruku sendiri.. Ibu Indah. Sempat timbul pikiran kotorku untuk mencoba mengintipnya dari lubang kunci .. sebab aku ingat omongan guruku kalau pembantunya lagi mudik jadi nggak bakal ketahuan.

Tanpa terasa menunggu, Bu Indah sudah muncul di hadapanku dengan memakai kaus putih ketat YSL tanpa kerah berleher V. Dengan rok katun longgar warna gelap menjutai sampai kemata kakinya, sungguh dimataku Bu Indah sangat menggairahkan, dengan BH hitam yang jelas membayang tanpa bisa menyembunyikan buah dadanya yang tegak membusung.

” Boy .. koq kamu bengong.. bukannya baca buku?” tanyanya sambil berjalan menghampiriku sambil mengikat rambutnya ke atas. Jelas sekali leher putihnya yang jenjang .. untaian anak rambut sedikit tergerai. Entah.. aku sendiri bingung antara terpesona atau tergiur. Yang jelas dimataku Bu Indah sungguh seksi menggairahkan. “Nggak Bu..,” jawabku sedikit gugup.

” Ayo Boy .. mulai… kamu bawa buku Matematikanya-kan?’” katanya sambil duduk di sofa panjang tepat di hadapanku. lalu diambilnya kertas kosong dibawah meja tamu dan tanpa sengaja untuk kedua kalinya aku mendapat kesempatan memandangi celah buah dadanya yang putih, menggelayut, tampak kontras di balik BH hitamnya ketika dia menunduk. Kali ini keberuntunganku cukup lama karena guruku sedikit membereskan majalah2 di bawah meja. Sungguh sejak aku membayangkannya mandi, gairahku belum mereda bahkan kini semakin membara.

Sambil membawa kertas kosong untuk coretan .. guruku duduk di sebelahkuku, disofa panjang, tak lama kemudian dia mulai serius menerangkan rumus integral dengan pensil ditangannya, sebaliknya gairahku membawa pikiran dan khayal-ku untuk menikmati kehangatan, keseksian, kesintalan tubuhnya. Aku hanya mengomentari dan berkata,” Ya …ya .. ngerti Bu…!” dan tanpa disadarinya mataku dengan buas memandangi wajah molek sambil membayangkan dapat menjilati dan melahap gumpalan terbelah, payudara putih segar yang menyembul disangga BH berwarna hitam yang tampak jelas dari samping atasnya. Jelas perasaanku tak karuan … jantungku berdegup kencang .. tercium aroma parfum yang lembut dihidungku .. makin membuat dudukku nggak nyaman.. dan aku tahu apa sebabnya … organ kelakianku yang terus menerus tegang membuat pikiran gelap mulai menggodaku.

Hingga akhirnya Bu Indah .. memberiku soal latihan untuk dikerjakan,”Coba Boy .. kamu buat ini .. soal yang tadi siang untuk PR . Ibu pingin tahu .. kamu udah ngerti belum?” kemudian dia berdiri sambil ngambil sebuah majalah dari meja sudut kemudian duduk di kursi sebelah kanan depanku. Sekilas kulihat dia membacanya sambil duduk miring menghadap ke arah jalan. Sambil mencoba menyelesaikan soal itu, kuperhatikan guruku membaca sebuah majalah Kartini. Kemudian kelihatan guruku merubah posisi duduknya dengan sedikit membelakangiku sambil menumpangkan kaki kanan dengan badan sedikit bersandar sambil memeluk bantal kursi.

Langsung aku menghentikan kegiatanku kupandangi guruku dari belakang… tampak benar bulat pinggulnya yang cukup besar ..oh sungguh menggoda pikirku. Terlihat pula sedikit celana dalam hitam bagian atas… karena kaos guruku yang sedikit terangkat. Selang beberapa saat aku terpana .. tiba-tiba Bu Indah menengok ke arahku…. lalu memperbaiki posisi duduknya.

Sepertinya Bu Indah sadar sedang diperhatikan, dia membereskan kaosnya lalu dia kembali duduk di sampingku. Jarak tubuhnya dengan tubuhku hanya sejengkal saja. Aduuuhhh… harum sekali wangi tubuhnya, tak tahan aku untuk memeluknya. Tapi aku takuuttt….. dan malu. Setelah kami berdiskusi tentang Matematika hampir tiga jam lebih, obrolan mulai melebar, kami semakin akrab. Sesekali kulit kami bersentuhan…. terasa halus sekali…. lain dengan kulit bi Tuti, semakin membuatku ingin merambahi seluruh bagian tubuh yang dimilikinya untuk mereguk kenikmatan yang ada di dalamnya.

Entah setan mana yang menggodaku hingga aku semakin berani. Tanpa basa basi, tubuh Bu Indah langsung kupeluk dengan kuat, secepat kilat bibirku menempel di bibirnya yang ranum…. dia kaget sekali…. matanya melotot…. ” Mmmphh Boy, apa apaan kamu… ” katanya sambil menggelengkan kepalanya untuk menghindari bibirku dan tangannya mendorong bahuku. Kujawab dengan mempererat pelukan hingga tangannya tak bisa bergerak… kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu…. kusedot sedot dan kugigit bibir bagian bawah… tapi mulut Bu Indah tertutup rapat…. Mmmmpphh….mmpphh… kepalanya menggeleng-geleng dan bergerak mundur berusaha untuk melepas ciumanku…. tapi bibirku terus menempel di bibirnya…. kucoba untuk merangsangnya lewat bibir.

Kepalanya terdorong hingga ke pojok sofa hingga tak bisa bergerak lagi… seluruh tubuhku bergerak secara reflek menindih tubuhnya… selangkanganku tepat menempel di selangkangannya… menggesek gesek memeknya, badannya menggelinjang-gelinjang…. kakinya terus bergerak-gerak…. menendang-nendang…. tangannya mendorong dadaku dengan kuat, berusaha melepaskan diri dari tubuhku yang menindihnya, tapi aku tetap memeluknya dengan kuat…. hingga kurasakan gerakannya mulai berkurang… dan melemah….. sorot matanya berubah sendu…. dan berkaca-kaca……

Mulutku terus menutupi mulutnya… bibirnya kukulum sambil kusedot dan kugigit bibir bawahnya… kumainkan lidahku untuk membuka mulutnya… kucoba untuk merangsangnya… selangkangannya kutekan dan kugesek-gesek dengan selangkanganku… akhirnya usahaku membuahkan hasil.. mulutnya mulai terbuka… nafasnya mulai memburu…. bibirnya bergerak membalas permainan bibirku… aduuuhh enakknyaaa… kamipun berciuman dengan normal, tanpa ada paksaan… ternyata Bu Indah, guruku yang cantik, sangat ahli dalam berciuman… lidahnya dan lidahku saling berpilin dan menarik… saling menyedot… enak sekali rasanya… pelukanku lepas dengan sendirinya dan tanganku menyelusup ke balik kaosnya mulai menggerayangi perutnya.. ketika buah dadanya kuraba-raba, Bu Indah mendesah, ” Boy, jangan Nak.. oohh… kamu memang nakal…. awass ya…! oohh…. aahh… ssstt… aahh… “.

Sikapnya seperti ingin menolak tapi desahannya menunjukkan dia merasakan nikmat… aku jadi lebih agresif… tubuhku bergeser… mulutku berpindah sasaran… kuciumi lehernya yang putih… kujilat-jilat… tanganku semakin rajin mengelus… meraba… terdengar desahan lirih… aaaaahhhh… aaaahhh…. ooohhh…. kedua tangannya menjambak rambutku, kugeser perlahan-lahan kaos putihnya… dan tubuh Bu Indah semakin terbuka… tanganku bergerak ke balik punggungnya… kubuka kaitan BH-nya… ketika kubuka penutup buah dadanya, mendadak kedua tangan Bu Indah menepis tanganku dan menutupi dua gundukan yang menjulang dengan menyilangkan tangannya dan menurunkan kaosnya, sambil berkata, ” Cukup, jangan diteruskan lagi… Ingat, kamu adalah muridku ! Jangan kurang ajar !! “, matanya memandang tajam ke mataku sambil mendorong dadaku dengan kasar.

Aku kaget dan terdiam sejenak, ” Wah, bahaya nih, tapi kepalang basah “, pikirku dan nafsuku sudah di ubun-ubun… kontolku makin tegang dan berdenyut-denyut… aku benar-benar sudah nekat. Kugeser kembali tubuhku menindihi tubuhnya… kupegang kepalanya dengan kuat… kuciumi bibirnya dengan lebih bernafsu… kedua tangan Bu Indah berusaha menahan tindihanku dengan mendorong dadaku… perlawanan itu membuatku semakin bernafsu… lehernya kutelusuri dengan lidahku… bagian belakang kupingnya kuciumi… kujilati… kugigit ujung kupingnya… kumainkan lidahku di lobang kupingnya…

Tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang… matanya merem sambil menggigit bibirnya sendiri… mulutnya berdesah tertahan, ” Boy… aahhh…. ooohhh…. Booy… aaahhhh… mmmm…. su..su..dah… ja…jangan.. diteruskan…aahh… De..de..niii…Booy… su..sudah…a..aa…aa..hhh… suu..dah..”

Desahan itu membuatku tambah lupa diri, tangan kananku kembali menyusup ke balik kaosnya, langsung kuremas buah dada Bu Indah yang sebelah kiri… waahhh… ternyata buah dadanya benar-benar keras dan kenyal… kaosnya kutarik keatas… tampaklah sepasang buah dada putih bersih dengan putingnya yang kecil berwarna agak kecoklatan… kusambut kedua gundukan daging itu dengan remasan dan mulutku. Kujilat… kuciumi…dan kugigit sambil kusedot sedot puting yang ranum itu… desahan Bu Indah terdengar semakin lirih.. ” Aaahhh…. ooohhh…..ooohhh…. ooohhh… mmmmmhhmm…ooohhh…mmmmm…. “, kedua tangannya mencengkeram rambutku dengan kuat… kepalanya semakin menyusup ke pojok sofa… matanya merem melek merasakan kenikmatan… buah dadanya terus kuremas-remas… kuciumi… ku urut-urut…. Aaaahhh nikmatnya… kugeser tubuhku ke sampingnya, kuturunkan kedua kaki ke lantai, sambil berlutut aku terus menelusuri setiap lekuk tubuh Bu Indah dengan mulutku, kujilat-jilat puting dan perutnya secara bergantian….

Tangan kananku berusaha membebaskan kontolku yang sudah sangat tegang dari penghalang, dengan sekali tarikan, seluruh kancing celanaku langsung terbuka… kontolku langsung menyeruak, berdiri dengan kokoh juga keras… kuturunkan celanaku perlahan-lahan tanpa sepengetahuan Bu Indah. Setelah itu, tangan kananku menyibakkan rok longgarnya sambil mengelus dan meraba-raba pahanya.. makin ke atas, hingga tiba pangkal pahanya yang masih tertutup celana dalam warna hitam tipis.

Kuletakkan telapak tanganku dengan perlahan, kuusap-usap dengan lembut…. kugesek-gesek jari tengahku di celah bibir memeknya … tubuh Bu Indah tiba-tiba tersentak, tangannya menggapai-gapai berusaha menarik tangan kananku… ” Boy… jangannn… oohhh…mmhhmm…. oh.. ja..ja..ngannnn…. mmhmm… oohhh…aaahh… Boooy…. mmmhhmmm… mmmhhmm…..”, desahannya makin keras… seperti merintih kesakitan… tangannya terus menggapai tanganku. Ketika tanganku terpegang, langsung ditariknya ke buah dadanya… sejenak ku ikuti kemauannya. Kedua buah dadanya kuremas sambil menyedot-nyedot dan menggigit putingnya.

Mulut Bu Indah terus merintih-rintih nikmat… tangan kananku terus berusaha membuka celana dalamnya, tapi selalu gagal karena pahanya dirapatkan dan tangan kirinya memegangi tanganku. Berkali-kali kucoba, tapi selalu gagal…. Mulutku kuarahkan kembali ke mulutnya… bibirku dan bibirnya menyatu… saling mengulum… menyedot…. menggigit… dan buah dadanya kuremas dengan kuat…. ” Mmmmmhhmmm…. mmmmhhhmmm….mmhhmmmmmm…. mmmhhmmm … “, dia merintih-rintih sambil berciuman. Kedua tangannya menjambak rambutku, kedua pahanya merenggang sendiri.

” Nah, sekarang “,kuambil gunting kecil dari celanaku, kutarik roknya lalu perlahan-lahan sekali dan tanpa menyentuh memeknya, sedikit demi sedikit kugunting bagian depan celana dalamnya dan aku berhasil tanpa disadari olehnya. Nafsuku semakin berkobar membayangkan kenikmatan saat kontolku keluar masuk lobang memeknya. Sedikit demi sedikit aku menggeser tubuhku ke antara dua pahanya, tanpa ada paksaan, kedua pahanya berhasil kurenggangkan hingga tubuhku ada diantaranya dengan posisi bertumpu pada lutut.

Tubuh Bu Indah kutarik sedikit demi sedikit ke pinggir sofa saat mulutku menciumi bibirnya. lalu lehernya kujilati… terus turun… ke buah dadanya… kumainkan lidahku di perut dan pusarnya… Tubuh Bu Indah semakin menggelinjang gelinjang dan rintihannya semakin keras, ” Ooohhhh… aaahhhh… ooohh… oooohhh…. aahhh…. Booy… aaahhhh…. geliiii…. oohhh…. aa..aahhkkhhh…..”. Ketika posisi lobang memek Bu Indah agak ke pinggir sofa, akupun mulai merangkak naik sambil mengusapkan ludah di kepala kontolku yang sudah sangat keras… bibirku dan bibirnya kembali bersatu… kami berciuman agak lama… nafasku dan nafasnya semakin memburu… badannya sudah licin oleh keringat, sorot matanya sayu dan pasrah….

Kuangkat kaki kanannya lalu kuletakkan di atas meja, kedua pahanya semakin merenggang…lalu kugenggam batang kontolku, kuarahkan kepalanya tepat di depan lobang memeknya…, bulu-bulu tipis halus terasa menyentuh tanganku…. Aaahhh, belahan memek Bu Indah pasti terlihat jelas… bulu memeknya yang tipis halus tak mungkin akan menutupinya… sambil membayangkan bentuk memeknya, kudorong pantatku dengan sepenuh perasaan…. perlahan namun pasti…. kepala kontolku mulai menyentuh bibir memeknya…. masuk sedikit demi sedikit…..

Kualihkan perhatian Bu Indah dengan memainkan lidahku di lobang kupingnya, ” Ibu cantik sekali… maafin Boy Bu… Bu Indah sayaaangg… maafin Boy ya… ” bisikku, kugenggam keras tangan kanannya dengan tangan kiriku…., ” Booy…. oohhh…aahhh…. sudahh yaa… aa..ahhh…. ooohhh…. jangan diteruskan…. Boooy … please… su…su.dah … Ibu takuutt….”, rintih Bu Indah dengan lirih…. Pantatku terus kudorong…, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke lobang memek Bu Indah yang sudah basah dan licin tapi sangat sempit…. lalu kugesek-gesek dan kutekan perlahan… tangan kananku terus menggenggam batang kontolku… membimbing hingga semuanya masuk.

Kontolku semakin berdenyut-denyut… ketika kepala kontolku masuk…. tubuhnya tersentak… mata mendadak terbelalak kaget…. tangan kirinya menahan perutku menahan dorongan pantatku… tapi tanganku terus menggerak-gerakkan kontolku… kutekan sedikit… kutarik…. kugesek-gesekan ke itil nya… kutekan lagi… kuputar-putar… kugesek-gesek lagi itil nya… hingga dia meratap sambil merintih-rintih nikmat, ” Oooohhh…oohhh…aahh…oohhh….. Booy…. Booyy…. ja..ja..nnggan… ooohh… oohh.. jangan….. mmmhhmmmmm… sakiiitt.. aahhh..uuhhh… sakkkiitt.. Ibu..nggak mau… Booy… oooohh… Booy… jja..ja..ngaaan… a..duuuh…nggg…akh…aahhh…mmhmm..nnggg…. uuhhh…”

Walaupun memek Bu Indah sudah basah dan licin, kontolku hanya masuk sepertiganya… sempit sekali… ketika kudorong dorong pantatku lebih kuat, tubuh Bu Indah bergetar…. rintihannya semakin keras seperti jeritan-jeritan keci, ” Boooyy…. aaahhhhhh……aa…aahhhh… uuuuhhhh….. uuhhh… ooohhhhhh….. aaaaaa…. sakiiittt….aww…..mmmmhhmmm……ooohhhh….. mmmmhhmm… nnggak mauu…. Boooyy…. sakiiittt….. Boy.. Booy…Booooy….. Booooooooy……. aaaaaaaaaahhhh…..”

Bu Indah menjerit-jerit kecil memanggil namaku ketika doronganku semakin kuat…. semakin kuat…. hingga akhirnya kontolku masuk setengahnya, kutarik lalu kudorong lagi lebih kuat, baru masuk 3/4 keburu mentok, terasa kepala kontolku menyentuh dinding yang bergerinjal-gerinjal, saat itu Bu Indah merintih agak panjang…. crep..crep crepp… crepp…. bleessssss…… terasa sekali nikmatnya jepitan dinding memek Bu Indah… ” Aaahhh….aahhhh…. enaakk…. nikmattt…. “, kontolku terasa agak perih…. tiba-tiba ada cairan hangat merendam kontolku…. hangat dan licin nya mendatangkan kenikmatan tersendiri…. membuatku terpejam sejenak… nikmat….

Kulihat kepala Bu Indah mengeleng-geleng dengan kuat… rintihannya menjadi tidak jelas.. seperti orang mengigau…. menangis lirih…. kutegakkan tubuhku sambil kupegang pinggangnya yang kecil dengan kedua tanganku lalu kumulai gerakan menarik… mendorong menarik… dorong…. tarik…. crepp… blesss…. creppp… blessss… creppp….crepppp…. crepppp….. tampak sekali pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Bu Indah, crepp…creppp…. creppp…. creppp… blesss….blesss…. blessss….. anganku melayang dibuai kenikmatan aneh… biar lobang memek Bu Indah sempit sekali tapi kontolku keluar masuk dengan leluasa… karena adanya cairan pelicin.

Bu Indah pun semakin tak jelas rintihannya, kadang nadanya seperti menangis… mulutnya menggigit-gigit tangannya yang mengepal…, ” nghhhh….nghhhh….ngggnggh….. aa..aa..ahhhh….. eekh.. aahh… nggg…ngggg… mmhmm…. o..o..oohhhh… ngghh…. Booooy… sssakiit… nggnggg…. aww… oohh….. Boooy… pelaan… pe..pe..laan….. aaaaaaaaaaaa..aaaahhhhhhhhh…nnggngg…. aaahhhhhhhh……… “

Gerakanku semakin kupercepat… terusss… makin cepaatt…. sesaat kemudian Bu Indah merintih histeris, sambil melingkarkan kedua kakinya di pinggangku… mulutnya terus merintih nikmat sambil menjilat dan menggigiti kuku tangannya…. saat itu pula kembali kurasakan ada cairan hangat merendam kontolku di dalam lobang memeknya….. kedua kaki Bu Indah menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak beberapa saat…. ” Booy… Boooy… aahhh…ohhh…. ka.. ka..mu jahaat.. aaakkhhh…. akh…. Booooy….. enaaaak…. aa..aaahh… oohh… “, desah Bu Indah.

Kugeser tubuhnya memanjang di sofa, kedua kakinya terlipat, kutindih tubuhnya sambil memasukkan kontolku…. dan setelah kugeser-geser posisiku hingga terasa nyaman dan leluasa, akupun mulai menggerakkan pantatku naik turun…. crepp..blesss..creppp..blesss….creppp..blesss… creppp… creppp…creppp… crep..crepp..crepp.. crepp… gerakanku semakin cepat, tubuh Bu Indah menggelinjang-gelinjang liar… kedua kakinya melingkar dan menjepit pinggangku… kedua tangannya mencengkeram punggungku…. lidahku menari-nari di lobang kupingnya… nafasku semakin memburu.. gerakanku semakin cepat…. cepaaat…. makin kuat hentakanku….

Bagian dalam memek Bu Indah terasa semakin basah dan hangat, kurasakan kontolku mulai berdenyut-denyut dan terasa sangat geli… inilah saat paling kutunggu… rasa geli yang amat sangat diakhiri dengan keluarnya air mani…. kuperlambat sebentar gerakanku…. lalu kupercepat lagi…. kupercepat lagii…. semakin cepat gerakanku membuat rintihan Bu Indah semakin pendek tak menentu, ” mmh.. ugh.. ugh… ugh…aa..a..aahhh.. ngnggg.. uuhh….oohh… mm..mm..mm.. ngng… ohh..ohh.. ohh.. nnngg… eekh… aahh..ahh…mmhh… te..te..te..rus.. te..te..ruus.. oohh.. aahh…aahh.. Bbbooyy… Bbooyy… ah..ah.. sa..sa..yanggg…aahhh… laagii… teruusss.. ehhh… ehh… aaahhh.. “.

Mulut Bu Indah bergerak ingin mengulum kupingku… lidahnya terasa menggelitik lobang telingaku…. tak lama kemudian kontolku berdenyut keras… ingin memuntahkan air mani…, ” Aaahhhhhh…. aaahhhh…. aa..aa..aaahhhh…. akuu.. tak kuat lagi Buuuuuuuu….. ” gerakan naik turunku semakin cepat….rasa geli semakin terasa… kontolku makin tegang… berdenyut-denyut….

Bu Indah semakin histeris, mendadak pantatnya mengangkat dan bergoyang…. memutar…, ” Aaakh… aaaaa…. Booyy….Booooy…….. sa..yang….ta…taa.. oohhh… tahannn… se…se…bentarr…. ta..ta..hannn….. aa..a…yo…se…sekarang… sekarang… yaaa…yaa….eee..eennaaakk….ooohhh…. oohhh…. mmmhhmm….oooohhhh…… aaaaaahhh……..” Kontolku terasa dipilin-pilin dan disedot-sedot…… akhirnya…., ” Aaaaahhhhh…. aaahhhh….. Ibuuuu…. aaahhh…ahh…”, kudorong pantatku sekuat-kuatnya…, air maniku menyembur banyak sekali cret…cret…cret…cret…cret…cret…cret… kupeluk tubuh Bu Indah sekuatnya…, mataku terpejam merasakan kenikmatan tiada tara yang barusan terjadi….., demikian juga Bu Indah ketika maniku menyembur di dalam memeknya… badannya seperti menggigil dan tersentak-sentak… kedua matanya terbeliak-beliak nikmat……, kedua kakinya melingkari pinggang dengan kuat….. kedua tangannya mencengkeram punggungku sampai kukunya menancap, kureguk seluruh kenikmatan sambil kami saling memeluk, mencium sambil berguling-guling untuk meredam nafsu dan emosi yang sangat tinggi.

Setelah kurang lebih sepuluh menit saling berpelukan, aku mulai bangkit, kuangkat tubuhku, perlahan-lahan kucabut kontolku dari lobang memek Bu Indah. Air maniku terlihat mengalir keluar, menetes…. kuseka dengan rok panjang yang masih di kenakan Bu Indah. Lalu kubersihkan dengan mengusap-usap celah memeknya yang merah merekah yang hanya ditutupi bulu bulu halus dengan potongan celana dalamnya.

Tubuh Bu Indah masih tergolek lemas… tak bertenaga…. tapi tatapan mata Bu Indah mengarah tajam kearahku… aku mencoba untuk tersenyum… sambil menjulurkan tangan menolong untuk bangkit. Tak lama Bu Indah duduk disampingku tanpa membereskan bajunya terlebih dahulu, buah dadanya hanya tertutup sebelah saja, roknya tidak diturunkan hingga pahanya tidak tertutupi sepertinya dia tidak mala-malu lagi padaku, tapi matanya terus menatapku….

” Ibu marah…. ? “, tanyaku sambil tersenyum lalu mendekatkan bibirku ke bibirnya…, tapi tiba-tiba plokk…plokk… kedua pipiku ditampar keras. Aku berdiri bengong sambil mengusap-usap pipi, tadi dia bilang sayang, tapi sekarang menamparku…. eeh… setelah menamparku Bu Indah tertunduk sambil menangis di di depanku. Aku jadi bingung….., nggak ngerti kok jadi begini, tapi aku tidak mau tahu…. pokoknya aku berhasil menyetubuhinya dan aku benar-benar puassss.

Tanpa berkata sepatah katapun, aku memakai celanaku kembali, langsung membereskan buku catatan les Matematikaku, bersiap untuk pulang. Tiba-tiba Bu Indah berlari masuk ke kamar tidurnya sambil menangis terisak-isak….. Semula aku sih cuek-cuek aja…, lama kelamaan aku menjadi tidak tega…. kuikuti masuk kamar tidurnya…. kulihat…. dia sedang menangis sambil tengkurap sambil memeluk bantal, kaos dan roknya tersingkab, sebagian pantatnya ke bawah terlihat jelas, kulitnya bersih, putih mulus, bagian pantatnya yang lain masih tertutup celana dalam hitam tapi sudah sobek digunting dan sebagian punggungnya terbuka. Sepertinya dia sudah tidak memperhatikan lagi keadaan dirinya.

Aku duduk di sisi tempat tidur, sambil menunggu reaksi, kuperhatikan sekeliling kamarnya, hampir semua barangnya bagus dan bermerk. Tempat tidurnya empuk sekali, pegasnya sangat elastis, isak tangis Bu Indahpun cukup terasa membuat kasur seperti bergelombang. Stereo set, TV, meubel, lukisan, tumpukan sepatu dan peralatan kosmetiknya termasuk merk yang sangat mahal.

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, nggak terasa sudah lima jam aku berada di rumah Bu Indah. Hampir lima belas menit aku menunggu, tapi isakan Bu Indah belum berhenti juga. Ketika aku duduk di sampingnya, kucoba memegang tangannya, uluran tanganku langsung ditepis olehnya. Aku semakin bingung, kucoba mengusap rambutnya, tapi dia semakin terisak-isak sambil menggeser tubuhnya menjauhiku sambil menedang-nendangkan kakinya kearahku…. tanpa disadarinya potongan celana dalam yang menutupi sebagian pantatnya terbuka… seluruh pantat sampai ke kaki terlihat sangat jelas.

Iseng-iseng kuperhatikan dari kaki hingga pangkal pahanya, kulitnya putih bersih merata, mataku terpaku di belahan pantatnya…. terlihat jelas lobang anusnya tertutup rapat dan disebelahnya tampak celah yang merekah berwarna merah muda dikelilingi bulu-bulu halus… membuat aku terangsang oleh pemandangan yang terpampang jelas di depanku, kurasakan kontolku bergerak mulai menegang…… kucoba mengalihkan perhatian dengan memandangi lukisan tapi kontolku malah semakin tegang.

Pusing aku jadinya……. tampaknya Bu Indah marah padaku……. akhirnya kutimbang-timbang antara pulang saat itu juga atau menunggu sampai kemarahan Bu Indah reda. Tapi pikiranku semakin sulit diajak kompromi, perhatianku tetap tertuju pada celah yang merekah itu…… terbayang nikmatnya ketika kontolku keluar masuk celah itu….. Apakah Bu Indah masih mau kusetubuhi selagi dia masih marah padaku.. tapi.. jangankan kusetubuhi, baru kupegang tanganpun dia tak mau….. kusetubuhi atau tidak, dia tetap marah padaku…, ” Ah, tadipun dia tidak mau kusetubuhi, tapi setelah terangsang dan merasakan nikmatnya bersetubuh akhirnya dia mau juga, kucoba lagi ah…. “, pikirku.

Diam-diam kucopot kancing celanaku satu per satu, kubuka seluruh penutup tubuh hingga telanjang bulat…. perlahan-lahan kugeser tubuhku mendekati pantatnya…. Tempat tidur pegas Bu Indah benar-benar asyik…. sedikit gerakan membuat permukaan kasur bergoyang seperti gelombang. Bu Indah tahu aku mendekatinya… dia malah menutupi kepalanya dengan bantal…. hingga dia tak tahu bahwa aku sudah telanjang bulat……. samar-samar kudengar isak tangis yang ditahan….. tapi aku tak perduli.. yang kuperhatikan hanya lobang memek yang merekah berwarna merah muda di belahan pantatnya.

Sambil menunggu saat yang tepat, kucoba bersikap baik, kuusap-usap punggungnya dengan lembut…. perlahan kutarik tali BH-nya lalu kulepas….. kaosnya kurapikan sehingga punggungnya tertutup ternyata Bu Indah tidak menunjukkan gerakan menolak perbuatanku…. akupun semakin berani….. diam-diam kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. roknya kurapikan…. kuturunkan seluruhnya menutupi pantat sampai ke mata kakinya… kupijat-pijat lembut kakinya sambil menggeser sedikit demi sedikit supaya renggang…. lalu aku tengkurap di sebelah Bu Indah…. kuusap-usap lagi punggungnya… kuangkat sedikit bantal yang menutupi kepalanya… kutempelkan mulutku di kupingnya sambil berbisik ” Buu…. maafin Boy ya…. perbuatan Boy bikin Ibu jadi sedih…. aku janji tidak akan mengulanginya….. maafin Boy ya…….. “, Bu Indah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menutupi kuping dengan kedua telapak tangannya, wajahnya tertunduk dalam… sepertinya dia tidak mau mendengar omonganku atau melihatku lagi… karena perbuatanku tadi.

Aku mengangkat tubuhku perlahan-lahan… kutindih punggungnya… sambil kubelai lembut rambutnya… bahu Bu Indah terguncang-guncang… isak tangisnya makin keras… dikiranya aku akan menghiburnya, padahal kugeser pantatku sedikit demi sedikit sambil kulepas kancing roknya…. kubuka retsletingnya…. kusibakkan semua yang menutupi belahan pantatnya… hingga lobang memeknya yang makin merekah terlihat jelas… akupun jadi tidak sabar ingin menusukkan kontolku ke lobang yang sudah menganga itu.

Kubasahi kepala kontol dengan ludah…. perlahan-lahan kuangkat pantatku hingga tepat di atas pantatnya… dan kurapatkan kedua kakiku diantara kakinya…. kugenggam kontolku…. kuarahkan kepalanya tepat di bibir lobang memeknya…. pantatku turun pelan-pelan…. tanpa ragu-ragu langsung kudorong…. Akh, kontolku sulit masuk… seret… masih kering dan sempit… ada rasa perih di kontolku.

Saat itu tubuh Bu Indah tersentak…. dia kaget sekali… merasa ada sesuatu menyentuh bibir memeknya dan memaksa masuk…. tubuhnya langsung meronta-ronta… ingin melepaskan diri dari tubuhku….. tubuhnya bergeser maju… pantatnya digoyang-goyang…. berusaha untuk menghindari dorongan kontolku… kedua kakinya tak bisa apa-apa karena tertahan oleh rok dan kakiku…. sambil menahan tubuhnya… kudorong kontolku dibantu tangan kananku… hingga pada dorongan keempat, kontolku masuk setengahnya… kudorong lagi…. kutekan sedalam dalamnya sampai mentok….

Makin kuat Bu Indah meronta makin terasa tubuh kami bergoyang-goyang… berayun-ayun… akibat pegas tempat tidurnya sangat elastis…. tanganku langsung menyusup ke balik kaosnya… kuraba-raba perutnya… Bu Indah semakin meronta.. kupeluk tubuhnya dengan cara menyilangkan kedua tangan sambil mencengkeram buah dadanya yang kenyal dan keras… lalu kuremas-remas dengan lembut…. kedua putingnya kutarik-tarik dan kupuntir-puntir… mulutku menjilat-jilat dan menciumi tengkuknya sampai basah… kujilat hingga ke belakang kupingnya…. kugigit-gigit ujung kuping…..

Gerakan meronta tubuh Bu Indah makin melemah… kutekan pantatku dengan kuat sambil kuputar-putar…. hingga tubuh kami bergoyang-goyang.. pegas tempat tidur ini memang sensitf sekali sedikit saja bergerak langsung terasa seperti diayun-ayun… aku merasakan kenikmatan bersetubuh yang unik di tempat tidur ini… kulihat mata Bu Indah berkaca-kaca…. dia menangis… merintih-rintih kesakitan…… ” Nngg…nnggng… uuhhuu….uuuhhh…nggg… aduuuhhh… sssssssakiiiitt….. nngg…… aaaaa….aaa….”

Tubuhnya tengkurap tak bergerak…. tangannya menjuntai lemas…. pelan-pelan kutarik kontolku… aduuhh sempit sekali… rasanya seperti di jepit… kudorong lagi pelan-pelan…. kutarik…. kudorong….. kutarik….. creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep… creeeeeeep….. creeeeep……. seret sekali……

Kucabut kontolku lalu kubasahi lagi dengan ludah…. kumasukkan lagi…. Nah, sekarang agak licin. Terasa buah dadanya makin mengeras… putingnya kupijit dan kupuntir…. samar-samar kudengar rintihan kesakitan Bu Indah berubah menjadi rintihan nikmat… akupun mempercepat gerakan naik turun sesuai ayunan pegas tempat tidur ini… pantat Bu Indah bergerak seperti membalas gerakanku…. bergoyang, menarik dan mendorong… rintihannya semakin jelas dan keras… tampaknya Bu Indah mulai terhanyut oleh kenikmatan persetubuhan ini, rasa sakitnya sudah berubah menjadi sakit-sakit nikmat. Aku yakin sebentar lagi dia tidak akan merasa kesakitan…. tapi kenikmatan yang luar biasa……

Dia merintih, ” Aa..ahhhh… aahh.. mmmhhmm… ooohhhh… ooohhhh.. ooohhh… a.. aa..a.. aahhhh…” tak lama kemudian terasa ada cairan hangat membanjiri seisi memek Bu Indah…. kontolku semakin lancar keluar masuk… menggesek-gesek dinding memeknya… mulai terasa nikmat… gerakan naik turunku semakin cepat… Aku semakin bernafsu… creepp…creepp…creepp…creepp… creepp… creepp… creepp…. creepp.. creepp.. creepp… dan terasa dinding memeknya seperti berdenyut.

Bu Indah semakin histeris… ” A..aa..hhh….aa…aaa..aahhhh… Boooy…. ooohhh…ooohhh… aa…aa..aahhh…. mmmhhhm…aahhh…ooohh…oohhhh…. Bbboooyy…. ssu..su..ddaah… aakh..aaah…. ssu..ssud…. a..aa..aaahhhhh…. te…tee..russs… Bbbooy… llagii.. laagii… oohhh…. “, Mendengar rintihan tak keruan itu, aku makin liar… kuangkat tubuhku lalu kutahan dengan sebelah tangan sambil kujambak rambutnya…. gerakan naik turunku makin cepat…. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. crep.. dengan gaya seperti joki sedang menunggang kuda.

Tangan Bu Indah yang semula terjuntai lemas menggapai-gapai ke kakinya menarik-narik roknya… dia ingin kedua kakinya bebas bergerak… Akupun mengerti… lalu kucabut kontolku dengan cepat dan Bu Indah menjerit kecil ” Ja..jangan..dilepass….” tubuhnya meronta-ronta… cepat-cepat kutarik rok panjangnya juga celana dalam yang sudah sobek kugunting… kubuka kaosnya dengan kasar… kini tubuh kami tidak ditutupi sehelai benangpun…

Bu Indah langsung membalikkan tubuhnya sambil mengangkang dan tangannya menarik pinggangku… dengan tergesa-gesa kumasukkan kontolku ke lobang memeknya… kutekan dengan kuat…. kutarik…. lalu kutekan dengan kuat…. bibir kami saling mengecup….menyedot…. gerakanku semakin liar……. creeepp….creeepppp…creeppp….creeppp… creepppp…creeeppp…. kutekan kontolku sampai mentok… creeeeeepp… ” Bboooy…. aahhhh… ooohhhhh…. oohhh….ooohhh….. enaaakkk….. ooohhh… Booy.. terruuss… te..tee..rrusss… ooohhh…. aaahhhhh…. aaaaaahhhhh….. “, Bu Indah merintih rintih dan menjerit histeris… matanya terbeliak-beliak… tangannya menarik-narik pantatku…. kakinya menjepit pinggangku dengan kuat hingga tak bisa bergerak…. sepertinya Bu Indah baru mencapai puncak kenikmatan… terasa muncul cairan hangat membanjir, merendam kontolku.. licin sekali… hingga kontolku seperti ada di lubang yang besar, basah, hangat dan licin.

Tiba-tiba Bu Indah mendorong tubuhku dengan kuat hingga kontolku terlepas…. ” Sudah ah… ” katanya dengan bibir bergetar, kemudian kedua tangannya menutupi mukanya dengan kedua kaki masih mengangkangi tubuhku. Akupun ikut diam tapi untuk beristirahat memulihkan tenaga dan mengatur nafas lalu kuseka batang kontolku yang basah dengan kaos. Ketika aku bersiap kembali memasukkan kontolku, Bu Indah berkata dengan lirih, ” Boy, sudah ya…, Ibu mohon jangan diterusin… Ibu takut hamil..” dengan kedua tangan menutup memeknya, dia berusaha duduk sambil menarik mundur pantatnya menjauhi kontolku… tampaknya dia ingin mengakhiri persetubuhan ini.

Akupun berdiri di tempat tidur sambil mengusap-usap kontolku yang masih berdiri tegak, sambil duduk Bu Indah memandangku dengan sayu dan berkata, ” Terima kasih Boy, kamu mau ngerti “.

Tanpa berkata apa-apa, aku bergerak mendekatkan kontolku ke wajahnya…. kupegang kepalanya… kudekatkan kontolku ke mulutnya, rupanya Bu Indah mengerti kemauanku, dia menggelengkan kepalanya, ” Nggak..Ibu nggak mau !”. Kupegang kepalanya dengan kedua tanganku… kutempelkan ujung kontolku ke bibirnya…. kudorong-dorong…. tapi mulut Bu Indah tertutup rapat…. ” Ayolah, sebentar saja Bu…”, kataku sambil duduk di depannya, Bu Indah tetap menggelengkan kepalanya, sambil berkata ” Nggak…nggak mau… pokoknya nggak mau… jijik….!”.

Aku jadi gemas, kutarik tubuhnya hingga menindih tubuhku, kupeluk tubuhnya lalu kucium bibirnya…. dengan lemah tubuhnya meronta-ronta… kulumat bibirnya… kumainkan lidahku di dalam mulutnya, sampai akhirnya dia membalas pelukan dan ciumanku… kami berciuman lama sekali, sekali dia berhenti menciumku… dia hanya memandangku…. tangannya mengusap-usap rambutku….

Tanpa disadarinya, aku mengarahkan kontolku ke lobang memeknya. Ketika posisinya sudah tepat, kuangkat pantatku mendorong dan blesssss…. kontolku langsung masuk, tubuh Bu Indah tersentak, dia berusaha mengangkat pantatnya… tapi pingangnya kutahan dengan kuat… malah kutekan kebawah hingga kontolku hampir masuk semua… Bu Indah mendesah, ” Booy… aa..aaahhh… kamu memang nakaal… Booy… oohhh.. aaahhhhh….”

Lalu kami saling pandang, lama… tak ada yang bergerak diantara kami…. Bu Indah menundukkan kepalanya… dia mencium bibirku lembut sambil berkata ” Kamu memang nakal.. jahil… kamu nggak mudah menyerah rupanya… nggak mau nurut sama omongan Ibu… kamu jahat…. sekarang lepasin tangan kamu.. kalo nggak… awas !”.

” Tapi Bu… ” kataku, sambil mengerak-gerakkan pantatku keatas… dan menekan-nekan pinggangnya ke bawah… kuangkat pantatku berulang ulang… sesekali ketika kuangkat pantatku dengan kuat, pinggangnya kutekan ke bawah, hampir seluruh batang kontol masuk ke dalam memek Bu Indah… saat kepala kontolku menabrak dinding paling dalam, Bu Indah menjerit kecil, badannya bergetar….

Diapun tidak bisa menyelesaikan kata-katanya dengan benar, malah jadi merintih nikmat, ” Nggak ada tapi-tapian, kamu mau lepas nggak ? Ntar Ibu mmma..mmau…. la..lapor…. aaahhhh… aaww…. sstt…. ooohhhh…. ntar… Ibu.. laporrrinn… ssama… aww… ppo.. mmhhmm…aaahhhh.. polisssiii… aahhh…. ooohh… aaahhh…. aww.. aaaaaaaaaaaaaahhhh… sssstt….. aahhh…. ooohh… aa..aaww…. Bbooy… terusss…. aaahh… oohh…. Booooy…. Boooyyy…. aa..aaaaaww…. aaahhh… ooohhh…. te..teruuss… teruuusss… oohh… aahh… oohh..oohhh.. eeenaaakk… aa..aaaww… lagiii… enaak.. ssaayyaang….”

Kudorong tubuhnya supaya tegak, hingga posisinya seperti sedang berjongkok diatas kontolku dan pantatnya kutahan dengan kedua tanganku, kuhentak-hentak… kudorong.. pantatku keatas dengan kuat, dengan bantuan tempat tidur pegas ini, hentakanku makin lama makin cepat… sambil sesekali pantatnya kudorong melawan hentakanku hingga kontolku masuk sedalam-dalamnya…. aduuhh nikmat sekali… makin lama makin terasa sempit dinding memeknya yang paling dalam dan ada sesuatu yang bergerinjal-gerinjal menjepit kepala kontolku…. aku merasakan suatu kenikmatan yang baru… kutekan pantat Bu Indah ke bawah… kutahan beberapa saat… kurasakan kepala kontolku terjepit dinding yang bergerinjal-gerinjal… aku terdiam… mataku terpejam… nikmaat…. enaaakk… saking nikmatnya… akupun mendesah, ” Buuu… enaak sekaliiii…. ssstttt…. aahh… Ibuuu..Buu.. Indaahh… gelii… enaaak… ayooo…dong… gerakin lagi pantatnya… yaaa…. saayyanngg… yaa…”

Kulihat dia merintih sambil menggigit bibirnya, matanya terbeliak-beliak… merem-melek…. kedua tangannya menjambak-jambak rambutnya…. kepalanya menggeleng-geleng…. setiap kepala kontolku menyentuh dinding memeknya yang paling dalam… tubuhnya tersentak dan gerakannya semakin histeris… pantatnya naik turun dengan cepat…. rintihannya semakin keras… diselingi jeritan kecil setiap pantatnya menekan ke bawah… ” Booyy… aah.. ooohh.. oohh… aa..aaa…aawww… aaaa..hhh… oohhh…aaahh… aa.aa.aaaawww…. Bbbooyy.. eenaak…. aahh…aaahhh… aa…aaa..aaaww…. enaak….” Akhirnya ketika Bu Indah menekan pantatnya dengan kuat, hingga kepala kontolku dijepit dinding bergerinjal-gerinjal, mulai terasa ada rasa geli luar biasa…. kontolku berdenyut-denyut…. terasa air maniku memakas ingin keluar… hingga tak mungkin lagi kutahan…..

” Buuu..Buu Indaah.. Boy ma..mmau keluarrr… aduuhhh… geliii… ” rintihku.

Bu Indah menggerakkan pantatnya maju.. mundur… lalu berputar.. maju lagi… ke kiri.. ke kanan… diangkat sedikit… terus maju lagi… berputar lagi… kontolku terasa dipilin-pilin… diurut-urut…. disedot-sedot… rasa geli itu semakin kuat… makin kuat…. nikmat bercampur geli…

Tiba-tiba tubuh Bu Indah menyentak-nyentak sambil menjerit kecil, ” Booyy… ayo… ssssayang… sama.. samaa.. aaahh… oohh… aaahhh… BBooooooyyyyyyyyy…. aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….” tubuhnya menindihku…. pantatnya menekanku dengan kuat…. bibirnya mengulum bibirku…. dia memelukku dengan kuat…. dan akupun memeluknya lebih kuat…. sambil membalas ciumannya…..

Bersamaan dengan itu… ” Aaaaaaahhhhhh…… ” kontolku menyemprotkan air mani ke dinding memeknya berkali-kali… cret… cret… cret… cret… cret… cret… cret… aaahhh.. nikmatnya……. tak terasa tubuh kami berguling-guling… sambil berpelukan dan berciuman… mereguk seluruh kenikmatan dari persetubuhan ini.

Selama dua puluh menit, kami terdiam sambil berpelukan…. saling memandang… lalu berciuman dengan lembut… lamaa… saling mengusap-usap rambut tanpa ada satupun kata yang keluar dari mulut kami. Ketika aku akan mencabut kontolku dan melepaskan pelukan, Bu Indah merintih manja, ” Ntar aja… jangan dulu..Ibu masih ingin begini..ya.. sayang… “, sambil mengecup bibirku dan mengusap-usap rambutku dengan penuh kelembutan, seperti tak ada rasa marah, menyesal atau sedih.

Tak lama kemudian, secara bersamaan kami saling melepas pelukan dan sama-sama tergolek lemas bersebelahan sambil memejamkan mata… merenungi apa yang sudah terjadi diantara kami. Ketika aku membuka mata, ternyata Bu Indah sedang memandangi aku sambil menahan kepala dengan tangannya dan dia tersenyum, sambil mencolek hidungku dan berkata, ” Kamu ini memang anak kurang ajar… nggak punya kesopanan… umur kamu berapa sih…? “. Melihat sikapnya yang ramah disertai senyum, aku jadi berani, kujawab sambil mengecup tipis bibirnya, ” Ibu nggak usah nanya umur deh, yang penting, aku suka sama Ibu “.

Dan dia menindihku sambil membalas kecupanku, ” Kamu ini ngomong kaya udah gede aja, kenapa sih kamu suka sama Ibu ” tanyanya. ” Kok nanyanya gitu, Ibu mau apa nggak disukain sama Boy.. ? ” aku balik bertanya. ” Kalo kamu udah gede, Ibu pasti mau… sekarang Ibu pengen tahu kenapa kamu suka sama Ibu ? ” katanya penasaran, sambil memencet hidungku.

” Nggak ah.. ntar Ibu marah kalo Boy jawab..” kataku.

Dia langsung menjawab, ” Nggak, Ibu nggak bakalan marah.. sumpah “. ” Sumpah apa ? ” tanyaku, ” Sumpah ini… ” katanya sambil mencium bibirku dengan lembut. Tanpa kami sadari, telah terjadi keakraban diantara kami sepertinya kami pasangan yang sebaya.

Sambil membalikkan tubuhnya, kujawab, ” Boy suka sama Ibu karena……. “, aku tidak meneruskan jawabanku, dia makin penasaran, ” Karena apa… ? “, katanya sambil cemberut. ” Karena…. Ibu baik…. cantik… terus.. karena ini…. dan ini… ” kataku sambil menunjuk dadanya dan mengusap-usap memeknya. ” Ihhh… jangan nakal… nanti Ibu tampar lagi… mau..? “, katanya sambil melotot tapi mulutnya tersenyum manis lalu dia menciumku lagi.

Kami berciuman lagi… sambil memelukku Bu Indah berbisik mendesah di telingaku, ” Ibu sayang kamu…. kamu jangan pulang.. masih banyak yang ingin Ibu omongin sama kamu… sekarang kita istirahat aja ya…”.

” Ya deh, gimana ibu aja “, kataku sambil membalas pelukannya.

Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, tak lama kemudian kami tertidur sambil berpelukan

Tante2 Toket Montok Megan Medellin Abg Bohay Bugil

$
0
0

Tante2 Toket Montok, Tante2 Toket Montok Megan Medellin Abg Bohay Bugil

The post Tante2 Toket Montok Megan Medellin Abg Bohay Bugil appeared first on Abg Montok.

from Abg Montok http://ift.tt/1JeM26L
via Abg Montok

Rani Kembang SMA

$
0
0


Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing….ya..liat-liat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang.

Begitu bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku.

“Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
“ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
“iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
“kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
“siapa ya….eeeee….maaf …Rani ya….SiBunga SMA “
“Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
“Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
“kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
“ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
“ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
“oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…”
“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
“ya..nggak masalah lagi….”

Aku dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.

“Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
“aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
“aku udah married….udah 3 tahun”
“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”
kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing

Beberapa hari kemudian….Rani mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudian…Rani membalas SMSku dan menyebutkan alamat rumahnya.

Aku berangkat kerumah Rani…sibunga SMA.Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana.

“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
“Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
“iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
“nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
“ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
“yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
“mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
“Thank’s….”dan akupun duduk
“oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
“jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
“ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siRani
“trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
“ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
“ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya.
“ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
“ya..tergantung yang ngasih dunk…”

Rani bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu”
Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya datas meja.

“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
“yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
Akupun duduk kembali.
“Ran…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
“ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
“memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
“bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
“selebihnya ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”

Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Rani tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.

Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.
“Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
“oya…”kataku padanya.
“iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
“sama apa seh Ran…..”
“sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.
Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.
Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.

Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat.Rani memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Rani sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

Sementara itu tanganku tak tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku.Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.

Rani beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks.

Rani kembali duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku.Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.

“Akhhh..Ran..aku mau keluar nih”erangku padanya
Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani.Tanpa merasa jijik sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum ..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.

Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Rani lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping.

Rani merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

“Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

Akupun memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Rani.
Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani.

 http://4.bp.blogspot.com/-CI1qS6YtAf8/TrEq7zryvtI/AAAAAAAACgA/1yA4to9NvJ0/s640/Cewek+SMA+HOT+bambang+gene+%252845%2529.jpg



Aku mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Rani.Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu.

Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.Rani mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau Rani akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Rani sibunga SMA.

Untuk beberapa saat ..kubiarkan Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya.Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini.Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani.Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Rani dan kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani.

Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Rani.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.

Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Rani.Beberapa saat kemudian Ranipun menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani.
Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku.

Sesaat kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam.Akupun pamit pada Rani.

Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Rani…ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu.Demi menghibur hatinya Rani..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali.Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan sebuah motor besar.Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini….dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA

Foto Hot | Abg Bispak dan Tante Girang ngisep kontol sampai Bugil

$
0
0
Foto Hot | Abg Bispak dan Tante Girang ngisep kontol sampai Bugil
Haloo sobat semua kali ini kami akan membawakan foto hot dalam CERITA HOT | CERITA DEWASA yang pastinya seru dan menarik seputar foto hot, foto bugil, abg bispak, tante girang, bugil, foto abg bispak, foto telanjang, foto tante girang, foto ngangkang, foto kontol, memek muncrat, kontol muncrat, memek semok, memek basah, memek gede, memek gatel, tetek mulus, toket cantik, toge hot, tante lonte, cewek genit, sma bugil, smu nakal , smk telanjang, smp binal, sd ngangkang, mahasiswi ngentot, artis bugil serta masih banyak lagi yang lain yang pastinya lebih seru dan menarik . Postingan ini yang berjudul Foto Hot | Abg Bispak dan Tante Girang ngisep kontol sampai Bugil hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur berumur 21+.
Ok langsung aja kita simak yang bugil Foto Hot | Abg Bispak dan Tante Girang ngisep kontol sampai Bugil bikin ngiler dan puassss !!!
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Ngentot
gambar ngentot | gambar kontol | gambar memek | gambar toge | gambar toket | gambar tetek | gambar vagina | gambar payudara | gambar puting susu | gambar sex | gambar hot | gambar dewasa
Foto Hot | Abg Bispak dan Tante Girang ngisep kontol sampai Bugil
Haloo sobat semua kali ini kami akan membawakan foto hot dalam CERITA HOT | CERITA DEWASA yang pastinya seru dan menarik seputar foto hotfoto bugilabg bispaktante girangbugilfoto abg bispakfoto telanjangfoto tante girangfoto ngangkangfoto kontolmemek muncratkontol muncratmemek semokmemek basahmemek gedememek gateltetek mulustoket cantiktoge hottante lontecewek genitsma bugilsmu nakal , smk telanjangsmp binalsd ngangkangmahasiswi ngentotartis bugil serta masih banyak lagi yang lain yang pastinya lebih seru dan menarik . Postingan ini yang berjudul Foto Hot | Abg Bispak dan Tante Girang ngisep kontol sampai Bugil hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur berumur 21+.
SUMBER
Viewing all 141 articles
Browse latest View live