Quantcast
Channel: Cerita – Gadis Kepo
Viewing all 141 articles
Browse latest View live

Cerita Dewasa “Nafsu Ibu Intan Cantik Tubuh Montok”| Kumpulan Cerita Bokep Dengan Foto Cewek Bugil | Cewek Ketagihan Ngentot | Cewek Doyan Nyepong | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Setelah kejadian hari itu besoknya jam 09 pagi Robby dengan hanya memakai celana dalamnya sedang tiduran santai di kamar kostnya yang tidak jauh dari Kampus UNDIP. Tubunya yang atletis itu ia biarkan terbuka dan tersiram oleh dinginnya AC. Robby saat itu sedang membaca sms yang baru diterimanya dari Bu Intan.
“Sayang, kamu nakal iya kemarin,”demikian isi sms Bu Intan.
“Habis aku ngiler banget lihat Bu Intan dengan kebaya kemarin. Pas banget. Bu Intan semok banget, Bu, ”balas Robby.
“Masa sih say…?”tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Pengen banget aku meluk Bu Intan yang lamaaaaa banget,”Robby meneruskan rayuannya.
“Ibu tahu kok nak Robby sering curi-curi pandang selama ini sama ibu, ”sms Bu Intan.

“Iya, Bu. Aku udah lama emang suka lihatin Bu Intan,”balas Robby.
“Hmm, jadi nak Robby mau pacarin ibu iya?” tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Aku kangen ama Bu Intan. Aku suka ama Bu Intan,”balas Robby.
“Tau ga say…nak Robby bikin ibu blingsatan lho kemarin,”sms Bu Intan.
“Bu Intan…!?”tulis Robby dalam sms-nya.
“Apa say.., “balas Bu Intan.

“Aku pengen banget jumpa, Bu…,”sms Robby.
“Aku juga nak Robby…,”balas Bu Intan. “Aku penasaran lho…,”Bu Intan melanjutkan sms-nya.
“Aku juga, Bu. Aku pengen jumpa dan berduaan sama Bu Intan,”rayu Robby dengan mantap.
“Aku juga sayang,”jawab Bu Intan.
“Besok sore bisa ga, Bu?”tanya Robby.
“Aku ga mau kalau sore. Aku maunya dari pagi sampai besok paginya,”sms Bu Intan. Isi sms-nya ini memang menunjukkan nafsu seks-nya yang sangat besar terhadap pemuda itu.

“Ohh Bu…kapan?”balas Robby.
“Pokoknya kalau sudah ada waktu nanti Ibu kasih tahu,”jawab Bu Intan.
“Iya, Bu. Dari dulu sejak pertama lihat Bu Intan, aku selalu menghayal bisa ngentot sama Bu Intan,”sms Robby.
“Ibu juga. Mata nakalmu bikin Ibu sering gatal pengen ngentot sama kamu say,”balas Robby.
Lalu Bu Intan melanjutkan lagi,”Udah satu tahun ini Ibu ga pernah lagi main sama suami. Ibu gatel banget say,”sms Bu Intan.

“Oh Bu. Aku pengen segera jumpa sama ibu,”tulis Robby dalam sms-nya.
“Iya sayang. Ibu juga udah pengen banget. Kemarin aja seandainya lagi ga ada acara ibu udah pengen ditidurin sama kamu. Apalagi pas pegang kontolmu yang besar dan panjang itu say…ibu sange banget sebenarnya waktu itu say…,”

Demikianlah sms-sms antara dua manusia yang memasuki lingkaran perselingkuhan itu. Dan ketika ber-sms itu, Bu Intan sama halnya dengan Robby sedang sendirian di kamarnya. Ia nyaris bugil karena nafsunya pada pemuda yang bernama Robby itu.Bu Intan hanya tinggal berdua suaminya di rumahnya, serta dua pembantu. Anak paling besar laki-laki sudah menikah dengan 1 anak tinggal di Yogyakarta, anaknya nomor dua Windya Ristanti menikah dengan kakak Ilham yang temannya Robby, sementara anaknya yang paling kecil perempuan, kuliah di UGM. Jadi ketika suaminya kerja, Bu Intan hanya ditemani pembantu.

Dan ini membuat Bu Intan dan Robby saling memupuk fantasi birahi di antara mereka. Mereka dengan leluasa merayu dan dirayu melalui telepon atau sms.Bu Intan begitu rindu-birahi dengan batang perkasa pemuda itu. Ia sudah pernah mengocoknya. Bahkan Bu Intan merasa jemarinya hampir tidak bisa melingkari batang kontol pemuda itu ketika kontol itu menegang maksimal. Dan Bu Intan sering sangek berat manakala membayangkan kontol Robby yang besar dan panjang itu mengeras dalam genggamannya. Dan itu sering membuatnya gelisah di ranjangnya. Ia sangat ingin kontol besar pemuda itu mengentoti memeknya yang sudah sangat gatal. Hayalnya membayangkan pertemuan kelamin mereka akan sangat menempel ketat karena besarnya kontol Robby. Ia sering membayangkan pinggul pemuda itu yang nampak kokoh bergerak naik turun di antara selangkanganya. Bu Intan berjanji dalam hati akan sepenuh perasaan menikmati entotan pemuda itu, ketika waktunya tiba. Bu Intan sangat yakin saat yang ia nanti tidak akan lama lagi. Nafsu seksualnya sangat menuntut untuk disalurkan sepuasnya.

Beberapa hari kemudian Bu Intan langsung menyuruh pembantunya pulang kampung beberapa hari ketika suaminya, Pak Suriono Rusmanto, mengatakan akan mengikuti Diklat selama seminggu di Jakarta.
“Sayang besok siang jam 12 ke rumah iya,”demikianlah pesan singkat Bu Intan pada Robby.
“Emang bapak kemana, Bu,”tanya Robby dengan dada bergetar.
“Barusan berangkat ke Jakarta. Bapak ngikutin Diklat seminggu di sana,”sms Bu Intan.
“Oh Iya Bu Intan sayang. Aku kangen Bu…,”
“Mmuuah…,”balas Bu Intan. “Ohhh…mmuuaahhh…mmmuuaahhh….,”demikianlah Robby semakin memanaskan suasana birahi wanita paruh baya itu.

Esoknya dengan motor Tiger2000 miliknya, Robby memasuki gerbang rumah Bu Intan. Siang itu suasana sekitar rumah Bu Intan memang sepi. Di balik pintu yang terbuka sedikit itu, Robby bisa melihat Bu Intan sedang menunggunya masuk. Bu Intan memakai celana sangat pendek yang begitu ketat. Bahkan gundukan memek Bu Intan tercetak dengan jelas karena celana pendek tersebut terbuat dari bahan katun tipis. Di bagian atas Bu Intan memakai kemeja longgar yang bagain bawahnya nyaris menutupi seluruh celana pendek Bu Intan, sehingga Bu Intan sekilas seperti telanjang hanya memakai kemeja.

Bu Intan dengan lenggok gemulai penuh birahi menyambut masuknya anak muda itu. Ia langsung meraih pinggang Robby dan merapatkan tubuh sintalnya ke tubuh pemuda itu. Bu Intan dengan gaya manja menengadah memandang wajah Robby. Bu Intan meraih tangan Robby lalu melingkarkan tangan tersebut agar merangkul pinggulnya.
“Ga kemana-mana kan hari ini?”tanya Bu Intan manja.
“Nggak Bu,”jawab Robby dengan suara parau. Ia belum menguasai keadaan itu, akan tetapi telapak tangannya mengusapi pinggul Bu Intan.

Mereka beriringan berjalan, dan kaki Bu Intan sepenuhnya menuntun langkah-langkah mereka dalam ruangan itu. Bu Intan lalu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang terbuka. Ia memutar lalu menghadap Robby. Robby dengan lugas mengikuti setiap bahasa tubuh Bu Intan. Bu Intan memeluk tubuh Robby dan menyandarkan beban tubuhnya pada pemuda itu. Kedua tangannya bergerak melingkari leher Robby. Ia menatap mata Robby lalu tersenyum nakal.

“Muuahh…,”Bu Intan meruncingkan bibirnya dan mengecup manja ke arah mulut pemuda itu, tanpa menyentuh mulut itu. Dan detik itulah Robby mengambil alih suasana. Robby langsung mengetatkan remasannya pada pinggang Bu Intan. Lalu dengan tatapan nanar Robby membuka mulut. Dengan penuh gelora birahi, Bu Intan membuka memejamkan mata dan secercah bibirnya. Robby langsung mengulum bibir Bu Intan dengan sepenuh nafsunya. Bu Intan menyambut lumatan mulut Robby dengan megeluarkan lidahnya. Bu Intan dapat merasakan nafsu yang panas pada mulut, bibir, dan lidah pemuda itu. Dan dengan geliat bibir dan lidah yang sama panasnya Bu Intan menyambut semua itu sepenuh raganya.Bu Intan sangat ingin Robby tahu bahwa ia memiliki nafsu yang sama dengan dirinya.

“Ngmmmahhh…mmccppppphhhh..nngghhh,”mereka sama-sama mendesahkan hal yang sama ketika mulut mereka sejenak terlepas untuk mengambil nafas. Tapi hanya sejenak, karena mulut mereka kembali berpagut dan saling melahap. Bu Intan memutar kepalnya agar mulutnya bisa mendapatkan posisi yang pas untuk memaguti dan mengemuti semua bibir Robby. Robby begitu berdebar menyadari nafsu yang ditunjukkan Bu Intan, sehingga ia tidak ragu meremasi pantat Bu Intan yang bahenol. Robby meremasi pantat montok itu dengan ketat dan vulgar. Ia menekan-nekankan pantat Bu Intan agar kontolnya memperoleh gesekan yang nikmat.

Mmmmcccpppahhh…mmccppphh….mmmcccppphhh…mmmhhhcccpp phhh…nngggmmmcccpppmmmhhh…”Bu Intan begitu menguasai aksi ciuman itu. Ia meruncingkan bibirnya dan mengecupi bibir Robby berkali-kali.
Lalu tangan kanan Robby bergerak ke atas. Ia menempatkan telapaknya di gundukan buah dada Bu Intan lalu perkahan meremasi buah dada itu. Robby begitu bernafsu ketika telapak tangannya bertemu dada yang sangat besar. Ia sadar buah dada Bu Intan memang besar. Dan masih padat. Walau terhalang kemeja, akan tetapi Robby betul-betul merasa puas meremasi dada itu.

“Nnnggmmmmhhhhssshhh…,”Bu Intan langsung mendengus ketika merasa dadanya diremas perlahan. Ia makin mengetatkan rangkulannya di leher Robby. Bu intan mengecap-ecapakan mulutnya di mulut Robby. Ia mencipoki bibir pemuda itu penuh nafsu. Kadang lidahnya terjulur keluar untuk menjilati mulut Robby.

“Ohhh…,”Bu Intan sejenak menengadah akibat nikmatnya remasan-remasan Robby di buah dadanya. Lalu sejurus kemudian ia kembali memaguti bibir Robby….”Nnngggmmmmccccpppsshhh…,”Bu Intan mendesah penuh birahi. Kali ini ia menarik tubuh Robby memasuki kamar yang terbuka. Dengan tubuh masih saling menempel ketat dan bibir saling pagut, Robby mendorong daun pintu untuk menutup. Setelah daun pintu tertutup, Bu Intan kembali mengarahkan langkah kaki mereka. Bu Intan lalu mendudukkan Robby di ranjang. Bu Intan berdiri, sementara Robby duduk di ranjang. Syahwat Bu Intan memang sangat liar, dan mereka sekarang bahkan berada di kamar yang biasa digunakan Bu Intan dan suaminya.

Hayal liar Robby benar-benar jadi nyata. Kini ia duduk di ranjang, sementara itu Bu Intan berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Robby langsung mengarahkan mulutnya ke perut Bu Intan. Ia menyibakkan kemeja longgar itu untuk melihat padat dan mulusnya perut Bu Intan. Robby mencucupi, menciumi, dan menjilati seluruh perut Bu Intan. Dengan bernafsu Robby menjilati dan memaguti kulit perut Bu Intan. Kedua tangan Robby mendekap pinggul Bu Intan. Kadang Robby meremasi pantat dan pinggul Bu Intan.

Bu Intan benar-benar merasa dimanjakan dan dibutuhkan oleh aksi Robby. Ia kadang menggelinjang saat mulut Robby menelusuri perutnya dan pinggulnya. Kadang ia kegelian. Mata Bu Intan terpaku pada seluruh aksi Robby itu. Tangan Bu Intan meremas rambut Robby, dan kadang Bu Intan mendesakkan pinggulnya ke tubuh Robby. Nafsuy seks Bu Intan yang nakal membuatnya meraih pakaian Robby, ia melepaskan pakaian itu sekaligus dengan singlet sport yang menempel tubuh Robby. Kini tubuh bagian atas Robby telah telanjang.

Mengetahui kenakalan syahwat Bu Intan itu, Robby makin liar menciumi dan menjilati perut dan pinggul Bu Intan. Robby lalu membalik tubuh Bu Intan dan melancarkan pagutan bibirnya di punggung Bu Intan. Bu Intan seketika menggelinjang.
“Nnnggghhhh….mmmhh….,”Bu Intan mendesah.
“Ngggccppp….mmmmccppphhhh…,”Robby memuaskan hayal birahinya makin liar.

Robby lalu menggerakkan tangan kanannya lalu menggapai batang paha Bu Intan yang kenyal dan padat itu. Robby merabai dan meremasi pangkal paha yang mulus itu. Bu Intan mendesir, ketika rabaan tangan Robby yang bergerak dari bawah ke atas sepanjang batang pahanya kadang secara nakal berhenti persis di selangkangannya. Robby lalau meneruskan rabaan itu secara ketat dengan menggeseki selangakangan Bu Intan.
“Nnngggkkhhh…hhhhh….,”Bu Intan hanya mendesis.
Aksi kedua insan berbeda usia itu bagaikan sebuah gerakan lambat. Mereka nampaknya benar-benar menikmati setiap detik persentuhan itu.

Robby benar-benar memuaskan birahinya. Ia membolak-balik tubuh Bu Intan yang sedang berdiri itu dengan menjilati sepanjang pertemuan celana pendek ketat Bu Intan dan kulit pinggulnya. Wangi tubuh Bu Intan semakin merasuki syahwat Robby. Tangan kirinya perlahan membuka kancing kemeja Bu Intan. Bu Intan membantu, dan kini Bu Intan telah telanjang tubuhnya di bagia atas. Hanya menyisakan BH putih menampung besarnya tetek Bu Intan.Nafsu seks Robby benar-benar meningkat.

“Nggmmhhaa…hhhh….mmcccppphhh…mmmhhhccppp…,”Robby terus menciumi dan menjilati kulit mulus Bu Intan. Tangan Robby lalu bergerak lagi sambil menciumi pinggul Bu Intan. Robby menari celana pendek Bu Intan perlahan. Mulut Robby langsung menyergap setiap kulit terbuka ketika celana pendek Bu Intan mulai turun. Kahirnya celana pendek itu meluncur ke bawah.
“Nggghhh….oohhhh…………mmmcccppphhh….mmccpphhh…ooohh Bu…. mmmhhhh… mmmhhh…ohhh Bu… mmmmcccppphhh… mmmccpphh…, ”Robby mendengus manakala akhirnya ia kini melihat celana dalam Bu Intan yang berwarna hitam. Robby langsung membuka mulut lalu memagut pinggul padat Bu Intan persisi di pertemuan celana dalam itu dengan kulit pinggul Bu Intan. Kedua tangan Robby kini masing-masing meraba dan meremas batang paha Bu Intan, dan menggelitiki paha itu.

“Mmmhhh…mmhhh…nnngghhh….,” Bu Intan mendesah-desah. Wajahnya tertunduk menyaksikan semua perbuatan anak muda itu di sekitar pinggul dan selangkanagnnya. Dan Bu Intan bisa melihat kulit mulusnya di sekitar pinggul kini telah dihiasi cupangan-cupangan merah. Rabaan dan remasan Robby di pahanya membuatnya nanar, ia mendesakkan pinggulnya ke tubuh pemuda itu sambil kedua tangannya meremasi secara ketat rambut hitam Robby.

Robby perlahan membuka retsleting celananya. Ia secara cepat melepaskan celana jeansnya. Kini mereka hanya ditutupi celana dalam dan beha. Nafsu seks di antara mereka makin bergelora.
Bu Intan lalu bergerak. Ia mengangkat kaki kanannya ke sisi tempat tidur. Robby menyambut kaki itu, lalu Robby meraih kedua pangkal paha Bu Intan. Bu Intan akhirnya duduk dalam pangkuan Robby. Bu Intan mengangkat satu lagi kakinya, dan ia kini duduk mengangkangi Robby. Mereka saling peluk dengan ketat. Wajah mereka sangat dekat. Mereka saling pandang dengan nanar, lalu kedua mulut mereka membuka dan medekat.

“Nnngggmmmhhhcccppphhh….,”begitulah bunyi pertemuan mulut mereka. Dengan mata terpejam Bu Intan dan Robby saling memagut dan melumat. Lidah mereka meliuk-liuk member kepuasan pada hayal masing-masing.
“Mmmmcccpppp…mmmuuuhh…mmccppphh…,”bunyi cipokan dan jilatan mengiringi ketatnya aksi kedua insan itu. Bu Intan merasakan memeknya bertemu dengan gumpalan daging yang hangat dan besar. Bu Intan menggerakkan pinggulnya menggesiki kontol Robby dengan memeknya. Walaupun mereka masing memakai celana dalam, gesekan-gesekan antara kontol dan memek itu begitu membuai nafsu. Bu Intan mendesakkan selangkangannya ke selangkanagn Robby. Robby membalas dengan menekankan kontolnya ke memek yang mulai membesar itu. Bu Intan begitu dilanda syahwat. Ia mengayun-ayunkan pinggulnya. Ia begitu merasa nikmat menggeseki memeknya dengan kontol Robby.

Mulut mereka kadang terlepas, lalu melekat lagi seakan hendak mencari sesuatu di mulut yang lain. Bu Intan memutar-mutarkan kepala untuk mendapatkan posisi yang enak melumat bibir Robby. Tangan Robby merabai dan meremasi seluruh tubuh Bu Intan. Bu Intan benar-benar terbakar nafsu.
“Nnngghhhooohhh sayang…mmmhhhh…oohhhh,”akhirnya Bu Intan mendesah. Ia menengadah menikmati semua itu. Pada saat itulah Robby membuka mulut menciumi batang leher Bu Intan. Dengan bernafsu ia menjilati dan mengecupi leher Bu Intan. Tangannnya lalu bergerak menurunkan tali beha dari pundak Bu Intan. Lalu mulutnya menggilir kulit pundak Bu Intan yang mulus itu. Lidahnya menjilat-jilat. Bu Intan makin melengkungkan tubuhnya. Tangan Robby bergerak lagi membuka kaitan beha di punggung Bu Intan, dan seketika mata Robby menyaksikan pemandangn yang membuat birahinya makin panas. Buah dada itu begitu besar dan mulus.

“Oooo Bu Intan..hhhmmmcccppphh…,”Robby mendengus lalu mulutnya mencaplok tetek Bu Intan. Mulut Robby langsung mengisap ujung tetek itu.
“Ohhhh sayang…,”Bu Intan mendesah manakala mulut Robby mencaplok buah dadaya.”Ohhh sayang…hisap sayang..ohhh sayang…isap susu ibu sayang…oohhh Robby sayang…ohhh,”Bu Intan mengerang.
“Mmmmccppphhh…mmmcpphh…,”Robby benar-benar memuaskan dirinya dengan mengecupi dan menjilat susu Bu Intan. Ia mengemut dan mengisap. Kedua bukit susu Bu Intan memerah dihisapi Robby. Kadang puting itu ia hisap dengan kuat, membuat Bu Intan menjerit-jerit. Mulut Bu Intan lalu terbuka dan ia mencium kuping Robby dan mendesahkan nafsunya di kuping itu. Robby mendengar semua desahan tertahan yang dibisikkan Bu Intan di kupingnya.

“Oooohhh sayang..ia gitu sayang…ohh hisap sayang…emut ujungnya sayang….aaaahhh…oohhh Robby…ohhhh sayang…hisap sayanag…ohhhh sayang hisap susuku..ohhh…ohhhh Robby kamu suka susuku sayang…mmmhhhhmmghhhh..oohhh Robby…,”
Robby mengemut puting susu Bu Intan, ia menariknya lalu melepasnya. Ia mengemut lagi, menarik puting susu itu, lalu melepasnya. Robby berulang kali melakukan hal itu di tetek kiri-kanan Bu Intan. Bu Intan menyaksikan semua perlakuan itu. Ia begitu merasa dicintai, dikagumi, dan dibutuhkan. Bu Intan meremasi rambut Robby. Selangkangan mereka betul-betul menempel sangat erat. Bu Intan ingin Robby tahu bahwa ia benar-benar menginginkan pemuda itu. Di telinga Robby, Bu Intan membisikkan bahwa ia suka dengan Robby. Selagi mulutnya menjilat, mengisap, dan mengemuti susu yang besar itu, Robby mendengar semua bisikan penuh nafsu Bu Intan.

“Mmmmhhhhmmmhh..ooohh…ohhh Robby…ohhh sayang enaknya susuku dihisapin gitu…aahh isapin tetek ibu sayang…kamu suka tetek ibu kan sayang..jilatin susu ibu sayang…mmmhhhooohhhh..iyah gituh sayang..oohhh….ohh jilatin sayang…ohh sayang enaknya…ohhh hisapin susuku…ohh sayang, kamu daru dulu pengen sama tetek ibu kan sayang..ohhh Robby…dari dulu kamu sering bayangin tetek ibu kan…ohh Robby, ibu juga dari dulu pengen begini sama kamu Robby..oohhh dari dulu ibu juga pengen tetek ibu dihisapin sama kamu sayang..ohh Robby, susu ibu besar yah..kamu suka susu ibu yang besar ini kan sayang…ohh sayang dari dulu kamu sering membayangkan susu ibu yang besar ini kan…ohh sayang emut putingnya sayang..yah…yahh..gitu sayang…oohh enaknya sayang….oohhh sayang enaknya susuku dihisap seperti itu…ohhh sedot sayang..ohh sedot tetek ibu sayang..ohhh…ooohhh Robby enaknya..ohh sayang…emut yang kuat sayang…ohh enaknya..ohhh sayang…ohh enaknya susuku dihisapin gitu….ohhh cupangin semua sayang..ohh..sayang…ohh Robby cupangin tetek ibu sayang..ohhh..,”Bu Intan tak henti-hentinya mendesahkan nafsunya di telinga Robby.

Robby begitu bergelora mendengar desah nafsu ibu setengah baya itu. Ia mencupangi seluruh permukaan susu Bu Intan yang besar itu. Tangannya meremas pangkal tetek Bu Intan dan mulutnya melekati ujung susu besar itu. Ia terpejam melakukan itu semua. Ia begitu menikmati penyaluran nafsu seksnya yang telah lama ia dambakan terhadap wanita paruh baya itu.

Getaran nafsu yang luar biasa membuat Bu Intan akhirnya mendesakkan tubuhnya. Tubuh Robby terdorong menimpa kasur empuk itu. Robby terlentang. Bu Intan merangkak mengarahkan kedua susunya untuk kembali dijilati Robby. Dari bawah mulut Robby menyedoti dengan kuat puting susu itu. Kedua tangannya meremasi susu besar itu. Bu Intan merasa puting susunya begitu membengkak karena nafsu. Dan hisapan dan emutan mulut Robby membuat puting itu memerah. Bu Intan merasakan memeknya sangat gatal dan basah. Bu Intan saat itu merasa sangat ingin segera dientoti oleh pemuda itu. Ia begitu menginginkan anak muda itu segera menggaulinya. Tetapi ia ingin memuaskan fantasi anak muda itu yang ia tahu sering menghayalkan tubuhnya.

“Sayang, ke tengah sayang…,”ujar Bu Intan. Dan Robby segera bergerak ke tengah. Kini Robby telentang di tengah-tengah ranjang. Kepalanya menyandar pada bantal di ujung kepala kasur itu. Bu Intan mendekatinya sambil merangkak. Lalu ketika sampai di sisi kiri tubuh Robby, Bu Intan menunduk lalu melumat mulut Robby penuh nafsu, hanya sejenak. Bu Intan lalu berdiri pada lutunya, tangannya lalu bergerak ke selangkangan Robby. Bu Intan melepas celana dalam Robby. Robby begitu terpana dengan aksi ibu setengah baya itu. Tangan kanan Bu Intan lalu meraih kontol Robby. Mata Bu Intan melekat pada kontol itu. Bu Intan meremas kontol Robby dengan gemas, lalu bu Intan pun mengocok kontol Robby. Jemari Bu Intan nyaris tidak sanggup melingkari batang kontol itu. Tangan istri Suriono Rusmanto itu bergerak mengocoki dengan perlahan kontol pemuda itu. Dari perlakuannya itu sangat jelas tergambar bahwa Bu Intan memang sudah lama memendam nafsu seksnya terhadap Robby.

Bu Intan yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam itu mengocoki kontol Robby penuh perasaan. Kemudian Bu Intan merebahkan tubuhnya merapat di sisi Robby, tangan kanannya masih mengocok kontol anak-muda itu. Kini mulut Bu Intan bergerak menciumi perut Robby. Bu Intan menunduk mencucupi, menjilati, dan memaguti kulit Robby mulai dari perut sampai dada. Di dada Robby, mulut Bu Intan membuka mulut lalu mengecup sebentar puting susu Robby sejenak lalu kemudian Bu Intan mengemuti puting susu itu penuh nafsu.

“Ohhh bu…oohh enaknya bu ohh…nnngggghhhooohhhh enaknya kontolku dikocokin gitu bu…ooohhh…ooohhh sayang…ooohhh Bu Intan…ooohh Bu Intan sayang….ooohhh kocok yang enak bu ohhh….nnnggghhhhssshhh…aaaahhhhhssshhhhhhsssaaahhh h….oooh Bu Intan oohh… …oooohhh hisap putingku bu oohh….ooohhhssshhh iyahhh…hhhssshhh ooohhh yahhh jilatin bu…ooohhh enaknya…,”Robby mendengus-dengus menahan nikmatnya jilatan dan emutan Bu Intan di putingnya, terutama kocokon tangan Bu Intan dikontolnya. Robby menggeliat menyaksikan semua aksi Bu Intan. Sementara Bu Intan semakin bernafsu mengemuti dan menciumi puting Robby, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan terhadap suaminya. Apalagi mendengar erangan penuh nafsu anak muda itu membuatnya makin suka. Bu Intan merasakan betapa batang kontol Robby yang dikocokinnya itu semakin kaku, semakain besar dan berdenyut.
Bu Intan menggesek seluruh tubuhnya ke tubuh Robby. Ia semakin merapatkan tubuhnya. Syahwat Bu Intan semakin liar. Ia mengemut puting serta mengocoki kontol Robby dengan getaran tubuh yang panas.

“Ooohhhhh Bu Intan ooohhhhhssshhhhss…,”Robby makin mengerang saking menahan nafsunya. Mendengar itu, Bu Intan menyudahi emutannya di puting Robby. Tetapi tangannya tetap memegangi kontol Robby. Bu Intan mengangkat wajahnya. Ia tersenyum mesum pada Robby, matanya berkilat penuh birahi. Masih dalam keadaan berbaring di sisi Robby serta tangan yang meremasi kontol, mulut Bu Intan mendekati mulut Robby. Bu Intan membuka mulut lalu ia menciumi bibir Robby dan melumatnya. Robby balas mengeluarkan lidah dan menyedot lidah Bu Intan. Tetapi hanya sebentar, karena Bu Intan menarik mulutnya. Mulut Robby terbuka, mulut Bu Intan kembali mendekat. Mereka berciuman titpis saja, lalu Bu Intan menarik lagi bibirnya. Begitu terus sambil Robby merasakan enaknya kontolnya dikocokin Bu Intan.

“Nnngggmmhhhhh enak sayang?”tanya Bu Intan.
“Ohh iya Bu. Enak Bu..,”balas Robby.
“Ohhh sayang besarnya kontolmu ini. Ohh Robby sayang…,”Bu Intan memejamkan mata dan memagut mulut Robby.
“Ohh enak banget Bu kontolku dikocokin gitu,”ujar Robby ketika bibir mereka kembali lepas.
Bu Intan mendekatkan wajahnya semakin dekat, bibir dan hidung mereka bersentuhan tipis. Mereka saling pandang penuh nakal.
“Kamu dah lama pengen main sama ibu kan?”tanya Bu Intan.
“Ohhh iya Bu Intan,”jawab Robby.

“Ibu tahu kamu sering ngeliatin ibu dengan nafsu…,”ujar Bu Intan.”Ibu tahu kamu sering curi pandang susu ibu kan? Kamu dari dulu pengen begini sama ibu kan sayang…nnngggmmmhhhh..,”ucap Bu Intan sambil memagut bibir Robby. Robby membalas dan kali ini ia tangannya bergerak. Ia meraih kepala pipi Bu Intan lalu menahan gerakan Bu Intan dan dengan begitu Robby secara rakus menjilati dan menciumi mulut wanita paruh baya itu. Bu Intan begitu suka dengan perlakuan itu.

“Oooo sayang…kontolmu panjang sayang…kontolmu keras banget Robby…ohhh Robby ibu suka sama kontiolmu yang besar dan panjang…oooohhh Robby ibu udah gatel banget sayang…ohh Robby sayang entotin ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat sambil menciumi bibir Robby. Ia lalu mendekap pipi Robby dan memberi isyarat agar Robby bangkit. Robby paham. Ia langsung bangkit dan kini Bu Intanlah yang telentang di kasur. Robby dengan tidak sabar bergerak ke selengakangan Bu Intan. Ia membuka paha Bu Intan, lalu menempatkan tubuhnya di antara paha yang terbuka itu. Ia memandangi celana dalam Bu Intan yang sudah basah. Ohhh memek ini busung banget, pikir Robby.

Bu Intan melihat Robby menunduk dan kemudian ia merasakan celana dalamnya diciumi. Robby memang dengan bernafsu langsung menciumi celana dalam Bu Intan yang sangat merangsang dalam pandangannya itu. Robby membuka mulutnya melahap celana dalam itu.
Bu Intan menaikkan pantatnya menyambut mulut Robby,”Ooooohhhh sayang…ooohhh Robby buka celana dalam ibu sekarang sayang..oohhh sayang ibu pengen ngentot sekarang sayang…ooohhh…ibu udah sange banget sayang… oohhh Robby entoti ibu sekarang…nnhhhhnnnngggggssshhhh…oohhh sayang entoti ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat dan menaikkan pinggul menggeseki mulut Robby.

Robby yang memang sudah sangat bernafsu langsung membuka celana dalam Bu Intan. Dan ketika akhirnya celana dalam itu terbuka Robby bisa melihat lebatnya jembut Bu Intan. Memek Bu Intan yang montok membusung semakin merangsang Robby dengan adanya jembut yang lebat itu.
“Oooohhhh Bu Intan lebatnya jembutmu ohhh bu,”ucap Robby lalu menunduk lagi dan menciumi memek Bu Intan.
“Ssssshhhhhhhnnnggggssshhh….,”Bu Intan langsung mendesis bagai kucing ketika merasa kulit memeknya yang sensitif disentuh lidah Robby.

Robby bergerak lagi menciumi pangkal paha bagian dalam Bu Intan. Ia mencupangui paha itu sampai memerah. “Oooohhh Bu Intan memekmu tebal bu…ohhh Bu Intan…ohhh Bu Intan memekmu montok banget Bu..ohhhssmmmmhhhhh…,”kembali Robby menjilati memek itu.
“Nnnnngggssshhhhhaaahhhhsshhh….aaahhh sayang entotin ibu sekarang sayang…ooohhhhhssshhhh….,”Bu Intan kembali menggeliat mengangkat pinggulnya menyambut mulut Robby. Bu Intan merasakan lidah anak muda itu menjulur memasuki lobang memeknya. Ia merasakan mulut pemuda itu menciumi bibir memeknya yang sangat basah. “Oooohhh sayang…ooohhhh sayang…ooohhh sayang…,”Bu Intan hanya bisa mendesah keeanakan.

Akhirnya Robby menyudahi ciumannya di memek Bu Intan. Ia menempatkan posisi, lalu tangannya bergerak memegang kontolnya. Robby mengocok kontolnya sebentar, lalu kemudian ia mulai mengarahkan kepala kontolnya yang besar ke lobang memek Bu Intan. Robby mendorong sedikit dan ujung kontol itupun masuk sedikit ke lobang memek Bu Intan. Robby lalu bergerak menindih tubuh bugil Bu Intan.
Bu Intan merasakan betapa kepala kontol yang besar itu mulai masuk sedikit ke lobang memeknya. Ia merasakan betapa kontol itu tegang dan besar. Bu Intan langsung menggerakkan kaki menjepit paha Robby. Ia merangkul bahu anak muda itu. Bu Intan memandang betapa warna birahi tergambar di wajah pemuda itu. Dan Bu Intan menyambutnya dengan memagut bibir Robby. Robby menempatkan siku di sisi kepala Bu Intan, lalu ia mulai menikmati kontolnya yang masih masuk sedikit itu. Robby mengocok lobang memek Bu Intan dengan kepala kontolnya saja. Dan itu membuat Bu Intan mendesah-desah merasakan nikmat.

“Oooooohhhhhsshhhhnnggghhhhmmmssshhh Robby ooohhhhssshhh…,”desahan Bu Intan begitu merangsang. Ia memejamkan mata menikmati kocokan kontol anak muda itu. “Nnnnnggggsshhh sayang…oohhh enaknya sayang…ooohhhh sayang oooohhhssss besarnya kontolmu sayang ooohh…oohhh tekan lagi sayang..oohhh masukin terus kontolmu sayang…ooohhh sayang oooohhh Robby entoti lobang memek ibu ooo….,”Bu Intan begitu penuh syahwat merasakan kontol muda yang sedang menggaulinya. Dan itu membuat fantasi seksnya makin liar.

“Oooohhh Bu Intan ohhhh enaknya ngentot sama Bu Intan…oooh Bu Intan sayang ooohhhssshhssmmmhhh…,”Robby begitu bernafsu menggeluti dan mengocoki lobang memek ibu setengah baya itu dengan kepala kontolnya. Lalu Robby kembali menggerakkan pinggulnya mendorong. Robby menekan lalu kontolnya yang besar dan panjang itupun masuk semua.

Bu Intan langsung membuka mata. Ia merasakan besarnya kontol pemuda itu. Bu Intan begitu terangsang dengan panjangnya kontol itu serta tegangnya batang kontol itu. Ia melihat Robby terpejam. Bu Intan lalu menciumi mulut Robby lalu berbisik di telinga Robby, “Ooooohhhh sayang besarnya kontolmu sayang…ooohhh enaknya…ohhhh kontolmu panjang sekali Robby sayang..ooohhh sayang..oohhh Robby enak banget memek ibu sayang ooohhhsss… nnmmmsshh…ooohh entoti lobang memek ibu sayang oohhh…mmmmhhhhssshhh ooohhh Robby, kamu dari dulu pengen ngentotin ibu kayak gini kan sayang…oooohhh sayang besarnya kontolmu Robby ooohhh…ooohh kocok memekku sayang..ooohhh ibu suka ngentot sama kamu nak Robby ooosshhh….ooohh senggamai ibu sayang….oohh entoti…oohhh sayang…enaknya ooohhh Robby sayang gauli ibu sayang…oohhhh…,”Bu Intan semakin menuntaskan fantasi birahinya terhadap anak muda itu. Robby begitu menikmati mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menaik-turunkan pinggulnya. Kontolnya yang besar keluar masuk lobang memek Bu Intan.

Robby begitu terangsang dengan kemontokan dan ketelanjangan Bu Intan yang sedang digenjotinya itu. Kadang ia teringat dengan Ilham temannya dan kepada Pak Suriono suami Bi Intan, akan tetapi justru itu membuat nafsu birahinya terhadap Bu Intan makin tak terbendung. Dengan penuh perasaan ia mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menekan kontolnya dengan dalam sehingga ujung kontolnya masuk sangat dalam, dan membuat Bu Intan menggelinjang penuh syahwat birahi.

“Ooooogghhhsshhh sayang…kontolmu masuk dalam banget sayang…oohhh Robby panjangnya kontolmu sayang…oohhh tekan lagi sayang..ooohhh iyah sayang…iyah sayang..oohhh yah gituh sayang…oohhh iyah sayang..oohhh dalam banget kontolmu masuk Robby oohhh panjangnya kontolmu sayang…..iyah..oohhh kontolmu samapi mentok rahim ibu sayang…ohhh sayang ohhh sayang tekan lagi sayang…ohhh sayang tekan sedalmnya sayang biar kontolmu masuk mulut rahim ibu sayang…oohhh iyah sayang..ohhhh yah gituhh…ohhh Robby kontolmu masuk rahim ibu sayang…ohhhh sayang kepala kontolmu masuk sayang…oohhh sayang besar sekali kepala kontolmu sayang…ohhhh Robby kepala kontolmu masuk ke rahim ibu sayang ooohhhhssshhmmmhhh..sshhhaahhh kepala kontolmu masuk sampai rahim ibu nak Robby ooohhhh enaknya sayang…oohhhh enaknya kontolmu…ohhh enaknya kontolmu…ohhh…oohhh entotin ibu sayang…oohhh enaknya entotanmu Robby…oohhh ebaknya entotanmu sayang…oohhh Robby sayang..ibu keenakan sayang…oohhh lobang memek ibu keeanakan sayang…ohhhh sayang…ooohhhsssmmmhh…,”

Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol Robby yang keluar masuk lobang memeknya. Bu Intan semakain menjepitkan kakinya ke paha Robby dan ia mendesakkan pinggulnya keatas menerima entotan-entotan Robby. Bu Intan begitu bernafsu dengan kontol pemuda itu. Bu Intan sangat ingin setiap tusukan kontol Robby langsung memasuki rahimnya. Ia begitu gatal dan penuh birahi.

“Oooohhhh Bu Intan sayang…enaknya menggauli tubuhmu Bu Intan…ohhh enaknya kontolku masuk memek Bu Intan…ooongggggsshhh aaahhhsss oohh Bu Intan enaknya lobang memekmu Bu…ooohhh Bu Intan…oooo Bu Intan rasanya kontolku masuk dalam banget bu….ooohhh enaknya mengentoti memekmu bu…oohhh Bu Intan sayang…oohhh sayang…ooohhh sayang…oohh bu aku keenakan bu…aku suka ngentot sama ibu…oohhh…,”Robby juga memuaskan fantasi seksnya terhadap Bu Intan yang selama ini menggoda hayalnya.
“Oooohhhgghhsshhooohhh iyah sayang…oh ibu juga suka ngentot sama kamu sayang…ibu bisa ketagihan ngentot sama kamu sayang..ohhh kontolmu besar sayang..ohhh sayang kontolmu panjang sayang..ohhh enaknya kontolmu.. ibu bisa ketagihan sayangooo…. ohhhh…ohh tekan lagi sayang…oooggsshhh sayangku Robby oooohh ….aaaaacccchhhsssshhh…enaknya entotanmu…oooouuugghhh sayang kontolmu mentok rahimku sayang…oooghh sayang masuki rahim ibu sayang…ohhh enaknya…ohhh enaknya….oooohhhgghhhsshh enaknya kontolmu…,”Bu Intan mendesakkan tubuhnya ke tubuh Robby untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih.

Selangkangan mereka kadang melekat erat. Pangkal batang kontol Robby sampai mentok dengan selangkangan Bu Intan. Kadang mereka saling memompa dengan cepat. Mereka saling menggenjot penuh birahi. Robby mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan. Ia begitu bernafsu menggagahi wanita paruh baya itu. Mereka kadang memiliki rasa hayal yang sama saat itu. Di mana mereka melakukan perselingkuhan yang penuh mesum itu di rumah Bu Intan, bahkan di ranjang yang biasa digunakan oleh Bu Intan dan suaminya Suriono Rusmanto. Dan itu semua hanya membuat hayal syahwat kedua insan berbeda usia itu makin bergelora dan nakal.

“Oooohhh sayang…enaknya ngentot sama kamu…ohhh Robby ibu suka kontolmu sayang..iyah sayang..oohh iyahh sayang…oohh iyah gituh sayang…ooohh entoti terus lobang memekku..oooghhh sayang enaknya entotanmu…oohhh sayangku Robby…oooohhh…ooohhh…ooohhh… ooohhh… ooohhh… ooohhh…aaacccghhh sayang sebentar lagi ibu mau kelura sayang..ooohhh emtoti yang kuat sayang… ooohh pompa memek ibu…ooohhh yahhh sayang…oohh Robby oohh gagahi ibu sayang…ooocchhh sebnetar lagi sayang…ooohhh… ooohhh… ooohhhsss…. Ooohhh… ooohhh…,”Bu Intan makin merapatkan pinggulnya untuk mendapatkan tusukan-tusukan kontol Robby yang paling dalam.

“Oooohhhhh sayangku Bu Intan…oohhh enaknya ngentoti memekmu bu…ooohhh enaknyabu… ooohhh Bu Intan lobang memekmu enak…,”Robby makin mempercepat entotannya. Ia makin mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan yang begitu terbuka.”Ooooghh Bu Intan aku juga mau keluar bu…oohhh enak banget bu…oohggg enaknya kontolku bu…,”
“Ooohhhggg sayang entot yang dalam sayang….tusuk yang dalam sayang…yahh masukin kontol panjangmu lebih dalam lagi sayang biar enak sayang oohgghhhhsshh..oogghh besarnya kontolmu Robby…ohhgg makin tegang sayang…oohgg kontolmu makin besar sayang….sayangku Robby tekan kontolmu lebih dalam sayang….oogghh masukin kontolmu makin dalam ke rahim ibu sayang…

Oohhh sayangku tekan kontolmu biar masuk rahim ibu sayang…ohhh yahh…oohh yah …oohh yahhh gituhh sayang…ohhhh sayangku…masukin rahimku sayang…oohhh sayang keluarin spermamu sayang…oogghh yahh sayang oohh masukin spermamu dalam rahim ibu sayang…oohhh tekan lebih dalam sayang biar spermamu masuk rahim ibu sayang…oohggg…oosshh yah sayangku…oohhh yahh sayang….oohhh keluarin manimu sayang…oohh sayang keluarin spermamu dalam rahimku sayang…oogghh sayang… ooohhssshhhss entotin lobang memek ibu sayang…oohhsshhh Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang..ohhh sayang keluarin spermamu yang banyak sayang…oohhggg Robby oohhh Robby sayang..keluarin spermamu yang banyak ke dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil sayang…ooohhgggg sayangku Robby..ohhh sayangku Robby ibu pengen hamil oleh spermamu sayang…oohhh yah entotin terus memek ibu sayang…ooohhh Robby ibu pengen hamil oleh kontolmu sayang…

Oohhh keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil…ooohh ibu masih bisa hamil sayang…oohhh Robby sayang hamili ibu sayang…oohhh sayang entot ibu samapai hamil sayang…oohhh Robby hamili ibu sayang…kamu pengen ibu hamil kan sayang…ooohhhsssmmmhh kamu pengen ngenotin ibu sampai hamil kan sayang…oohhh …oohhh keluarin manimu yang banyak dalam rahimku sayang…ooohhh Robby sayang hamili ibu…aahhh hamili ibu sayang…entoti ibu samapai hamil…,”

Robby semakin liar menggenjot tubuh Bu Intan. Hayalnya benar-benar terpuaskan. Robby memang sering berhayal bisa ngentotin Bu Intan sampai ibu paruh baya itu hamil. Ia semakin menggoyangkan pinngulnya. Ujung kontolnya semakin gatal. Robby menusukkan kontolnya dengan tusukan yang dalam. Dan akhirnya ia merasa akan mengeluarkan spermanya.
“Ohhh Bu Intan aku mau keluar…ooooooooooooooooohhhhhhh sayangku Bu Intan…aaacchhh ooohhh Bu Intan aku keluar sayang….ohhh spermaku lagi banyak bu…oohhh Bu Intan kuhamili kau Bu…oohhh Bu Intan aku keluar…oohh Bu Intan ini spermaku sayang…ooooooooooooohhh ooooggghhhh sayang akan kubuntingin kau bu…oooooooooooooogghhh….,”Robby menekan kontolnya sedalam-dalamnya sambil mengerang.

Selangkangan mereka menempel begitu ketat. Gerakan-gerakan ritmis dan otomastis mengiringi menempelnya kedua pinggul mereka. Gerakan-gerakan ritmis itu menandakan kedua kelamin mereka sedang memompakan sperma masing-masing. Bu Intan begitu puas oleh persetubuhan itu. Tangannya dan kakainya mendekap kuat pinggul dan pantat Robby. Bu Intan sangat ingin kontol pemuda itu masuk makin dalam ke rahimnya. Dan Bu Intan merasakan kepala kontol anak muda itu memasuki rahimnya dan ia merasakan kontol yang besar dan panjang itu berdenyut-denyut. Bu Intan merasakan kontol itu mengganguk-angguk dalam lobang rahimnya menyemprotkan sperma yang begitu banyak memasuki rahimnya. Bu Intan tidak tahu mengapa ia begitu ingin dihamili oleh Robby.

Bu Intan mendesah setelah persetubuhan nikmat itu. Ia berbisik di telinga Robby, “Ohhh sayang, spermamu banyak banget masuk rahim ibu. Oh sayang ibu bisa hamil sayang…ooogghhh sayangku Robby, ibu pengen banget hamil oleh kontolmu ini sayang…,”
Nafas Robby menderu-deru. Persetubuhan dengan Bu Intan yang bertubuh montok semok dan merangsang itu betul-betul menimbulkan nikmat yang luar biasa. Dan kini nafasnya dan nafas Bu Intan bagai bersahutan-sahutan.

Robby mengangkat wajahnya, dan memandangi wajah wanita paruh baya itu. Lalu ia melumat bibir Bu Intan dan berbisk, “Aku juga pengen ibu hamil. Ohhgghhh Bu Intan, sejak pertama kali bertemu ibu, aku sudah pengen banget menghamilimu bu..,”desah Robby.
“Aku juga sayang. Sejak pertama kali jumpa sama kamu, ibu tahu kamu pengen ngentot sama ibu. Matamu yang sering curi pandang sama ibu membuat ibu tahu kamu pengen banget ngentotin ibu, dan ibu tahu kamu pengen mengahamili ibu…mmmmhhhh…,”Bu Intan membalas dengan mengecup bibir Robby.

Mereka bergelut sepanjang hari hingga malam… Berkali-kali Robby menyetubuhi Bu Intan… Berkali-kali Bu Intan merasakan rahimmnya disembur terus-menerus oleh mani Robby yang hangat dan kental… Kontol Robby yang besar dan panjang benar-benar memuaskan dahaga liarnya yang binal… Ia begitu meresapi tusukan-tusukan kontol besar dan panjang Robby di lobang memeknya… Ia merasa kembali hidup penuh gairah… Robby begitu merasakan kepuasan seksual yang penuh ketika menggagahi wanita paruh baya itu.. bahkan mengetahui Bu Intan adalah istri orang semakin menggelorakan nafsu seksnya… Ia begitu bernafsu setiap kali menggenjoti tubuh Bu Intan… Dan ia selalu menghentakkan pinggulnya, menusuk sangat dalam ke lobang memek Bu Intan ketika kontolnya menyemprotkan mani ke dalam rahim Bu Intan.. Dan itu semua benar-benar memuaskan fantasi seksnya…

Sesudah permainan seks yang liar itu mereka sekali seminggu berjumpa di sebuah hotel. Dalam jangka waktu itu Bu Intan pernah merayu suaminya dengan gaya yang palsu… Ia mengajak suaminya bersetubuh… Bu Intan berbisik di telinga suaminya: “Aku ingin punya anak lagi… Dan setelah persetubuhan, Bu Intan ke kamar mandi membuang semua sperma suaminya….
Dua setengah bulan setelah persetubuhan pertama, Bu Intan dan Robby kembali bergelut di ranjang sebuah hotel… Di akhir persetubuhan Bu Intan menciumi leher dan telinga Robby, dan berbisik:…Oh sayang…aku hamil… Aku mengandung anakmu..,


toge montok artis indonesia

$
0
0
Melihat payudara terbesar membuat banyak orang laki-laki menetes air liurnaya karena pemilik payudara ini adalah artis indonesia.
Pokonya hot banget deh foto payudara terbedar di indonesia, kalau anda penasaran siapa memilik payudara terbesar anda bisa melihat di bawah ini :
Foto payudara Julia perez :
Foto Payudara Five v :
Foto Payudara Cynthiara Alona :
Foto Payudara Wiwid Gunawan :

Foto Payudara Sarah Ashari :




Foto Payudara Ayu Anjani :

 

Cerita Dewasa “Bercinta Dengan Tante Kesepian”| Kumpulan Foto Cewek Cantik Semok Dan Hot | Cewek Cantik Doyan Ngentot | Cewek Cantik Doyan Nyepong | Cewek Bispak Dan Hot | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Kisah seks dewasa hubungan perselingkuhan antara seorang priad dengan seorang wanita paruh baya yang mendambakan seks karena jarang disetubuhi oleh suaminya. Simak kisah lengkapnya berikut ini!

Tante Yeni seorang keturunan chinese dan jawa. Orangnya mungil dengan tinggi 155 cm dan berat 50 kg. Cukup seksi untuk seorang berusia 35 dengan tiga orang anak. Payudaranya berukuran 36A. Rambutnya lurus dan berkacamata minus. Tante Yeni cukup cantik karena sebagai pengusaha dia sangat memperhatikan penampilan dan kebugaran tubuhnya. Orangnya teliti, tegas, agak acuh dan tipikal wanita yang mandiri

Setelah aku menyelesaikan program mini marketnya, aku mengantarkannya ke rumahnya yang hanya berjarak sepuluh menit dari rumahku. Tante Yeni tidak ada dan di rumahnya hanya ada si bungsu Cynthia dan pembantunya, Mbak Ning. Cynthia yang masih kelas 4 SD sedang bermain-main boneka. Aku sangat menyukai anak kecil. Melihat Cynthia, aku jadi ingin bermain-main dengannya. Beralasan menunggu Tante Yeni pulang, aku kemudian meluangkan waktuku untuk bercakap-cakap dengan Mbak Ning dan bermain boneka dengan Cynthia.

Tak lama aku mulai akrab dengan Mbak Ning dan Cynthia. Mbak Ning ini, biar pun pembantu rumah tangga, tetapi sikap dan cara berpikirnya tidak seperti gadis desa. Dia cukup cerdas dan bagiku, hanya kemiskinanlah yang membuatnya harus rela menjadi pembantu. Seharusnya dia bisa menjadi lebih dari itu dengan kecerdasannya.

Setelah hampir satu jam aku di sana, Tante Yeni pulang. Kulihat dia agak heran melihatku bermain-main dengan Cynthia dan mengobrol santai dengan Mbak Ning.

“Kamu bisa akrab juga dengan Cynthia.. Padahal si Cynthia ini agak sulit berinteraksi lho dengan orang baru..” sapa Tante Yeni ramah. Harum tubuhnya membuatnya terlihat semakin cantik.

“Iya nih.. Mungkin Cynthia suka dengan Om Boy yang lucu.. Ya kan Cynthia?” candaku sambil mengusap kepala Cynthia. Gadis kecil itu tersenyum manis.

“Kau bawa programnya ya? Ada petunjuk pemakaiannya kan?”

“Ada dong. Tapi untuk mempercepat, sebaiknya aku menerangkan langsung pada karyawanmu, Cie.” Aku sengaja memanggil Tante Yeni dengan panggilan “Cie” karena dia masih terlihat sebagai wanita Chinese. Lagipula, panggilan “Cie” akan membuatnya merasa lebih muda.

Sejak hari itu, aku semakin akrab dengan keluarga Tante Yeni. Apalagi kemudian Tante Yeni memintaku untuk memberikan kursus privat komputer pada Edy dan Johan, dua anaknya yang masing-masing kelas duduk di kelas 1 SMP dan kelas 6 SD. Sedangkan untuk Cynthia, aku memberikan privat piano klasik. Karena rumahnya dekat, aku mau saja. Lagi pula Tante Yeni setuju membayarku tinggi.

Aku dan Tante Yeni sering ber-SMS ria, terutama kalau ada tebakan dan SMS lucu. Dimulai dari ketidaksengajaan, suatu kali aku bermaksud mengirim SMS ke Ria yang isinya, “Hai say.. Lg ngapain? I miz u. Pengen deh sayang-sayangan ama u lagi.. Aku pengen kita bercinta lagi..”

Karena waktu itu aku juga baru saja ber-SMS dengan Tante Yeni, refleks tanganku mengirimkan SMS itu ke Tante Yeni! Aku sama sekali belum sadar telah salah kirim sampai kemudian report di HP-ku datang: Delivered to Ms. Yeni! Astaga! Aku langsung memikirkan alasan jika Tante Yeni menanyakan SMS itu. Benar! Tak lama kemudian Tante Yeni membalas SMS salah sasaran itu.

“Wah.. Ini SMS ke siapa ya kok romantis begini..” Wah, untung aku dan Tante Yeni sudah akrab. Jadi walaupun nakalku ketahuan, tidak masalah.

“Maaf, Cie. Aku salah kirim. Pas lagi horny nih. :p Maaf ya Cie..” balasku. Aku sengaja berterus terang tentang ‘horny’ku karena ingin tahu reaksi Tante Yeni.

“Wah.. Kamu ternyata sudah berani begituan ya! SMS itu buat pacarmu ya?”

“Bukan Cie. Itu TTH-ku. Teman Tapi Hot.. Hahaha.. Tidak ada ikatan kok, Cie..”

Beberapa menit kemudian, Tante Yeni tidak membalas SMS-ku. Mungkin sedang sibuk. Oh, tidak, ternyata Tante Yeni meneleponku.

“Lagi dimana Boy?” Tanya Tante Yeni. Suaranya lebih akrab daripada biasanya.

“Di kamar sendirian, Cie. Maaf ya tadi SMS-ku salah kirim. Jadi ketahuan deh aku lagi pengen..” jawabku. Kudengar Tante Yeni tertawa lepas. Baru kali ini aku mendengarnya tertawa sebebas ini.

“Aku tadi kaget sekali. Kupikir si Boy ini anaknya alim, dan tidak mengerti begitu-begituan. Ternyata.. Hot sekali!”

“Hm.. Tapi memang aku alim lho, Cie..” kataku bercanda.

“Wee.. Alim tapi ngajak bercinta.. Siapa tuh cewek?”

“Ya teman lama, Cie. Partner sex-ku yang pertama.” Aku bicara blak-blakan. Bagiku sudah kepalang tanggung. Aku rasa Tante Yeni bisa mengerti aku.

“Wah.. Kok dia mau ya tanpa ikatan denganmu?” tanyanya heran. Aku yang dulu juga sering heran. Tetapi memang pada kenyataannya, sex tanpa ikatan sudah bukan hal baru di jaman ini.

“Kami bersahabat baik, Cie. Sex hanya sebagian kecil dari hubungan kami.” Jawabku apa adanya.

Aku tidak mengada-ada. Dalam beberapa bulan kami berteman, aku baru satu kali bercinta dengan Ria. Jauh lebih banyak kami saling bercerita, menasehati dan mendukung.

“Wah.. Baru tahu aku ada yang seperti itu di dunia ini. Kalau kalian memang cocok, kenapa tidak pacaran saja?”

“Kami belum ingin terikat. Terkadang pacaran malah membuat batasan-batasan tertentu. Ada aturan, ada tuntutan, ada konsekuensi yang harus ditanggung. Dan kami belum menginginkan itu.”

“Lalu, apa partnermu cuma si Ria dan partner Ria cuma kamu?” selidik Tante Yeni.

“Kalau tentang Ria aku tidak tahu. Tapi tidak masalah bagiku dia bercinta dengan pria lain. Aku pun begitu. Tapi tentu saja kami sama-sama bertanggung jawab untuk berhati-hati. Kami sangat selektif dalam bercinta. Takut penyakit, Cie.”

“Oh.. Safe Sex ya? “

“Yup! Oh ya dari tadi aku seperti obyek wawancara. Tante sendiri bagaimana dengan Om? Kapan terakhir berhubungan sex?” tanyaku melangkah lebih jauh. Kudengar Tante Yeni menarik nafas panjang. Wah.. Ada apa-apa nih, pikirku.

“Udah kira-kira 2 bulan yang lalu, Boy.” Jawabnya.

Lama sekali. Pasti ada yang tidak wajar. Aku jadi ingin tahu lebih banyak lagi.

“Ko Fery Impotent ya Cie?”

“Oh tidak.. Entah kenapa, dia sepertinya tidak bergairah lagi padaku. Padahal dia dulu sangat menyukai sex. Minimal satu minggu satu kali kami berhubungan.”

“Lho, Cie Yeni berhak minta dong. Itu kan nafkah batin. Setiap orang membutuhkannya. Sudah pernah berterus terang, Cie?” tanyaku.

“Aku sih pernah memberinya tanda bahwa aku sedang ingin bercinta. Tetapi dia kelihatannya sedang tidak mood. Aku tidak mau memaksa siapa pun untuk bercinta denganku.”

“Oh.. Kalau Boy sih tidak perlu dipaksa, juga mau dengan Cie Yeni..” godaku asal saja. Toh kami sudah akrab dan ini memang waktu yang tepat untuk mengarah ke sana.

“Boy, kamu itu cakep. Masa mau dengan orang seumuran aku? Suamiku saja tidak lagi tertarik denganku..”

“Cie Yeni serius? Aku tidak menyangka lho Cie Yeni bisa bicara seperti ini. Cie Yeni masih muda. 35 tahun. Seksi dan modis. Kok bisa-bisanya rendah diri ya? Padahal Cie Yeni terlihat sangat mandiri di mataku..” aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku. Bagaimana bisa, sebuah SMS salah sasaran, dalam waktu singkat bisa berubah menjadi obrolan sex yang sangat terang-terangan seperti ini.

“Kamu lagi nganggur kan? Datang ke rumahku sekarang ya? Suamiku tidak ada di rumah kok. Dia masih di kantor.”

Telepon ditutup. Darahku berdesir. Benarkah ini? Seperti mimpi. Sangat cepat. Bahkan aku tidak pernah bermimpi sebelumnya untuk mendapatkan Tante Yeni. Selama ini aku sangat menghormatinya sebagai clientku. Sebagai orang tua dari murid privatku.

Bergegas aku mengambil kunci mobil dan pergi ke rumah Tante Yeni. Di sepanjang jalan aku masih tak habis pikir. Apakah benar nanti aku akan bercinta dengan Tante Yeni? Rasanya mustahil. Ada Cynthia dan Mbak Ning di rumahnya. Belum lagi kalau ternyata Edy dan Johan juga sudah pulang dijemput sopirnya.

Sampai di rumah Tante Yeni, ternyata rumahnya sedang sepi. Cynthia sedang tidur dan hanya Mbak Ning yang sedang santai menonton televisi.

“Di tunggu Ibu di ruang computer, Kak.” Kata Mbak Ning. Dia memanggilku ‘kakak’ karena usiaku masih lebih tua darinya.

“Oh iya.. Terima kasih, Ning. Ada urusan sedikit dengan programnya nih.” Kataku memberikan alasan kalau-kalau Mbak Ning bertanya-tanya ada apa aku datang.

Aku masuk ke ruang computer yang di dalamnya juga ada piano dan lemari berisi buku-buku koleksi Tante Yeni.

“Tutup saja pintunya, Boy.” Kata Tante Yeni.

Tiba-tiba jantungku berdebar sangat keras. Entah mengapa, berbeda dengan menghadapi Lucy, Ria dan Ita, aku merasa aneh berdiri di depan seorang wanita mungil yang usianya di atasku. Setelah aku menutup pintu, belum sempat aku duduk, Tante Yeni sudah melangkah menghampiriku. Dia memelukku. Tingginya cuma sebahuku. Harum tubuhnya segera membuatku berdesir. Pelukannya sangat lembut. Kepalanya disandarkan ke dadaku.

Aku tak tahu harus berbuat apa. Ini adalah pengalaman pertamaku dengan wanita yang usianya di atasku. Aku takut salah. Apa aku harus berdiam diri saja? Memeluknya? Menciumnya? Atau langsung saja mengajaknya bercinta? Pikiranku saling memberi ide. Banyak ide bermunculan di otakku. Beberapa saat lamanya aku bingung. Pusing tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memilih tenang. Aku ingin tahu apa yang Tante Yeni inginkan. Aku akan mengikutinya. Kali ini aku main safe saja. No risk taking this time.

“Cie Yeni adalah masalah?” bisikku. Kurasakan pelukan Tante Yeni semakin erat. Dia tidak menjawab. Aku juga diam. Benar-benar situasi baru. Pengalaman baru. Kurasakan penisku tidak bergerak. Rupanya pelukan Tante Yeni tidak membangkitkan gairahku.

“Aku cuma ingin memelukmu. Sudah lama aku tidak merasa senyaman ini di pelukan seorang laki-laki. Kamu tidak keberatan kan aku memelukmu?” akhirnya Tante Yeni berbicara.

“Tentu saja aku tidak keberatan, Cie. Peluk saja sepuas Cie Yeni. Apapun yang Cie Yeni inginkan dariku, kalau aku mampu, aku akan melakukannya.” Kurasakan tangannya mencubitku.

“Sok romantis kamu, Boy. Aku bukan gadis remaja yang bisa melayang mendengar kata-kata rayuanmu.. Wuih, apapun yang kau inginkan dariku.. Aku akan melakukannya.. Hahaha.. Gak usah pakai begituan. Aku sudah sangat senang kalau kamu mau kupeluk begini..”

Benar juga kata Cie Yeni. Hari itu aku belajar menghadapi wanita dewasa. Belajar apa yang mereka butuhkan. Bagi Tante Yeni, kata-kata manis tidak diperlukan. Tapi tentu saja, aku tidak seratus persen percaya. Bagiku, tidak ada wanita di dunia ini yang bisa menolak pujian dengan tulus. Perasaan wanita sangat peka. Wanita punya sense untuk mencerna setiap kata-kata pria. Apakah rayuan, apakah pujian yang tulus, atau hanya bunga bahasa untuk tujuan tertentu. Dan aku memilih untuk memujinya dengan setulus hatiku.

“Cie Yeni, aku beruntung bisa dipeluk wanita sepertimu. Siapa sangka SMS salah kirim bisa berhadiah pelukan?” candaku. Memang benar aku merasa beruntung. Ini bukan bunga bahasa, bukan rayuan. Dan aku yakin perasaan Cie Yeni akan menangkap ketulusanku.

“Yah.. Aku simpati denganmu yang bisa bergaul akrab dengan anak-anakku. Kamu juga tidak merendahkan si Ning. Kulihat memang pantas kau mendapatkan pelukanku, Boy..” bisik tante Yeni lagi. Kali ini wajahnya mendongak menatapku. Ada senyum tipis menghias bibirnya. Ugh.. Aku jadi ingin menciumnya.

Di satu sisi aku tahu bahwa aku salah. Tante Yeni sudah berkeluarga dan keluarganya harmonis. Tapi di sisi lainnya, sebagai cowok normal aku menikmati pelukan itu. Bahkan aku ingin lebih dari sekedar pelukan. Aku ingin menciumnya, melepaskan pakaiannya, dan memberinya sejuta kenikmatan. Apalagi Tante Yeni sudah 2 bulan lebih tidak mendapatkan nafkah batin. Pasti dia sangat haus sekarang. Aku mulai memperhitungkan situasi. Kami dalam ruang tertutup yang walaupun tidak terkunci, cukup aman untuk beberapa saat. Mbak Ning tidak mungkin masuk tanpa permisi. Satu-satunya kemungkinan gangguan adalah Cynthia.

Perlahan aku memberanikan diri menyentuh wajah Tante Yeni. Dengan dua buah jariku, aku membelai wajahnya lembut. Mataku menatapnya penuh arti. Kulihat Tante Yeni gelisah, tetapi ia menikmati sentuhanku di wajahnya. Aku menggerakkan wajahku menunduk mencari bibirnya. Sekejap kami berciuman. Bibirnya sangat penuh. Sangat hangat. Baru beberapa detik, ciuman kami terlepas. Tante Yeni menyandarkan kepalanya ke dadaku.

“Aku salah, Boy. Aku mulai menyayangimu..” bisiknya nyaris tak kudengar.

Aku yang sudah merasakan ciumannya mendadak ingin lebih lagi. Dasar cowok!, rutukku dalam hati. Apalagi aku sedang horny. Aku mencoba mengangkat wajahnya lagi. Ada sedikit penolakan, tapi wajahnya menatapku kembali. Aku tak berani menciumnya. Dan Tante Yeni menciumku, menghisap bibirku, memasukkan lidahnya, menggigit kecil bibirku. Dan akhirnya kami bercumbu dengan hasrat membara. Kami sama-sama kehausan.. Agh.. Aku tak peduli lagi. Wanita yang kuhormati ini sedang kupeluk dan kucumbu. Dia membutuhkanku dan aku juga membutuhkannya. Yang lain dipikirkan nanti saja. Nikmati saja dulu, pikirku cepat.

Aku segera menggendongnya dan membantunya duduk di atas meja. Dengan begini aku akan lebih leluasa mencumbunya. Bibir kami saling melumat. Bergerak lincah saling berlomba memberi kenikmatan tiada tara. Tanganku mulai bergerak ke arah payudaranya. Aku meraba payudaranya dari luar. Memberi remasan ringan dan gerakan memutar yang membuat Tante Yeni menggelinjang. Perlahan aku menyusupkan tanganku ke balik pakaiannya. Kurasakan tanganku tertahan. Tante Yeni menolak. Rupanya dia hanya ingin bercumbu denganku.

Dasar cowok, aku mana tahan? Sudah kepalang tanggung. Aku nekat tetap memasukkan tanganku dan dengan cepat aku berhasil melepas kait bra-nya. Payudaranya terasa utuh di tanganku, masih sangat kencang, masih sangat peka dengan rangsangan. Buktinya Tante Yeni bergetar hebat saat aku meremas payudaranya.

“Gila kamu, Boy. Aku tidak memerlukan ini semua.. Cukup peluk aku!” tegur Tante Yeni.

Aku tahu pikirannya memang menolak, tapi tubuhnya tidak. Aku tetap merangsang payudaranya. Gerakan menolak tante Yeni melemah. Dan akhirnya hanya desahan nafasnya yang memburu yang menandakan birahinya telah bangkit. Dengan mulutku aku membuka kancing-kancing kemejanya. Cukup sulit, karena ini baru pertama kali kulakukan. Tapi berhasil juga. Tante Yeni tertawa melihat ulahku.

Kini aku bebas mencumbu payudaranya. Kujilat dan kuhisap puting susunya. Tante Yeni melenguh panjang. Kedua tangannya mencengkeram kepalaku. Wajahnya mencium rambutku. Sesekali dia menggigit telingaku, sementara kepalaku, lidahku, bergerak bebas merangsang payudaranya. Ugh, begitu enak dan nikmat. Payudaranya tidak terlalu besar namun seksi sekali. Warnanya coklat kekuningan dengan puting yang cukup besar.

Aku bermain cukup lama di putingnya. Menggigit ringan, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut sampai agak keras. Kadangkala hidungku juga kumainkan di putingnya. Nafas Tante Yeni semakin memburu. Tentu saja untuk masalah nafas, aku lebih kuat darinya karena aku rajin berolahraga menjaga stamina.

Tak lama tanganku menyusup ke balik roknya untuk mencari vaginanya dan membelainya dari luar. Kurasakan celana dalamnya telah basah. Tante Yeni merapatkan kakinya. Itu adalah penolakan yang kedua. Kepalanya menggeleng ketika kutatap matanya. Aku terus menatap matanya dan kembali mencumbunya. Aku tidak akan memaksanya. Tetapi aku punya cara lain. Aku akan membuatnya semakin terangsang dan semakin menginginkan persetubuhan. Perlahan cumbuanku turun ke lehernya.

“Ergh,” kudengar lenguhannya. Wah, lehernya sensitif nih, pikirku. Dengan intensif aku mencumbunya di leher. Bergerak ke tengkuk hingga membuatnya semakin erat memelukku dan mencumbu telinganya.

“Boy..” rintihnya. Telinganya juga sensitif.

Aku bersorak. Semakin banyak titik tubuhnya yang sensitif, semakin bagus. Lalu tanganku meraba punggungnya. Membuat gerakan berputar-putar dan seolah menuliskan sesuatu di punggungnya. Tante Yeni semakin bergairah.

“Ka.. mu.. Na.. kal. Kamu pin.. Pintar sekali membuatku.. Bergairah..” jawabnya terputus-putus. Nafasnya semakin memburu.

“Cie Yeni cantik sekali. Aku sangat menginginkanmu, Cie.. Aku ingin membuatmu merasakan kenikmatan tertinggi bersamaku..” bisikku sambil terus mencium telinganya.

“Aku juga menginginkanmu Boy.. Tapi aku takut..” jawab tante Yeni.

Ya, aku harus membuatnya merasa aman. Dengan gerakan cepat aku melepaskan pelukanku, mengganjal pintu dengan kursi dan kembali mencumbunya. Saat itu di pikiranku cuma satu. Mengunci pintu justru tidak baik. Mengganjal pintu jauh lebih baik. Kulihat Tante Yeni merespons ciumanku dengan lebih kuat. Tanganku kembali mencoba merangsang vaginanya. Kali ini kakinya agak terbuka. Aku berhasil memasukkan jariku dan menyentuh vaginanya.

“Aahh..” Tante Yeni semakin terangsang. Kakinya terbuka semakin lebar. Kini aku sangat leluasa merangsang vaginanya. Jariku masuk menemukan klitoris dan membuatnya makin hebat dilanda badai birahi.

Entahlah, aku sangat tenang dalam melakukannya. Semakin intensif aku merangsang titik-titik lemah tubuhnya, aku semakin tenang. Aku seperti maestro yang sangat ahli melakukan tugasnya. Wah, rupanya aku berbakat dalam menyenangkan wanita, pikirku sampai tersenyum sendiri.

Tante Yeni semakin dilanda birahi. Tangannya kini tidak malu-malu melepas kancing celanaku dan mencari penisku. Setelah menemukannya di balik celana dalamku, dia meremas dan mengocoknya. Aku semakin terbakar. Kami sama-sama terbakar hebat. Perlahan aku melepas turun celana dalamnya. Tidak perlu dilepas. Aku menatap matanya meminta persetujuannya. Mata Tante Yeni nanar. Dia sangat kehausan dan sudah pasrah menerima apa pun perbuatanku.

Perlahan penisku menembus liang vaginanya tanpa kondom. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Benar-benar jauh lebih nikmat dibandingkan dengan memakai kondom. Aku berani tanpa kondom karena aku yakin dengan kesehatan Tante Yeni.

Aku mulai melakukan tugasku. Mendorong masuk, menarik keluar, memutar, memompa kembali dan kami bercinta dengan dahsyat. Suara penisku yang mengocok vaginanya terdengar khas. Aku mengerahkan segenap kekuatanku untuk menaklukkannya. Tetapi benar-benar tanpa kondom membuatku penisku lebih sensitif hingga belum begitu lama, aku sudah merasakan di ambang orgasme.

Segera kuhentikan aksiku. Kucabut penisku dan aku menenangkan diri. Kami berciuman. Aku tak mau birahi Tante Yeni surut. Setelah agak tenang aku kembali memasukkan penisku. Kali ini aku tidak menggebu dalam memompa penisku. Aku memilih menikmatinya perlahan-lahan. Setiap sodokan aku lakukan dengan segenap hati hingga menghasilkan desahan dan rintihan nikmat Tante Yeni yang sudah dua bulan tidak merasakan nikmatnya bercinta.

Gelombang badai birahi kembali melanda. Keringat kami bercucuran, lumayan untuk membakar lemak. Kami memang sedang berolahraga, olahraga paling nikmat sedunia. Making love. Bercinta sangat baik untuk tubuh. Tidak hanya tubuh, tetapi pikiran juga jadi fresh. Secara teoretis, ada semacam zat penenang yang dihasilkan tubuh saat kita bersenggama, dan zat itu membuat kita sangat nyaman.

Aku heran juga dengan diriku yang ternyata cukup kuat bercinta tanpa kondom. Penisku terasa agak panas. Aku belajar menahan nafas dan sesekali saat kurasakan aku hendak mencapai puncak, aku menghentikan kocokanku. Cukup sulit memang menahan orgasme. Aku berusaha seperti menahan kencing. Dan usahaku berhasil. Setidaknya aku bisa bercinta cukup lama mengimbangi Tante Yeni yang perlahan tapi pasti semakin menuju puncak. Muka tante Yeni semakin kemerahan. Wajahnya yang mungil tampak sangat cantik ketika sedang dilanda birahi.

“Cie Yeni cantik sekali.. Hebat juga ketika bercinta..” bisikku. Lidahku kembali mencumbui payudaranya yang semakin penuh dengan keringat.

“Arg.., kamu juga.. Enak sekali, Boy..” ceracaunya.

Tante Yeni bolak-balik memejamkan mata, membuka mata dan menggigit bibirnya. Nafasnya sangat tidak teratur. Ngos-ngosan dan rambutnya semakin acak-acakan terkena keringat. Wah, pemandangan yang seksi sekali saat seorang wanita bercinta.

Sebenarnya aku ingin mengubah posisi lagi. Aku ingin lebih lama bercinta. Tetapi aku agak khawatir juga. Sudah cukup lama kami di dalam ruangan ini. Aku khawatir Mbak Ning nanti tiba-tiba mengintip atau mencuri dengar. Aku khawatir karena Mbak Ning cukup punya kecerdasan untuk berpikir yang tidak-tidak.

Dari bahasa tubuh Tante Yeni, aku yakin orgasmenya sudah semakin dekat. Gerakan tubuhnya semakin cepat. Cengkeraman tangannya di punggungku kurasa telah melukai punggungku. Terkadang giginya bergemeretak menahan nikmat. Dia tampak sekali berusaha untuk tidak menjerit.

“Agh.. Arrhhk.. Aku sudah ham.. pir..” rintihnya.

Tanganku meraih bra Tante Yeni dan meletakkannya di mulutnya supaya dia bisa menggigit bra itu. Daripada menjerit, lebih baik menggigit bra sekuatnya. Penisku semakin gencar menghunjam vaginanya. Sodokanku semakin kuat dan temponya kupercepat. Aku belajar untuk sama-sama mencapai orgasme dengan Tante Yeni walaupun menurutku sangat sulit untuk bisa orgasme bersamaan. Setidaknya, aku berencana membiarkannya orgasme terlebih dulu, baru aku menyusul.

“Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Dikit lagi..” erang Tante Yeni agak tidak jelas karena sambil menggigit bra.

Aku menjaga semangat dan menjaga penisku agar tetap kuat bertempur. Kurasakan penisku juga semakin panas. Aku juga sudah mendekati puncak. Aliran sperma dari bawah sudah merambat naik siap menyembur. Gerakan Tante Yeni semakin menyentak-nyentak. Untung meja di ruangan itu adalah meja kayu yang kosong. Kalau seandainya ada buku atau ballpoint pasti sudah berantakan terlempar.

Beberapa saat kemudian aku merasakan tubuh Tante Yeni bergetar hebat. Menghentak-hentak dan tangannya mencengkeram sangat-sangat-sangat-kuat. Dia memelukku sangat erat. Dari mulutnya keluar semacam raungan yang tertahan.. Seandainya ini di kamar hotel, pasti dia sudah menjerit sepuasnya.

“Aargghh.. Sstt..”

Aku merasakan ada cairan hangat meleleh keluar. Tidak seberapa banyak tetapi membuat penisku semakin panas. Tante Yeni orgasme sementara aku juga sudah semakin dekat. Inilah saatnya. Aku mempercepat kocokanku. Cepat.. Dan aku mencabut penisku.

Crot..!! Srr.. R.. Srr.. Srr.. Spermaku berhamburan muncrat di perut dan dada Tante Yeni. Ah.., nikmat sekali mencapai puncak. Perjuanganku tidak sia-sia. Aku yang selama ini rutin berlatih menahan kencing, melatih otot-otot perut dan penisku, sukses mengantarkan Tante Yeni menggapai orgasmenya. Dibandingkan ketika making love dengan Ria dan Ita, kali ini lebih mendebarkan dan menantang. I did it.

Tante Yeni segera mencari tissue dan membersihkan ceceran spermaku. Kurang dari semenit kemudian dia sudah memakai bra dan kemejanya kembali. Celana dalam dan roknya tinggal merapikan saja. Aku pun tinggal merapikan celanaku.

Beberapa saat kami berpandangan. Ada rona puas di wajah Tante Yeni. Dia tersenyum manis. Sekarang dia bukan lagi sekedar clientku. Bukan lagi sekedar orang tua muridku. Sekarang dia adalah partner sex-ku. Ada rasa aneh menjalar di tubuhku. Aku tiba-tiba merasa begitu menghormati wanita di hadapanku ini. Sinar matanya yang tegas, pembawaannya yang mandiri, dikombinasi dengan senyum dan kelembutannya, sungguh mempesona. Aku sangat bangga bisa memberinya kenikmatan.

“Maaf Cie.. Sudah melangkah jauh sekali..” kataku.

“Ya! Kamu tidak sopan sekali, tadi!” katanya bergurau tetapi dalam nada agak tegas.

Kami pun tertawa bersama. Aku memeluknya. Mencium dahinya. Merapikan rambutnya yang agak basah terkena keringat. AC di ruangan itu sangat membantu tubuh kami cepat kering.

“Habis Cie Yeni, sudah tahu aku lagi horny malah diundang kemari..” kataku membela diri.

“Terus terang aku juga lagi pengen, Boy. Begitu tahu kamu ternyata sudah pengalaman, aku jadi tergoda denganmu. Tapi memang tadi aku sangat takut melangkah. Untung kamunya nekat.. Aku jadi terpuaskan, deh. Makacih ya..”

Ya ampun.. Bisa-bisanya Tante Yeni bicara manja seperti ini. Aku sampai merasa bagaimana.. gitu. Aneh. Wanita memang makhluk paling aneh sedunia. Di balik penampilannya yang keras dan tegar, toh dia tetap wanita juga. Sisi lembutnya tetap ada.

“Ya.. Aku juga senang sekali bisa memuaskan Cie Yeni. Aku juga belajar banyak lho. Sepertinya tadi Cie Yeni kurang suka dengan permainan tanganku di vagina ya?”

“Bukan begitu. Aku tidak tahu apakah tanganmu bersih atau tidak. Tapi lama kelamaan karena enak, ya sudah.. diteruskan saja..”

“Oh jangan kuatir.. Aku selalu sedia handy desinfectant kok. Biar tanganku bebas kuman.” Kataku menenangkannya. Aku tadi memang pakai handy desinfectant, tapi kan tetap saja aku pegang setir mobil. Haha.. Yang ini tidak aku ceritakan. (Kalau Cie Yeni baca cerita ini, maafin ya..)

“Yah baguslah. Aku juga suka karena kamu selalu terlihat bersih dan harum..” tante Yeni mencium bibirku lagi. Kami kembali berpagutan. Lidahku kembali menerobos mulutnya. Menekan lidahnya, saling bergelut. Kami terus berciuman sambil berpelukan.

Banyak pria melupakan kenyataan bahwa ada hubungan yang harus dibina setelah kita berhubungan sex. Setelah terjadi orgasme, wanita tetap membutuhkan sentuhan, pelukan dan ciuman. Wanita sangat berharga. Jangan sampai kita para pria, begitu mendapatkan orgasme, langsung selesai begitu saja. Harus Ada after orgasm service. Ini adalah salah satu kunci yang aku pegang untuk membuat wanita merasa nyaman bersamaku. Kami berpelukan dan dengan jelas aku mendengar suara Tante Yeni..

“Aku menyayangimu, Boy. Terima kasih buat semuanya. Aku merasa dihargai dan dibutuhkan olehmu..” kata-kata ini tidak akan pernah aku lupakan. Kalau Cie Yeni membaca cerita ini, Cie Yeni pasti ingat bahwa kata-katanya sama persis dengan yang kutulis. (Kecuali namaku, yaa.. Hehe).

Sebetulnya aku harus menanyakan arti sex bagi Tante Yeni. Tapi aku menundanya. Aku pikir aku bisa menanyakannya lain kali. Entah mengapa aku tidak bertanya.

Lalu kami keluar dari ruangan itu. Aku tidak melihat Mbak Ning. Sengaja aku ke kamar mandi dan kemudian aku mengintip ke kamar Mbak Ning dari kaca nako kamarnya. Astaga, dia sedang berganti baju.

“Hayo.. Ngintip! Dasar cowok!” hardik Mbak Ning. Aku terkejut tapi tertawa.

“Maaf-maaf, kupikir dimana tadi kok tidak ada.. Aku pulang dulu ya..”

“Ya.. Ya.. Buka sendiri pagarnya yaa”

Sunshine ABG Kimcil Bugil

$
0
0

ABG Kimcil Bugil, Sunshine ABG Kimcil Bugil

The post Sunshine ABG Kimcil Bugil appeared first on Abg Montok.

from Abg Montok http://ift.tt/1SSPPFY
via Abg Montok

Ngentot Vagina Cinta

$
0
0
Mas Indra langsung mencium bibir Mbak Cinta dengan bernafsu. Mbak Cinta juga membalasnya. Sementara tangan Mas Indra meremas-remas payudara Mbak Cinta dan perlahan-lahan dia melepaskan pakaian yang dipakai Mbak Cinta. Hingga akhirnya Mbak Cinta hanya pakai BH saja dan itupun langsung dicopot oleh Mas Indra. Mas Indra terus menciumi leher Mbak Cinta yang putih mulus. Mbak Cinta memang mempunyai tubuh yang sangat seksi. Siapapun pasti akan tergiur melihat tubuh Mbak Cinta. saya merasa bersyukur Mas Indra mau isterinya kutiduri, walaupun imbalannya nanti dia akan meniduri pacarku si Yuni dihadapanku. Ya.. nggak apa-apa lah katsaya dalam hati. Ini pengalaman yang mengasyikkan bagiku katsaya lagi. Mas Indra masih terus meremas-remas payudara Mbak Cinta. Kemudian dia mulai menciumui payudara Mbak Cinta kiri dan kanan. saya terus merekam apa yang mereka lakukan. Kadang-kadang saya merekam sambil mendekati mereka. Tapi mereka tidak peduli dengan yang saya lsayakan. Mas Indra masih terus menciumi payudara Mbak Cinta dan menghisap-hisap puting payudaranya.
Mbak Cinta hanya mendesah-desah saja. Kemudian Mas Indra mulai mencopot rok yang dipakai Mbak Cinta, hingga dia hanya pakai celana dalam saja. CD Mbak Cinta itupun juga copot, hingga Mbak Cinta benar-benar bugil. Mas Indra merebahkan tubuh Mbak Cinta di tempat tidur dan menciumi paha Mbak Cinta yang putih mulus. saya mengarahkan kamersaya menyusuri tubuh Mbak Cinta yang sangat indah, terutama dibagian memeknya yang sepertinya habis dicukur. Lama saya menyoroti vagina Mbak Cinta. Mas Indra membuka vagina Mbak Cinta dan memberi isyarat supaya saya menyorot vagina Mbak Cinta. saya mengerti dengan apa yang saya kerjakan. Kemudian Mas Indra mulai menjilat-jilat memek Mbak Cinta dengan sangat bernafsu.

Mbak Cinta hanya merintih-rintih saja. Lama Mas Indra menjilati memek Mbak Cinta. Akhirnya Mbak Cinta bangun dan mulai membuka pakaian Mas Indra. Hingga Mas Indra juga berada dalam keadaan bugil. Ternyata kontol Mas Indra jauh lebih kecil dari punysaya. saya masih terus asyik merekam mereka. Kemudian Mbak Cinta menciumi kontol Mas Indra dan memasukkannya kedalam mulutnya. Memang kontol Mas Indra sangat kecil, walaupun tegang tetap saja kecil. Pantas saja Mbak Cinta tidak pernah merasa puas kalau main dengan Mas Indra. Mbak Cinta masih terus menghisap kontol Mas Indra. Mas Indra hanya merem melek saja matanya. Mbak Cinta masih terus asyik mengulum dan menghisap kontol Mas Indra. Tak lama Mas Indra kembali merebahkan Mbak Cinta dan menyuruhnya supaya telentang. Kemudian Mas Indra menyuruhku mendekat. Perlahan-lahan Mas Indra mulai memasukkan kontolnya yang sudah tegang ke vagina Mbak Cinta. Mbak Cinta hanya merintih dan makin mengangkangkan kakinya. Akhirnya kontol Mas Indra masuk kedalam kemaluan Mbak Cinta. Dan dia mulai menaik turunkan pantatnya. Mbak Cinta juga mengimbangi gerakan Mas Indra dari bawah. Makin lama gerakan pantat Mas Indra makin cepat. Dan rintihan Mbak Cintapun juga makin keras terdengar.

Akhirnya tubuh Mas Indra menegang dan dia membenamkan kontolnya dalam-dalam kedalam memek Mbak Cinta. “Ahhh.. enaknya..”kata Mas Indra. Sementara Mbak Cinta hanya mendesah saja. Tapi sepertinya Mbak Cinta masih lama untuk keluar. Kemudian Mas Indra berkata, “Sekarang giliranmu Baim, sini biar saya yang merekam.” katanya sambil mencabut kontolnya dari vagina Mbak Cinta. saya lalu menyerahkan handycam pada Mas Indra dan mendekati Mbak Cinta. Mas Indra mulai merekam yang saya perbuat. saya langsung saja menindih tubuh Mbak Cinta yang putih molek. Mbak Cintapun membuka tangannya dan memelukku. saya langsung menciumi bibir Mbak Cinta. Mbak Cinta juga membalas ciumanku. Lama kami berciuman. Sementara Mas Indra masih asyik merekam saya dan isterinya yang sedang bergumul. saya masih terus menciumi bibir Mbak Cinta. Kemudian ciumanku kuarahkan kelehernya yang putih. Mbak Cinta menggelinjang dengan manjanya. saya terus menciumi lehernya dan kemudian turun ke payudaranya. toket Mbak Cinta habis saya ciumi. Puting payudaranya saya hisap bergantian. Mbak Cinta hanya merintih-rintih saja. Mas Indra juga makin semangat merekam yang kulsayakan pada isterinya. saya terus saja meremas dan menghisap puting toket Mbak Cinta. Kemudian sayapun mulai membuka seluruh pakaianku hingga bugil seperti Mbak Cinta dan Mas Indra. Mbak Cinta mendekatkan kepalanya kekontolku dan mulai menghisapnya dengan kepala maju mundur. saya menikmati saja kuluman bibir Mbak Cinta pada kontolku. Kupegang kepala Mbak Cinta dan membantunyadengan memaju mundurkan pantatku.

Mas Indra terus merekam adegan kontolku dihisap isterinya. saya mulai tidak sabar, dan kusuruh Mbak Cinta supaya nungging. Mbak Cinta pun menungging. Kelihatan seluruh lekuk lekuk tubuh ramping dan mulus milik Mbak Cinta yang bikin nafsuku semakin naik. Kutepuk pantat Mbak Cinta dan meremas pantatnya. Mbak Cinta menjerit kecil. saya lalu mengarahkan penisku kedalam memeknya dari belakang. Dan kontolkupun akhirnya menerobos vagina Mbak Cinta. “Aww.. enak Baim..” kata Mbak Cinta dengan desahan yang menggairahkan. saya mulai memaju mundurkan pantatku. Mbak Cinta pun makin keras rintihannya. Kulihat Mas Indra masih asyik merekam semua yang kulsayakan pada isterinya. Tapi rupanya kontol Mas Indra sudah mulai tegang lagi. Dia mengambil kaki kamera handycam dan memasang handycam ditempat kaki kamera itu. Kemudian dia mendekati saya dan Mbak Cinta. Dia menyodorkan kontolnya yang sudah tegang kemulut Mbak Cinta. Mbak Cintapun langsung mengulumnya. Jadi sementara saya mengentot Mbak Cinta dari belakang, dia mengulum penis suaminya. saya terus memaju mundurkan pantatku dan sesekali saya meremas-rema payudara Mbak Cinta. Memang kemaluan Mbak Cinta seperti terasa memijit-mijit kontolku. Lama situasi seperti itu berlangsung. Sementara adegan tsb terus direkam oleh handycam yang dipasang Mas Indra pada kaki kamera. Mbak Cinta terus saja menghisap kontol suaminya, sementara saya terus mengentot memeknya dari belakang. Tak lama saya merasa sudah mulai keluar. “Mbak saya merasa mau keluar nih..” katsaya. “Mbak juga.. Baim.. merasa mau keluar..” kata Mbak Cinta. “saya juga sudah mau keluar ..” kata Mas Indra. “saya keluarkan dimana Mbak?” tanysaya. “Didalam memek Mbak saja Baim..” kata Mbak Cinta diantara rintihannya. Tiba-tiba Mas Indra mengerang. “Aghhh.. saya keluar ..” katanya sambil memegang kepala Mbak Cinta dan membenamkan kontolnya kemulut Mbak Cinta.

Akhirnya Mas Indra keluar juga dengan sperma nya masuk seluruhnya kemulut Mbak Cinta. Dan tak lama Mbak Cinta pun juga keluar dengan tubuhnya menegang dan kontol Mas Indra masih di mulutnya. sayapun sudah merasa mau keluar juga. Kupeluk erat-erat pinggang Mbak Cinta yang ramping dan membenamkan kontolku dalam-dalam kedalam memeknya dari belakang. “Agghh.. Mbak.. saya juga keluar..” rintihku sambil membenamkan dan menumpahkan cairan spermsaya kedalam memek Mbak Cinta. Mbak Cinta merintih-rintih. Kemudian kami bertiga terkulai lemas. Mas Indra berbaring dipinggir tempat tidur, Mbak Cinta ditengah dan saya dipinggir satu lagi. Lama kami terdiam. Kemudian Mas Indra mematikan handycamnya. “Bagaimana Cinta?enak nggak tubuhmu dimasukin dua kontol sekaligus?” tanya Mas Indra pada Mbak Cinta. “Enak sekali Mas.. saya jadi capek nih..” jawab Mbak Cinta. “Kalau saya baru kali ini Mas ngentotin isteri orang, sungguh pengalaman yang sangat mengasyikkan.” katsaya. “Mungkin ini pertama kali bagi anda ya Baim, tapi nanti anda bisa ngentot dengan bebas dengan cewek-cewek yang saya perkenalkan padamu. Dan yang lebih penting lagi saya dan anda akan ngentotin si Yuni bersama-sama. Ya kan Cinta?” kata Mas Indra. Mbak Cinta hanya tersenyum saja mendengar kata suaminya itu. “Mas Indra ini sering ngentot dengan isteri teman-temannya Baim, tapi saya tidak diperbolehkannya ngentot dengan teman-temannya. Dia curang nih. Kalau kalian mau ngentotin si Yuni bersama-sama terserah saja, asal jangan memaksa dia” kata Mbak Cinta sambil tersenyum.

saya hanya tersenyum saja dan tanganku tidak berhenti meremas-remas toket Mbak Cinta dihadapan Mas Indra. “anda nanti akan kuajak ke rumah temanku Baim. Disana anda boleh ngentot dengan cewek manapun dirumah itu.” kata Mas Indra lagi. Dalam hati saya berpikir, rupanya suami isteri ini sudah biasa selingkuh terang-terangan. Dan itu tidak menjadi masalah dalam keluarga mereka. Ternyata mereka menganut seks bebas. Yang penting mereka melsayakannya dengan suka sama suka. Nafsu seksku langsung naik lagi. Tiba-tiba telepon rumah Mbak Cinta berbunyi. Mas Indra berjalan dengan telanjang bulat menuju ke tempat telepon.

Sementara kontolku sudah mulai tegang lagi. Mbak Cinta sangat senang memperhatikan kontolku yang mulai tegang. saya langsung menindih tubuh Mbak Cinta yang wangi. Tak lama Mas Indra kembali kekamar. “Telpon dari mana Mas?” tanya Mbak Cinta. “Itu telepon dari Sonya, katanya dia mau kesini. Dia bilang kalau suaminya tugas keluar kota.” jawab Mas Indra. “Siapa Sonya Mbak Cinta?” tanysaya. “Sonya itu adik Mas Indra jadi iparnya Mbak Cinta.” jawab Mbak Cinta sambil meremas-remas kontolku. “O begitu..” jawabku. Mas Indra melirik kekontolku dan berkata, “Wah.. udah bangun lagi Baim.. kalau anda mau menggarap Cinta.. silakan saja . saya masih capek.. dengkulku lemas nih..” kata Mas Indra. Mendengar itu saya langsung saja menciumi toket Mbak Cinta dan langsung memasukkan kontolku ke memeknya dari atas. Mbak Cinta menjerit kecil, “Aww.. enak Baim..” katanya. saya terus menggenjot memek Mbak Cinta, sementara Mas Indra hanya memperhatikan saja saya setubuhi isterinya. Agak lama kami main seperti itu hingga akhirnya saya dan Mbak Cinta merasa mau keluar. Akhirnya puncak birahi kami jumpai juga. saya kembali menyemprotkan spermsaya kedalam memek Mbak Cinta. Dan tubuh kami yang tadi tegang akhirnya melemah.


bikini super tipis

Cerita Dewasa “Ngentot Dengan Terapis Salon Pijat Plus”| Foto Foto Cewek Bugil Dan Hot | Cewek Doyan Ngentot | Cewek Cantik Pamer Toket Dan Memek | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Sebuah kisah bercinta atau ngentot (ML) dengan pekerja salon (terapis) yang mana menyediakan jasa pijat dan lalu karena nafsu berakhir dengan hubungan seks. Simak kisah lengkapnya berikut ini!

Jakarta yang panas membuatku kegerahan di atas angkot. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan depan, kurang lebih 100 meter lagi. Tetapi aku masih betah di atas mobil ini. Angin menerobos dari jendela. Masih ada waktu bebas dua jam. Kerjaan hari ini sudah kugarap semalam. Daripada suntuk diam di rumah, tadi malam aku menyelesaikan kerjaan yang masih menumpuk. Kerjaan yang menumpuk sama merangsangnya dengan seorang wanita dewasa yang keringatan di lehernya, yang aroma tubuhnya tercium. Aroma asli seorang wanita. Baunya memang agak lain, tetapi mampu membuat seorang bujang menerawang hingga jauh ke alam yang belum pernah ia rasakan.

“Dik.., jangan dibuka lebar. Saya bisa masuk angin.” kata seorang wanita setengah baya di depanku pelan.

Aku tersentak. Masih melongo.

“Itu jendelanya dirapetin dikit..,” katanya lagi.

“Ini..?” kataku.

“Ya itu.”

Ya ampun, aku membayangkan suara itu berbisik di telingaku di atas ranjang yang putih. Keringatnya meleleh seperti yang kulihat sekarang. Napasnya tersengal. Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi, setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuil tempat duduk.

“Terima kasih,” ujarnya ringan.

Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkan lagi, sehingga tidak perlu curi-curi pandang melirik lehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehingga terlihat garis bukitnya.

“Saya juga tidak suka angin kencang-kencang. Tapi saya gerah.” meloncat begitu saja kata-kata itu.

Aku belum pernah berani bicara begini, di angkot dengan seorang wanita, separuh baya lagi. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan. Ia malah melengos. Sial. Lalu asyik membuka tabloid. Sial. Aku tidak dapat lagi memandanginya.

Kantorku sudah terlewat. Aku masih di atas angkot. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku. Masih menutupi diri dengan tabloid. Tidak lama wanita itu mengetuk langit-langit mobil. Sopir menepikan kendaraan persis di depan sebuah salon. Aku perhatikan ia sejak bangkit hingga turun. Mobil bergerak pelan, aku masih melihat ke arahnya, untuk memastikan ke mana arah wanita yang berkeringat di lehernya itu. Ia tersenyum. Menantang dengan mata genit sambil mendekati pintu salon. Ia kerja di sana? Atau mau gunting? Creambath? Atau apalah? Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Sial. Dadaku tiba-tiba berdegup-degup.

“Bang, Bang kiri Bang..!”

Semua penumpang menoleh ke arahku. Apakah suaraku mengganggu ketenangan mereka?

“Pelan-pelan suaranya kan bisa Dek,” sang supir menggerutu sambil memberikan kembalian.

Aku membalik arah lalu berjalan cepat, penuh semangat. Satu dua, satu dua. Yes.., akhirnya. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Apa katanya nanti? Apa yang aku harus bilang, lho tadi kedip-kedipin mata, maksudnya apa? Mendadak jari tanganku dingin semua. Wajahku merah padam. Lho, salon kan tempat umum. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Bodoh amat. Come on lets go! Langkahku semangat lagi. Pintu salon kubuka.

“Selamat siang Mas,” kata seorang penjaga salon, “Potong, creambath, facial atau massage (pijit)..?”

“Massage, boleh.” ujarku sekenanya.

Aku dibimbing ke sebuah ruangan. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Ke mana ia? Atau jangan-jangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura-pura masuk. Ah. Shit! Aku tertipu. Tapi tidak apa-apa toh tipuan ini membimbingku ke ‘alam’ lain.

Dulu aku paling anti masuk salon. Kalau potong rambut ya masuk ke tukang pangkas di pasar. Ah.., wanita yang lehernya berkeringat itu begitu besar mengubah keberanianku.

“Buka bajunya, celananya juga,” ujar wanita tadi manja menggoda, “Nih pake celana ini..!”

Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. Bahannya tipis, tapi baunya harum. Garis setrikaannya masih terlihat. Aku menurut saja. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit. Wanita muda itu sudah keluar sejak melempar celana pijit. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Sekenanya saja kubuka halaman majalah.

“Tunggu ya..!” ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.

“Mbak Wien.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Aku jelas mendengarnya dari sini.

Kembali ruangan sepi. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.

Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Makin lama makin jelas. Dadaku mulai berdegup lagi. Wajahku mulai panas. Jari tangan mulai dingin. Aku makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.

“Halo..!” suara itu mengagetkanku. Hah..? Suara itu lagi. Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. Dadaku berguncang. Haruskah kujawab sapaan itu? Oh.., aku hanya dapat menunduk, melihat kakinya yang bergerak ke sana ke mari di ruangan sempit itu. Betisnya mulus ditumbuhi bulu-bulu halus. Aku masih ingat sepatunya tadi di angkot. Hitam. Aku tidak ingat motifnya, hanya ingat warnanya.

“Mau dipijat atau mau baca,” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku, “Ayo tengkurep..!”

Tangannya mulai mengoleskan cream ke atas punggungku. Aku tersetrum. Tangannya halus. Dingin. Aku kegelian menikmati tangannya yang menari di atas kulit punggung. Lalu pijitan turun ke bawah. Ia menurunkan sedikit tali kolor sehingga pinggulku tersentuh. Ia menekan-nekan agak kuat. Aku meringis menahan sensasasi yang waow..! Kini ia pindah ke paha, agak berani ia masuk sedikit ke selangkangan. Aku meringis merasai sentuhan kulit jarinya. Tapi belum begitu lama ia pindah ke betis.

“Balik badannya..!” pintanya.

Aku membalikkan badanku. Lalu ia mengolesi dadaku dengan cream. Pijitan turun ke perut. Aku tidak berani menatap wajahnya. Aku memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Ia tidak bercerita apa-apa. Aku pun segan memulai cerita. Dipijat seperti ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya. Bagiku itu sudah jauh lebih nikmat daripada bercerita. Dari perut turun ke paha. Ah.., selangkanganku disentuh lagi, diremas, lalu ia menjamah betisku, dan selesai.

Ia berlalu ke ruangan sebelah setelah membereskan cream. Aku hanya ditinggali handuk kecil hangat. Kuusap sisa cream. Dan kubuka celana pantai. Astaga. Ada cairan putih di celana dalamku.

Di kantor, aku masih terbayang-bayang wanita yang di lehernya ada keringat. Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Aku tidak tahan. Esoknya, dari rumah kuitung-itung waktu. Agar kejadian kemarin terulang. Jam berapa aku berangkat. Jam berapa harus sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang penuh gelora itu. Ah sial. Aku terlambat setengah jam. Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya ada keringat sudah terbayang. Ini gara-gara ibuku menyuruh pergi ke rumah Tante Wanti. Bayar arisan. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Toh masih ada hari esok.

Aku bergegas naik angkot yang melintas. Toh, si setengah baya itu pasti sudah lebih dulu tiba di salonnya. Aku duduk di belakang, tempat favorit. Jendela kubuka. Mobil melaju. Angin menerobos kencang hingga seseorang yang membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.

“Mas Tut..” hah..? suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. Ia tidak melanjutkan kalimatnya.

Aku tersenyum. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Tidak pasang wajah perangnya.

“Kayak kemarinlah..,” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya.

Begitu kebetulankah ini? Keberuntungankah? Atau kesialan, karena ia masih mengangkat tabloid menutupi wajah? Aku kira aku sudah terlambat untuk bisa satu angkot dengannya. Atau jangan-jangan ia juga disuruh ibunya bayar arisan. Aku menyesal mengutuk ibu ketika pergi. Paling tidak ada untungnya juga ibu menyuruh bayar arisan.

“Mbak Wien..,” gumamku dalam hati.

Perlu tidak ya kutegur? Lalu ngomong apa? Lha wong Mbak Wien menutupi wajahnya begitu. Itu artinya ia tidak mau diganggu. Mbak Wien sudah turun. Aku masih termangu. Turun tidak, turun tidak, aku hitung kancing. Dari atas: Turun. Ke bawah: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Turun. Ke bawah lagi: Tidak. Ke bawah lagi: Hah habis kancingku habis. Mengapa kancing baju cuma tujuh?

Hah, aku ada ide: toh masih ada kancing di bagian lengan, kalau belum cukup kancing Bapak-bapak di sebelahku juga bisa. Begini saja daripada repot-repot. Anggap saja tiap-tiap baju sama dengan jumlah kancing bajuku: Tujuh. Sekarang hitung penumpang angkot dan supir. Penumpang lima lalu supir, jadi enam kali tujuh, 42 hore aku turun. Tapi eh.., seorang penumpang pakai kaos oblong, mati aku. Ah masa bodo. Pokoknya turun.

“Kiri Bang..!”

Aku lalu menuju salon. Alamak.., jauhnya. Aku lupa kelamaan menghitung kancing. Ya tidak apa-apa, hitung-hitung olahraga. Hap. Hap.

“Mau pijit lagi..?” ujar suara wanita muda yang kemarin menuntunku menuju ruang pijat.

“Ya.”

Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Sekarang sudah lebih lancar. Aku tahu di mana ruangannya. Tidak perlu diantar. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Kemudian menyerahkan celana pantai.

“Mbak Wien, pasien menunggu,” katanya.

Majalah lagi, ah tidak aku harus bicara padanya. Bicara apa? Ah apa saja. Masak tidak ada yang bisa dibicarakan. Suara pletak-pletok mendekat.

“Ayo tengkurap..!” kata wanita setengah baya itu.

Aku tengkurap. Ia memulai pijitan. Kali ini lebih bertenaga dan aku memang benar-benar pegal, sehingga terbuai pijitannya.

“Telentang..!” katanya.

Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Paling tidak aku dapat melihat leher yang basah keringat karena kepayahan memijat. Ia cukup lama bermain-main di perut. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Tapi belum tersentuh kepala juniorku. Sekali. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Ia menyenggol kepala juniorku. Ia masih dingin tanpa ekspresi. Lalu pindah ke pangkal paha. Ah mengapa begitu cepat.

Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Si Junior sudah mengeras. Betul-betul keras. Aku masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Tetapi eh.., diam-diam ia mencuri pandang ke arah juniorku. Lama sekali ia memijati pangkal pahaku. Seakan sengaja memainkan Si Junior. Ketika Si Junior melemah ia seperti tahu bagaimana menghidupkannya, memijat tepat di bagian pangkal paha. Lalu ia memijat lutut. Si Junior melemah. Lalu ia kembali memijat pangkal pahaku. Ah sialan. Aku dipermainkan seperti anak bayi.

Selesai dipijat ia tidak meninggalkan aku. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yang masih menempel di tubuhku. Aku duduk di tepi dipan. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Bau tubuhnya tercium. Bau tubuh wanita setengah baya yang yang meleleh oleh keringat. Aku pertegas bahwa aku mengendus kuat-kuat aroma itu. Ia tersenyum ramah. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.

Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Junior berdenyut-denyut. Sengaja kuperlihatkan agar ia dapat melihatnya. Di balik kain tipis, celana pantai ini ia sebetulnya bisa melihat arah turun naik Si Junior. Kini pindah ke paha sebelah kanan. Ia tepat berada di tengah-tengah. Aku tidak menjepit tubuhnya. Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku membayangkan dapat menjepitnya di sini. Tetapi, bayangan itu terganggu. Terganggu wanita muda yang di ruang sebelah yang kadang-kadang tanpa tujuan jelas bolak-balik ke ruang pijat.

Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat wajahnya. Tidak terlalu ayu. Hidungnya tidak mancung tetapi juga tidak pesek. Bibirnya sedang tidak terlalu sensual. Nafasnya tercium hidungku. Ah segar. Payudara itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Ia terus mengelap pahaku. Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Tapi ia dingin sekali. Membuatku tidak berani. Ciut. Si Junior tiba-tiba juga ikut-ikutan ciut. Tetapi, aku harus berani. Toh ia sudah seperti pasrah berada di dekapan kakiku.

Aku harus, harus, harus..! Apakah perlu menhitung kancing. Aku tidak berpakaian kini. Lagi pula percuma, tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Aku harus memulai. Lihatlah, masak ia begitu berani tadi menyentuh kepala Junior saat memijat perut. Ah, kini ia malah berlutut seperti menunggu satu kata saja dariku. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Kaki kusandarkan di tembok yang membuat ia bebas berlama-lama membersihkan bagian belakang pahaku. Mulutnya persis di depan Junior hanya beberapa jari. Inilah kesempatan itu. Kesempatan tidak akan datang dua kali. Ayo. Tunggu apa lagi. Ayo cepat ia hampir selesai membersihkan belakang paha. Ayo..!

Aku masih diam saja. Sampai ia selesai mengelap bagian belakang pahaku dan berdiri. Ah bodoh. Benarkan kesempatan itu lewat. Ia sudah membereskan peralatan pijat. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja. Badannya berbalik lalu melangkah. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Makin lama suara sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu hilang.

Aku hanya mendengus. Membuang napas. Sudahlah. Masih ada esok. Tetapi tidak lama, suara pletak-pletok terdengar semakin nyaring. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Tetapi berlari. Bodoh, bodoh, bodoh. Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Aku masih mematung. Duduk di tepi dipan. Kaki disandarkan di dinding. Ia tersenyum melihatku.

“Maaf Mas, sapu tangan saya ketinggalan,” katanya.

Ia mencari-cari. Di mana? Aku masih mematung. Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.

“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.

Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Ini kesempatan kedua. Tidak akan hadir kesempatan ketiga. Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Apalagi yang dapat tertinggal? Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Karena itulah, tidak akan hadir kesempatan ketiga. Ayo..!

“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.

Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”

Yes..! Aku berhasil. “Ini..,” kutunjuk pangkal pahaku.

“Besok saja Sayang..!” ujarnya.

Ia hanya mengelus tanpa tenaga. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.

“Yang ini atau yang itu..?” katanya menggoda, menunjuk Juniorku.

Darahku mendesir. Juniorku tegang seperti mainan anak-anak yang dituip melembung. Keras sekali.

“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”

Ia berdiri. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari tangannya. Yes. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yang meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Ia menyentuhnya. Kali ini dengan telapak tangan. Tapi masih terhalang kain celana. Hangatnya, biar begitu, tetap terasa. Aku menggelepar.

“Sst..! Jangan di sini..!” katanya.

Kini ia tidak malu-malu lagi menyelinapkan jemarinya ke dalam celana dalamku. Lalu dikocok-kocok sebentar. Aku memegang teteknya. Bibirku melumat bibirnya.

“Jangan di sini Sayang..!” katanya manja lalu melepaskan sergapanku.

“Masih sepi ini..!” kataku makin berani.

Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Ia menikmati, tangannya mengocok Junior.

“Besar ya..?” ujarnya.

Aku makin bersemangat, makin membara, makin terbakar. Wanita setengah baya itu merenggangkan bibirnya, ia terengah-engah, ia menikmati dengan mata terpejam.

“Mbak Wien telepon..,” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju.

Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon.

“Ngapaian sih di situ..?” katanya lagi seperti iri pada Wien.

Aku mengambil pakaianku. Baru saja aku memasang ikat pinggang, Wien menghampiriku sambil berkata, “Telepon aku ya..!”

Ia menyerahkan nomor telepon di atas kertas putih yang disobek sekenanya. Pasti terburu-buru. Aku langsung memasukkan ke saku baju tanpa mencermati nomor-nomornya. Nampak ada perubahan besar pada Wien. Ia tidak lagi dingin dan ketus. Kalau saja, tidak keburu wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Junior. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah pada Junior. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Wien.

Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yang menunggu telepon. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.

“Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Jagain sebentar ya..!”

Ya itulah kabar gembira, karena Wien lalu mengangguk.

Setelah mengunci salon, Wien kembali ke tempatku. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yang datang, baru aku saja. Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncah-buncah. Wien datang. Kami seperti tidak ingin membuang waktu, melepas pakaian masing-masing lalu memulai pergumulan.

Wien menjilatiku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aku menikmati kelincahan lidah wanita setengah baya yang tahu di mana titik-titik yang harus dituju. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Bergantian Wien kini telentang.

“Pijit saya Mas..!” katanya melenguh.

Kujilati payudaranya, ia melenguh. Lalu vaginanya, basah sekali. Ia membuncah ketika aku melumat klitorisnya. Lalu mengangkang.

“Aku sudah tak tahan, ayo dong..!” ujarnya merajuk.

Saat kusorongkan Junior menuju vaginanya, ia melenguh lagi.

“Ah.. Sudah tiga tahun, benda ini tak kurasakan Sayang. Aku hanya main dengan tangan. Kadang-kadang ketimun. Jangan dimasukkan dulu Sayang, aku belum siap. Ya sekarang..!” pintanya penuh manja.

Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan berdering. Kring..! Aku mengurungkan niatku. Kring..!

“Mbak Wien, telepon.” kataku.

Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Aku mengikutinya. Sambil menjawab telepon di kursi ia menunggingkan pantatnya.

“Ya sekarang Sayang..!” katanya.

“Halo..?” katanya sedikit terengah.

“Oh ya. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon.

“Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Junior amblas seluruhnya.

“Si Nina, yang tadi. Dia mau pulang dulu ngeliat orang tuanya sakit katanya sih begitu,” kata Wien.

Setelah beberapa lama menyodoknya, “Terus dong Yang. Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..!” dia mendesah keras.

Lalu ia bangkit dan pergi secepatnya.

“Yang.., cepat-cepat berkemas. Sebantar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”

Aku langsung beres-beres dan pulang.

Susie Christine ABG Kimcil Bugil

$
0
0

ABG Kimcil Bugil, Susie Christine ABG Kimcil Bugil

The post Susie Christine ABG Kimcil Bugil appeared first on Abg Montok.

from Abg Montok http://ift.tt/1IDzvaM
via Abg Montok


Ngentot memek tante Wulan

$
0
0
Tante mulan terus mengelus-elus paha saya di sepanjang perjalanan. saya tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, tsayat membuat Tante mulan tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante mulan tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi. “Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil. “Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” katsaya sambil mengangguk. saya mulai merasa Tante mulan menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan saya tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti. Setelah sampai di rumah, Tante mulan langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante mulan langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante mulan sudah memberiku lampu kuning untuk melsayakan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi saya masih tidak tahu harus berbuat apa, saya hanya terduduk diam di kursi meja rias. “Doni sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante mulan mulai manja.
Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante mulan secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante mulan sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa saya masih malu-malu? saya betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante mulan keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini saya melihat Tante mulan dalam keadaan seperti ini, saya mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante mulan hanya tersenyum melihat tingkah lsayaku yang serba kikuk melihat keadaannya. “Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. saya mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante mulan dan mulai memijit daerah punggungnya. “Tante, bagian mana yang sakit…” tanysaya berlagak polos. “Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Doni pijit ya…” kata Tante mulan sambil tersenyum nakal. saya terus memijit punggung Tante mulan, sementara itu saya merasakan kontolku mulai membesar. saya berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante mulan dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah saya berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak saya tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting ikuti saja naluri… “Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” katsaya sambil mengelus pundaknya.

Tante mulan menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. saya tahu betul Tante mulan sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante mulan bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante mulan dengan pasrah membiarkan saya mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar memeknya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya saya menyentuh memek wanita dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante mulan. Sekarang tubuh Tante mulan tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun… sungguh suatu pemandangan yang indah. saya kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. saya memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante mulan mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku. “Mmhh… Doni… kamu nakal ya…” katanya. “Tapi tante suka khan…?” “Mmhh.. terusin Don… terusin… tante suka sekali.” Jariku terus bergerilya di belahan memeknya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante mulan. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu saya juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante mulan. Kukecup leher Tante mulan dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante mulan pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan memeknya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. saya tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini. “Tante seksi sekali…” katsaya terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah. “Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Don… lihat tuh burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante mulan sambil tersenyum memperhatikan kontolku yang sudah mengeras dan mendongak ke atas. saya mulai menjilati payudara Tante mulan sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan memek dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante mulan tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan kontolku. saya ingin sekali menjilati kewanitaan Tante mulan seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan saya mengubah posisiku, sekarang saya berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante mulan. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan memeknya tampak merah dan basah.




nasihat Ibu untuk gadis

$
0
0

suatu hari seorang ibu memberi nasehat anaknya dalam mencari pasangan hidup…
ibu : nak,coba kesini..ibu mau bicara sama kamu….
anak : iya bu,ada apa?
ibu : kalo kamu cari pacar kamu harus menerapkan 3 kriteria ya….ibu yakin
pasti kamu bisa bahagia sama pacar kamu itu..
anak : apa itu bu?
ibu : kriterianya 1.pacar kamu harus sayang sama kamu,2.dia harus hemat supaya
kelak kalo kamu nikah sama dia,dia gak foya2,3.yang pasti dia harus perjaka,
jangan sampe lupa ya nasehat ibu ini….
dengan semangatnya si anak berkata:
anak : wah…..bu..aku udah dapet sesuai dgn kriteria yg ibu sebutkan….
ibu : masa sih….bagaimana kamu bisa menilai begitu??….
anak : iya bu,kemaren kan aku jalan2 sama pacar aku….dia terus aja meluk dan
merangkul aku…berarti dia sayang sama aku kan bu?
ibu :oh iya juga ya,lalu kriteria yang kedua gmn kamu menilainya?
anak :wah pokoknya dia hemat bgt deh bu….soalnya waktu kemaren kita
kemaleman,pacarku ngajak nginep dihotel…ya udah, spy hemat kita pesen
kamarnya satu aja…jadi aku dan pacar aku tidur bareng….wah dia melindungi
aku banget deh bu…soalnya kalo tidur sendiri pasti aku takut
ibu :apa??????????????
si anak dengan terus bersemangatnya mempromosikan kebaikan pacarnya tanpa melihat rona wajahnya ibunya
anak :oh ya bu…..dia juga masih perjaka loh….
dengan marahnya si ibu berkata
ibu :kamu tau darimana????
anak : iya ya lah bu…..soalnya anunya masih dibungkus plastik bu……berarti masih
baru kan??
si ibu sangat shock…dan akhirnya pingsan…si anak kaget dan bingung…..
anak : loh bu…ibu knapa?jangan pingsan dong bu….emangnya ada yang salah
yang aku ucapin barusan????/

Cerita Dewasa “Di Kota Yang Baru”| Kumpulan Cewek Bispak Dan Bugil | Cewek Hot Hitam Manis Dan Cantik | Cewek Doyan Nyepong | Cewek Doyan Ngentot | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Di malam yang dingin kusetubuhi Mbak Andini. Dia menggoyangkan tubuhnya, dari gerakannya, aku tahu kalau Mbak Andini sudah mulai terangsang. Kedua puting susunya keras merekah mengundang birahi. Buah dadanya yang bulat utuh bergerak naik turun seiring desah nafasnya yang tertahan. Butiran keringat kecil yang mengalir turun menyusuri buah dada yang kenyal berukuran 34 cup B.

Matanya yang bening tidak berkedip untuk beberapa saat menyaksikan burungku yang bergerak perlahan menegang. Kemudian matanya terpejam dan kepalanya mendongak ke atas, ketika kedua tangannya meremas kedua buah dadanya. Dengan ekspresi gigi atasnya yang rata menggigit bibir bawahnya yang mungil, tangannya berhenti dan sejenak berputar-putar mengusap buah dadanya. Ya.. tangannya juga mungil, sehingga tidak cukup untuk menutup seluruh permukaan buah dadanya yang ikut pula mengeras dalam emansipasi. Mungkin tangan itu sekedar meratakan air keringatnya, sehingga seluruh buah dada yang mengeras itu bersimbah peluh, diterpa temaram lampu hotel, membuat silhoute yang sempurna. Atau keringat itu sebagai respon birahi yang memuncak ketika Mbak Andini sadar bahwa burungku sudah tegak berdiri. Menggoda setiap wanita untuk segera didekap dan dibelai. Dan kubiarkan burung itu menemukan sangkarnya yang paling disukai. Hangat dan bergejolak.

Akhirnya padam sudah lampu yang memang sudah temaram itu, dan tinggal desahan dan simbah peluh yang menemani kami dua malam itu. Oh ya, dua malam itu yang tidak mungkin aku lupa, wanita tercantik yang pernah kulayani. Kasihan Mbak Andini, wanita muda yang dalam usia 31 tahun sudah kesepian. Oh bukan, maksudku bukan kesepian, tetapi Mbak Andini memiliki keinginan yang lebih dari setiap pria yang bersamanya, toh untuk ukuran wanita secantik dia, dengan mudah akan mendapatkan lelaki yang model bagaimanapun termasuk aku, lucky me.

Atau malam ketika keperjakaanku direbut Anggi atau Tante Vian yang membuka mataku bahwa cewek Chinese pun memiliki sensasi yang luar biasa atau pula Mbak Retno, wanita setengah baya, bertubuh gemuk, dengan kemaluan yang mampu menjepit dan menghisap kemaluanku dalam.. dalam sekali hingga aku kesulitan bernafas.

Seolah-olah kereta api ini tidak akan pernah berhenti, sementara orang di sebelahku sudah tertidur pulas. Tujuanku cuma satu, come to my sweet home town. I was born there, I’ll looking for job theres too. Maka ingatanku akan “wild experience” selama di kota S ini aku hentikan untuk mulai tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 23:45. Satu yang pasti, masih ada tempat di dalam otakku untuk menyimpan memori menggairahkan. Thank you for my first Anggi on “pesta bertiga”, thank you for my fantastic Vian on “Gelora di kolam renang”, thank you for my wild Retno on “Kamar 315”.. Thank you for my all lonely girl who ever “sleep” with me.. Thank you for excuse me to joint in your every “party”.. you know what I mean.

“Ah.. lulus sudah kuliahku,” dan kini aku kembali ke kota kelahiranku di J. Ya.. aku yakin bisa dapat pekerjaan yang tetap di kota J ini, disamping teman-teman banyak di sini, peluang juga lebih banyak di banding kota S. Apalagi bekal sarjanaku seorang Insinyur dari sebuah perguruan terkenal. Hhmm.. bagaimana dengan “pekerjaan” ku yang tidak tetap selama di kota S? Maaf sebenarnya itupun bukan pekerjaan tetap karena memang aku menyukainya dan aku tidak pernah punya keinginan untuk mendapatkan uang dari situ atau tidak pernah aku memungut bayaran atas servisku. Uang yang kuterima lebih sekedar rasa terima kasih atas ‘permainan’ku yang mereka dapatkan, dan.. kukira itupun juga tidak semua wanita memberi, dari 8 wanita yang pernah kulayani, 5 bertemu secara kebetulan sehingga kita just having fun, don’t have to pay me but sometime she appreciate her satisfaction with give me some money, but mostly not. Dan 3 wanita sisanya, walaupun memang mereka sangat berniat ingin kulayani, toh tidak selalu memberiku uang. The point is as long as we get sex and enjoy together, so that’s all, not more responsible to pay each other.

“Sudah saatnya aku mencari pengalaman yang baru.” Bukankah 70% wanita yang pernah kulayani tinggal di kota J, atau paling tidak sekitar kota J. Pertama yang akan kulakukan adalah mencari tempat kost, walaupun orang tuaku masih tinggal di kota J, aku berniat mandiri. Tidak lama untuk mendapatkan tempat yang kuinginkan. Kost-kostan tersebut dari luar terkesan mewah, padahal sebenarnya terdiri banyak kamar, dari yang diatas 1 juta sampai 200 ribu perbulan. Dan kuambil yang 200 ribu per bulan. Tempat kostku termasuk jenis yang cukup bebas kehidupannya (sebelumnya aku tidak mengetahui dan baru menyadari setelah beberapa hari tinggal di sana).

Yang tinggal campur baik wanita, pria, pasangan suami istri, ataupun “pasangan suami istri” You know what I mean. Dari mahasiswa/wi, karyawan/ti, profesional sampai “profesional”. Tidak perlu waktu yang lama, aku dapat sebuah pekerjaan dengan jabatan yang cukup lumayan sebagai seorang general manager, berbekal ‘menebar pesona’ (walaupun aku jauh dari tampang ganteng), dan pengalaman yang cukup dalam bidang komunikasi dan organisasi (dulu aku sangat hiperaktif dibidang kegiatan organisasi, baik dari ketua OSIS, ketua Senat ataupun Himpunan).

Pembaca masih ingat Mbak Ratna dan Anggi? Ya, wanita yang pernah hadir dalam kehidupanku yang dulu. Mbak Ratna kuhadirkan dalam kisah “Kamar 315” dan Anggi kuhadirkan dalam kisah “Pesta bertiga”. Nah, sejak aku menjadi general manager, saat itu pula aku pertama kalinya memiliki HP, dan orang yang pertama kali kuhubungi diluar urusan kantor adalah Anggi dan Mbak Ratna. Hmm, sebenarnya sih tidak cuma mereka, tetapi semua! Ya, semua wanita yang pernah bercinta denganku yang berasal dari kota J dan sekitarnya. Aku menghubungi mereka, tetapi ternyata aku kehilangan komunikasi dengan mereka dan hanya Mbak Ratna dan Anggi saja yang berhasil kuhubungi lewat HP tersebut.

Mereka gembira bukan main, begitu mengetahui aku sekarang berada di kota J, tidak perlu menunggu terlalu lama, kita janjian ketemu, pertama yang kuatur adalah ketemu dengan Anggi. Walaupun posisinya di kota B, tetapi Anggi nekat datang ke J, dan kita janjian makan siang di food court sebuah plasa terkenal.

Kini aku sudah berdasi tapi penampilanku tidak berubah, masih jelek.
“Hallo Sakti, how are you now? Let me see. Hmm, you are still ugly face.. ha.. ha.. and are you still stupid boy, am I right?”
“Oh my God, poor Sakti and lucky me to get your virgin.. Aduuhh kasihan Sakti, sorry ya aku perawani keperjakaanmu waktu dulu, habis gimana ya.. nafsu sih, aduh kamu dulu lucu deh, tapi hebat juga sih your fucking pennis.”
“Huuss Mbak.. jangan kencang-kencang dong, percuma nih aku pakai dasi kalau dilecehin gitu,” bisikku mesra.
“Oke, what can we do? Enjoy the game next? Don’t waste the time.. this is not my off day, so come on let’s play something usefull.”
“Mbak.. sabar dong, jangan bikin adikku berdiri dimuka umum gini, nanti susah ngatur duduknya.”
“Oh ya.. ha.. ha..” timpal Anggi tanpa basa-basi dengan bahasa inggrisnya yang diatas rata-rata. Aku tahu itu sejak pertama mengenalnya.

“OK dear, alow me to introduce my closely friend, her name Ifa.. Ifa, this is Sakti who was I told you before.. Sakti this Ifa.. how?”
“Oh no.. please jangan bertiga lagi dong, I didn’t ready yet, this lunch just expressed to loose that I miss you so much,” sambungku dengan inggris yang terbata-bata. I’m not confidence my self yet.
“Ngawur kamu Sakti, aku perkenalkan Ifa untuk menggantikan aku, just temporary, sorry aku lagi dapet,” nyelonong saja kalimat itu dari mulut Anggi yang dulu pernah kulumat habis.
Sekarang my memories was come back.. ya that’s libs very interesting me.

“Begini lho Sakti, sebelumnya aku minta maaf, kalau aku pernah cerita pengalamanku dengan kamu ke Ifa, nah karena sekarang kamu sudah hadir di hadapanku.. sebenarnya sih.. aku juga pingin, serius aku lagi gatel nih, but mungkin for this time I just wanna see you playing with Ifa, jangan kuatir, Ifa jauh lebih hebat dari aku, kita pernah main bareng kok.. gimana Ifa?”
“Jadi.. kamu..” aduh, mendadak aku pusing.
“Ya now you know me, dan kita punya waktu masih ada tiga jam sebelum balik ke B, jangan kawatir, meskipun kamu general manager, pasti kamu masih kere, jadi aku sudah booking sebuah kamar di Hotel A, kasihan tuh si Ifa sudah kebelet katanya.. hi.. hi.. hi..”
“Tapi Mbak.. apa iya Ifa mau dengan aku, kita kan baru kenal.. lagian dari tadi Ifa masih diem aja khan.. so what do you know about me, Ifa?”

Sampai juga kami bertiga di hotel A, dan langsung menuju kamar 421.
“Sayang betul, kamu booking satu hari hanya dipakai untuk tiga jam?”
“Ngaco kamu.. aku masih punya sense of bisnis tahu nggak! Ifa ini anak kota sini, dan dia sudah di sini semalam.. dengan suaminya tentu, begitu aku tahu kamu ada di J, aku langsung berniat ketemu, lantas aku telpon Ifa, eh kebetulan dia lagi booking hotel.. kenapa aku bilang masih punya waktu tiga jam, karena suaminya akan kembali ke kamar ini sepulang dari kantor pusat, sebenarnya suami Ifa kerja di Kontraktor Kalimantan, setiap pulang selalu booking hotel dan ingin berdua dengan istri katanya.. gitu lho boy.”
“Oh jadi ceritanya Ifa mau selingkuh nih.. dan kamu yang kasih solusi penyalurannya begitu?”
“Wrong again.. Ifa itu desperate mengenai hubungannya dengan Mas Beny, Ifa tahu kalau hoby suaminya di Kalimantan juga selingkuh, jadi ini sekedar pelampiasan.. dan sorry lagi, you are not the first buat Ifa, kebetulan aja dia lagi pingin ML.”
Hhmm.. persis dengan Mbak Andini, tentu saja Ifa bisa dapat cowok model bagaimanapun, manis, kaya dan seksi.

Ifa nyelonong aja, selesai mandi langsung mendorongku, menindihku yang langsung telentang di kasur, tentu saja basah, dan agak sesak juga nafasku, dasiku belum terlepas dan masih terpasang dengan rapat.

Putih polos, mulus seperti selimut bayi. Begitulah kesanku melihat tubuhnya yang sudah bugil, rambutnya terurai hitam lebat, selebat rambut kemaluannya yang dibiarkan terurai, tapi jelas terawat, baunya terasa segar dan bukan bau tubuhnya, tetapi bau kemaluannya yang sangat dominan. Aku tahu persis bau wanita yang terangsang.

“Sakti, please make me.. uukkhh..” rupanya Mbak Ifa sudah tidak tahan, aku heran kenapa begitu cepat Ifa terangsang, padahal aku yakin, semalam pasti dia juga bercinta dengan suaminya. Cukup cekatan juga Ifa melucuti pakaianku yang masih lengkap dengan dasi segala dan sebenarnya burungku pun juga sudah tegak sedari tadi menyaksikan kemolekan tubuhnya, persis sekali dengan Mbak Andini.

Tidak lama, buah dada yang mungil 32 cup B kulumat penuh gairah, tanganku tak berhenti mengusap-usap klitorisnya yang sudah basah dan licin. Tidak sampai lima menit tanpa banyak aba-aba dan gerakan yang mulai tidak beraturan Ifa memohon untuk mengulum burungku dan penuh di mulutnya, mungkin karena mulutnya yang mungil, burungku tidak masuk seluruhnya. Tapi, ternyata Ifa tidak suka kalau vaginanya kucium dan kujilat, cukup dengan tangan saja, karena katanya ia mudah cepat klimaks dengan permainan seperti itu, dan Ifa tidak mau jika belum masuk tapi sudah klimaks.

Maka, hanya 15 menit permainan kami, Ifa mengambil inisiatif untuk membimbing burungku masuk ke lubang vaginanya yang juga mungil, pertama terasa sakit, tetapi berkat lendir yang banyak membantu gesekan burungku dengan dinding vaginanya. Inilah yang kutunggu-tunggu, aku paling suka kalau posisi wanita di atas dan aku di bawah, maka dengan desahan suara yang saling menyusul dengan gerakan yang naik turun, perlahan tapi pasti Ifa menuju klimaksnya, demikian pula aku, dan sepertinya gerakannya mulai liar. Aku semakin melambatkan gerakan tetapi semakin mantap menusuk ke jauh lubang vaginanya.

Akhirnya, aku klimaks lebih dulu disusul Ifa dalam hitungan detik. “Okhh..” inilah yang kutunggu sejak lama, posisi wanita di atas. Dan permainan Ifa so Naturally dan Anggi, seperti biasa cuma cengar-cengir.
“Aku tunggu giliranku Sakti.”
Thank’s Ifa, where are you know? Where is the cute vagina.. while I’ll wait your news. I was journey and having sex with some beautiful lady.”
TAMAT

Cerita Dewasa “Perselingkuhan Dengan Adik Ipar”| Foto Foto Cewek Cantik Putih Dan Bugil | Memek Cewek Cantik Basah Kuyup | Cewek Ketagihan ML | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0

Aku sudah menikah, berusia sekitar 30th dengan tinggi 175 dan berat 67kg. Namaku Robby. Aku memiliki adik ipar yang masih kuliah di salah satu universitas swasta top di jakarta. Namanya Novyanti. Ini adalah kisah perselingkuhanku dgn Novy. Novy tingginya 160cm dgn berat 50kg, berambut panjang dgn warna kulit putih. Payudaranya 34B, tidak besar, tetapi sekel. Dan selangkangannya berdaging dengan bau vagina yang sangat aku sukai. Cerita ini adalah pengalaman pribadi, tetapi nama, situasi dan tempat sudah diubah untuk melindungi para pelakunya. Suatu saat, aku sedang sendirian di Jakarta karena istriku sedang keluar kota. Aku mengajak Novy berlibur ke sebuah resort di dekat Anyer. Tempat yang indah. Seolah kita sedang berbulan madu. Setelah check-in aku mengajak Novy masuk ke kamar yang indah dan menghadap ke arah pantai. Koper aku letakkan dan kupeluk Novy dengan mesra. Novy menatapku dengan tersenyum. Dan kucium bibir tipis Novy. Novy membalas dengan lembut dan setelah beberapa saat, ciumannya menjadi ganas. Seolah ingin menelan bibirku. Kumainkan lidahku masuk ke dalam mulut Novy dan napasnya mulai memburu. Kemudian kucium lehernya mulai dari bawah telinga turun ke pundak. Novy merasa geli dan mendorong wajahku menjauh. Kemudian kupeluk dia erat2 dan kurasakan payudara Novy menempel di dadaku. Novy menempelkan payudarany dan selangkangannya padaku. Pelan2 kuangkat kaos yang dipakainya dan kusisipkan tanganku ke pinggang dan pundak Novy. Kuelus2 punggungnya dan Novy bergumam keenakan.

Tanganku terus bergerak naik ke atas ke arah pengait BHnya. Kaitan BH kulepas dan Novy merasakan payudaranya terasa longgar. Putting payudaranya mulai membesar merasakan terbebasnya BH dari tubuhnya. Dalam keadaan masih berbaju lengkap hanya saja kaitan BH terlepas, tanganku mulai bergerilya ke arah payudara Novy. Kucecup lagi bibirnya dan tanganku mulai menyenggol payudara dan sesekali melintas di atas putingnya. Setiap kali melintas, Novy mengeluarkan suara kaget dan lenguhan tanda sudah terangsang. Novy merasakan vaginanya mulai lembab dan basah dan mulai diserap oleh celana dalamnya. Kuangkat kedua lengan Novy dan menarik seluruh kaos dan BHnya melewati kepala dan melemparkan pakaian tersebut ke atas ranjang besar di tengah ruangan. Novy memandang wajahku dengan mata nanar tanda nafsu mulai menguasai dirinya. Mulutku langsung mencari puting susunya yang sdh membesar. Areola Novy sdh melebar melebihi normal. Pertama kukecup lembut di seputar putingnya memberikan sensasi menggoda. Novy mendesah ‘iiihh.. gak boleh. Sudah ah!’ tetapi ia tdk menghindar, bahkan terkesan menyodorkan putingnya ke mulutku. Dengan lembut dan lincah, kujilat puncak puting payudara Novy sebelah kanan dan Novy mendesah ‘aaa…hhh’. Kemudian beralih ke puting kirinya sambil tangan kiriku mengelus payudara kanan Novy. Tubuhnya yang sudah setengah telanjang, menggelinjang2. Kubuka kaosku dan sekarang sama2 bertelanjang dada. Kuangkat kedua lengan Novy dan kuletakkan di pundakku sementara aku memeluk dan mengusap2 punggungnya.

Kedua dada kami bersentuhan dan memberikan loncatan2 listrik. Areola Novy semakin membengkak dan seolah menelan putingnya. Yang keluar dari mulutnya hanyalah desahan tidak beraturan. Ia merasakan celana dalamnya bagaikan tercelup air karena derasnya cairan vagina Novy mengalir keluar. Novy merasakan cairan vaginanya mengalir dari lubang kenikmatannya dan berjalan sepanjang bibir mulut vagina. Spot di celana dalamnya mulai muncul dan membesar. Novy menutup mata dan membiarkanku merangsangnya habis2an. Kancing celana pendek putih Novy mulai kubuka pelan-pelan. Ketika aku terlalu lama membukanya, Novy dengan tidak sabar membuka seluruh kancing celananya. Terlihatlah celana dalam katun warna merahnya. Tanganku masuk dan mengusap2 pantat dan pelan2 menurunkan celana putihnya ke bawah dan kubiarkan jatuh ke lantai. Celana dalam Novy terlihat basah dari bagian bawah hingga depan pertanda cairan cintanya sdh meluap bagaikan keran bocor. Celana dalamnya lengket dengan gundukan bibir kemaluan Novy dan menampilkan lekukan bibir mayoranya. Novy merasa lubang kenikmatannya menjadi lebih rileks dan membengkak. Kubuka seluruh celanaku dan aku berdiri telanjang di depan Novy. Ia melihat penisku yang berdiri tegak dengan penuh nafsu. Aku ambil tangan Novy dan menuntunnya ke penisku. Ia mulai memegang dan memainkan penisku dengan lembut. Kemudian, aku mulai mencium dan sesekali menjilat perut Novy dan pelan2 mulai jongkok hingga mulutku berada pada ketinggian gundukan cinta Novy. Bau kewanitaan Novy serasa memenuhi ruangan hotel. Bau yang sungguh merangsang dan membuat kamar seperti penuh dengan listrik nafsu seks. Di tengah gundukan selangkangan Novy, aku mulai mencium lembut mengelilingi gundukan tersebut. Novy merem melek dan kedua tangannya memegang kepalaku.

Jari2nya masuk ke rambutku dan sesekali menariknya. Gundukan selangkangannya semakin basah oleh lendir kenikmatan dan jilatanku. Novy mulai mengangkat satu kakinya agar selangkangannya menjadi lebih terbuka. Ia mulai merasa gamang dan ingin duduk. Tetapi aku memaksanya tetap berdiri dan mulai menurunkan celana dalamnya. Terlihatlah gundukan putih dengan rambut kemaluan yang halus tetapi menutupi bagian bawah bibir mayora hingga sedikit di ujung gundukan cintanya. Aroma vagina yang terangsang sudah sedemikian kuat dan aku harus menahan diri utk tdk langsung meniduri Novy. Aku ingin memberikan yang terbaik yang belum pernah Novy alami sebelumnya. Kemudian aku tuntun Novy ke arah ranjang dan menelungkupkannya dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengambil madu asli yang sudah aku persiapkan seblumnya dan kuoleskan ke punggung hingga pantatnya. Dengan lidahku, aku mulai menjilat madu tersebut dan membuat Novy melenguh keenakan. Jilatan2 dan kecupan2 lembut sepanjang tubuh Novy membuatnya sangat terangsang dan mulai bernapas ngos2an. Kakinya mulai digerakkan dan paha dibuka dengan harapan aku akan mulai menyetubuhinya. Sesekali aku sentuh lubang kenikmatannya dan dia berteriak kaget bercampur penuh harap. Tapi aku masih menahan diri dan membuat Novy makin blingsatan. Kemudian kusuruh dia balik badan dan kulihat gundukan selangkangannya. Gundukannya sungguh besar dan terlihat memerah berkilat tanda basah kuyup. Aku mulai menjilat seluruh tubuh Novy. Pahanya mulai dibuka lebar2 dan diangkat ke atas menunjukkan lubang kelaminnya yang kemerahan dipenuhi cairan kenikmatan. Aku bergeser di atas tubuhnya dengan sengaja menempelkan penisku yang berdiri tegak. Aku cium bibir Novy sambil sesekali penisku menyentuh selangkangannya. Novy memegang pinggulku dan berusaha menekan pantatku agar penisku bisa masuk ke memiawnya. Tapi, meski kukulum mulut dan dadaku kugesekkan ke payudaranya, penisku tetap tidak kumasukan. Sesekali kepala penisku yang sdh memerah tua dan berkilat kutempelkan ke bibir memiawnya. Novy memohon dengan sangat, ‘beib, masukkan donk.. Aku sdh ga tahan nih.. iiihhh.. ayo masukin..diitung sampai tiga kalau ga mau masuk, ga usah lho..’ sambil mendesah2.

Kubiarkan kepala penisku bergeser membuka bibir memiawnya hingga masuk bagian kepalanya saja dan Novy berteriak kecil. Tapi kemudian kutahan lagi. Kepala penisku sdh dipenuhi cairan lendir Novy. Kemudian aku turun ke selangkangannya dan mulai menjilat klitoris dan membuka bibir memiaw Novy dng lidah. Setiap sapuan lidahku membuat Novy kelojotan dan akhirnya aku memasukkan lidahku ke permukaan lubang vagina Novy. Kusedot, jilat, cium dengan ganas, dan seluruh tubuh Novy mulai menegang dan akhirnya berteriak keras sekali mencapai orgasme. ‘Beib! Beib! Aduh enak pisan!! Sayang.. Aku sayang ma kamu.. Enak beib… AAAHAHHAHHHH’ dan keluarlah cairan kenikmatannya membasahi ranjang dan mulutku. Novy terus menekan kepalaku ke selangkangannya sambil menahan napas, memburu, ‘AAAA…HH!’ Setelah beberapa detik, tubuh Novy mulai rileks kembali. Aku tidak berhenti tetapi justru meneruskan jilatan2 ku sepanjang bibir mayoranya. Klitorisnya sdh kemerahan dan bengkak dan sangat2 sensitif. Aku mulai menjilat dan menyedot klitorisnya dengan hati2 agar Novy tdk merasa kesakitan. Dalam waktu beberapa saat, Novy mulai ON lagi. Napasnya mulai memburu dan kakinya digerak2an keluar. Pantatnya diangkat agar lidahku bisa makin memainkannya. Aku berhenti sejenak dan melihat puting susu Novy membesar dan mengeras berwarna merah muda. Sekarang kedua paha Novy aku angkat dan pelan2 penisku mulai kutempelkan ke selangkangan Novy. Kepala penisku mulai membelah bibir memiawnya dan mengarah langsung ke lubang kenikmatannya. Novy mendesah pasrah ketika penisku mulai memasuki lubang vaginanya. Betapa nikmatnya memasuki lubang yang basah kuyup oleh lendir cintanya. Aku memasukkan dengan mudah sampai setengah penis dan Novy mulai mendengus.

Dengan cepat aku memasukkan penisku masuk ke dalam vagina Novy and ia menjerit kecil. AAH! Akhirnya kita bersatu menjadi satu tubuh. memiaw Novy makin becek dan keliatan cairan yang berwarna agak putih. Terdengar bunyi srep srep srep dan cek cek cek. Novy menutup mata dan merasakan rangsangan dan kenikmatan yg luar biasa. Baru kali ini, ia memberikan tubuh dan hatinya seutuhnya dalam permainan cinta ini. Sambil memompa vaginanya dengan kekuatan penuh, aku mencumbu bibir tipisnya. Tetapi lama2 ia tidak bisa bercumbu dan menghindar dari ciumanku karena yg keluar hanyalah AH AH AH… Novy menutup matanya dan berkonsentrasi pada sensasi vaginanya. Aku mengangkat kedua kakinya ke atas pundakku dan membuatnya merasakan seluruh penisku di dalam vaginanya. Aku semakin dalam masuk dan Novy makin kehilangan kontrol. Ia mendadak berteriak2, ‘SAYANG! AAAA AHHHH!’ dan kali ini mengalami orgasme yang lebih hebat dari sebelumnya. Seluruh vaginanya mengejang dan memeras penisku di dalamnya. Kepalanya terangkat dan matanya melihat mataku dengan penuh nafsu membara… Sungguh pemandangan yang indah. Novy yang cantik dan polos dengan tubuh agak semoknya, tetapi sangat berbau seks, berada di bawah tubuhku dan penisku sedang menikmati setiap relung liang sanggamanya. Akhirnya aku biarkan penisku mengeras sekeras kayu dan bisa kurasakan membesar 120% dan akhirnya aku merasakan seluruh tubuhku menegang degn buah zakarku menjadi bergetar dan tanpa bisa kutahan kusemprotkan spermaku ke dalam rahim Novy dengan deras. Novy merasakn siraman spermaku dan mengalami kenikmatan lagi. Novy meracau, ‘beib.. aku pengin punya anak dari kamu.. Beib terus… AAAHHH!’ Dan setelah orgasmeku yng luar biasa di dalam rahim Novy, kita berdua istirahat dan keadaan penisku di dalam vaginanya. Pelan2 dari liangnya keluar cairan spermaku dan lendir cinta Novy membasahi ranjang hotel. Kukecup pelan puting Novy dan aku rebah di atas tubuhnya. Setelah penisku mengecil dan keluar dgn sendirinya dari vagina Novy, aku menarik Novy ke kamar mandi. Permainan belum berakhir. ‘Sekarang kita mandi sama yuk.’ Kemudian kita berdua berdiri telanjang di bawah shower.

Setelah distel air hangat yang mengucur keluar, aku mulai membasahi seluruh badan telanjang Novy. Dengan sabun di tangan, aku mulai menyabuni tubuh indahnya. Dari atas, turun ke payudaranya dan aku mulai mengusap2 kembali payudara dan putingnya. Novy memprotes,’Iihhh.. sudah deh…’ ‘Kenapa? Gak mau? Bener nih sdh cukup? Nanti kita stop lho…’ ‘hmmm.. iya’.. tetapi aku tetap meremas dan mengelus2 puncak payudaranya. Novy berusaha menghindar dan aku meneruskan menyabuninya ke bawah. Di bagian selangkangan, cairan lendirnya masih mengalir membasahi permukaan vaginanya. Aku mulai menyabuni dan bermain di klitorisnya. ‘Aaahhh.. sdh deh…’ sambil merem melek. Ketika mulutnya terbuka, langsung aku kecup dia. Melihat Novy begitu bernafsu, aku mulai terangsang lagi dan penisku mulai mengeras kembali. Kali ini, aku menyuruh Novy berbalik dan di bawah pancuran shower satu tanganku mengusap dadanya dan satu lagi memegangi dan memelintir klitorsnya. Novy mengejang dan aku suruh dia agak merunduk. Kubuka pantatnya dan terlihat lubang anus dan vaginanya. Aku memasukkan jariku ke vaginanya yg masih licin. Seluruh jariku kumasukkan. Satu jari, dua jari dan kutemukan G-spotnya dan mulai memijatnya. Novy mendongak sambil mengerang2. Kedua tanganya menempel ke kaca shower box. Kumasukkan penisku ke dalam vagina Novy dari belakang dan Novy menjerit gembira. Mulailah kupompa dari belakang sambil kedua tangan tetap memegang puting dan klitorisnya. Novy berteriak2 ‘aaaaahhhhhh…. ahaaaaaaahhhhhh….. aaaahhhh…’ seluruh tubuh mengejang dan sekali lagi Novy berteriak’Beib.. aku sayang ka….aaaaahhh!!!’ dan Novy menggerinjal2 tubuhnya dan bergetar seperti orang ayan. Penisku masih tegak berdiri dan aku beristirahat sejenak. Kemudian aku mulai memompanya dan setelah Novy hampir mencapai orgasme, aku cabut penisku dan duduk di ats closet.

Aku menarik Novy dan mendudukkannya di atas penisku. Novy tdk sabar dan menuntun penisku diarahkan ke lubang memiawnya. Novy menduduki penisku sambil menghadap diriku dan mulailah dia berganti memompa diriku. Lama2 aku tdk bisa menahan lagi dan aku bersuara ‘Sayang, aku sdh hampir keluar.. aku semprot lagi ya…’ Novy mendengus ‘hhhhhhh…’ Akhirnya penisku menyemprot ke dalam vagina Novy bersamaan dengan dia menjerit kencang ‘AAAAAAHHHHH!!!’ dan cairan spermaku masuk ke relung2 rahim Novy . Kemudian Novy tetap duduk di pangkuanku dan memelukku sambil mencium bibirku… ‘Aku suka banget… Semoga bisa tiap ari kayak gini..’ Penisku keluar dr vaginanya dan cairan kenikmatan yg sdh bercampur sperma mulai mengalir keluar membasahi pahanya. Setelah beberapa saat istirahat, kita meneruskan mandi dan berbaring tidur di ranjang berpelukan selama setengah jam dalam keadaan bugil. Sore itu, kami jalan2 sepanjang pantai depan hotel. Ketika malam tiba, kami makan candle light dinner di restoran hotel tsb. Stl makan, sambil bergandengan tangan kami menyusuri pantai mendengar deburan ombak. Pantai tdk banyak orang lalu lalang. Semakin jauh kami melangkah dan tdk seorangpun yg tampak. Di belakang cahaya terlihat samar2. Kami berpelukan dgn Novy menyandarkan dirinya padaku. Kemudian pada bagian yg agak menjorok ke dalam dgn satu sisi ada batu, kami duduk. Aku memeluk Novy dan mulai mencium bibirnya lagi. ‘Sudah ah..’ sambil tersenyum Novy menghindar. Tetapi ketika tanganku mulai menyentuh payudaranya, Novy membiarkan saja. Kemudian tanganku mengusap2 paha Novy dan menuju ke selangkangan. ‘Nanti ketauhan orang loh..’ ‘Gak pa2. Sepi kok. Lebih seru kan.. di udara terbuka. Kamu belum pernah kan?’ Aku mulai mengarahkan ke selangkangan Novy. Kemudian aku membuka paha Novy dan mulai mencium dan menjilat2 pahanya hingga ke selangkangan. Kemudian aku mulai mendorong Novy berbaring dan mencumbunya. ‘Jangan di sini..’ ‘sstt.. jangan ribut. Nanti ketahuan.’ Tanganku mulai memainkan susu Novy dari luar kaosnya. Kuangkat kaosnya dan terlihat behanya.

Beha yang menutupi payudara kenyalnya kuangkat dan langsung kujilat puting susunya. Novy mendesah. Tanganku kemudian ke leher Novy dan melepaskan ikatan beha bikininya. Seketka itu juga, Novy merasa bebas. Payudaranya tdk ada yg menopang. Dengan sekali tarik aku melepas behanya dan melepaskan kaosnya. Novy berusaha menutupi kedua susunya dgn kedua tangan. Langsung aku lepaskan kancing celana hot pants nya dan menarik ke arah kaki. Novy berusaha mempertahankan, tp itu berarti ia melepaskan pegangan payudaranya. Mulutku segera menyosor kedua puting bergantian dan Novy langsung melenguh. ‘Nanti ketahuan lho.. di kamar aja’ Tapi ketegangan ini menyebabkan Novy sangat terangsang. Celana dalam bikininya terasa basah oleh lendir yang mulai muncul lagi. Dgn cepat hot pants dan celana dalamnya aku tarik hingga lepas dari pahanya. Novy bugil telentang di atas hamparan pasir sambil menatap wajahku dgn nanar. Aku segera membuka celanaku semua hingga bugil dan membuka paha Novy lebar2. terlihat di cahaya bulan yg temaram liang vagina Novy berkilat oleh cairan. Penisku yang sdh tdk sabar dan berdiri tegak mulai mendekat ke lobang Novy. Aku langsung mencium bibir Novy dan kepala penisku mulai membelah bibir vaginanya. Begitu ketemu lubang kenikmatannya, aku langsung memasukkan dgn cepat dan Novy berteriak etapi tertahan oleh mulutku yg french kiss dia. Kembali aku dan Novy menjadi satu tubuh. Kita menikmati persetubuhan ini dan merasakan jantung kita menjadi satu. Penisku bersarang di liang sanggama Novy dan gua kenikmatannya bagaikan banjir bandang dgn mengharapkan persatuan dalam cinta dan seksual. Novy mulai ngos2an dan aku memompa vaginanya makin lama makin cepat. Kemudian seluruh tubuh Novy menegang dan napasnya tdk beraturan. Kadng berhenti kadang napas cepat lagi.

Novy merasakan puncak kenikmatan tinggal sebentar lagi, ia menutup mata dan mencengkeram tubuhku dan mencakarku. Kedua kakinya menjepit paha dan kakiku dan berusaha menekan makin masuk seolah ingin menelan seluruh diriku masuk ke dalam rahimnya. Dan mendadak, Novy berteriak2 karena orgasme yang panjang bagaikan gelombang menghantam Novy mulai dari vaginanya, naik ke rahimnya, perut, payudara, tangan dan kaki dan Novy menancapkan kukunya ke punggungku dan akhirnya mendesis seolah kesakitan dan melotot…’hhhhhhhhhh…..’ otot2 vaginanya terasa mengeras dan menaham penisku di dalamnya dgn cairan yg luar biasa banyak. Setelah beberapa saat, Novy tenang kembali dan melepaskan jepitan vagina dan pahanya. Penisku masih tegak berdiri dgn bangga di dalam saluran sanggama Novy. Kulepaskan penisku dgn cepat, dan Novy merasa geli ,’aaahh’ Aku langsung gantian berbaring dan menarik Novy ke arahku. Aku suruh Novy berbalik arah membelakangi diriku dan kududukan dia di atas penisku. Penisku segera masuk dgn mudah dan Novy berjongkok dgn memunggungiku. Aku menarik Novy mendekat, satu tanganku memainkan payudaranya, satu lagi memainkan klitorisnya. Novy menahan tubuhnya dgn kedua tangannya. Kemudian kita mulai lagi irama seksual cinta kita. Kali ini Novy yg memegang kendali naik turunnya memiawnya ke penisku. Tetapi kedua tanganku tetap memainkan klitoris dan dan puting susunya. Novy dgn cepat mencapai orgasme lagi. ‘aaaaaaaaahahhahhhhhh….. say …say … say…. hhhhhh…. iiihihhhh sdh ah!!’ cairannya merembes keluar membasahi seluruh selangkanganku. Tetapi aku bilang, ‘bentar lagi, sayang aku sdh hampir keluar…’ dan kedua tubuh kita bagaikan irama keluar masuk penis dalam memiawnya.

Tdk lama kemudian, Novy merasakan orgasme akan dtg lagi dan aku juga merasa penisku mengeras 150% pertanda beberapa detik lagi aku akan orgasme. ‘bentar lagi, beb.. AAAAHHH!’ dan dari penisku muncratlah sperma yg banyak dan Novy berteriak krn orgasme pd saat yg bersamaan… Aku masih memompa dgn penis yg sdh menunaikan tugasnya dan Novy berusaha mengambil sisa2 kekerasan penisku di dalam mekinya. Akhirnya kita selesai dan segera beres2 utk kembali ke hotel. Novy tdk memakai bh dan celana dalamnya. Ia memakai kaos dan hot pants nya. Dan cairan kenikmatannya menetes membasahi pahanya. Dari kaos terlihat tonjolan puting Novy yg menantang. Ketika di hotel, beberapa org memperhatikan kita dan Novy sengaja berjalan dgn seksi. Begitu masuk kamar, Novy langsung bugil dan melepaskan semua bajuku. Kita berdua bugil dan Novy langsung menjilat penisku memasukkan ke mulutnya sehingga berdiri lagi. Aku sdh capai ttp tetap bisa berdiri lagi. Novy berkata, ‘ini barang kesukaanku. Aku mau tiap ari kayak gini. Aku milikmu beib. Kapanpun kamu mau ml, aku pasti mau…’ Itulah kisah pengalaman kita di Anyer selama liburan 3 hari di mana setiap harinya Novy mengalami orgasme hampir 10x dan kecanduan penisku. Di usianya yang baru 21 tahun, Novy dan aku berusaha mencari waktu utk bersanggama sesering mungkin.

Bonus Mengintip

$
0
0

Sejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu dari Manado, namanya Tante Wine. Menurut nenek Tante Wine ini tinggalnya di desa jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa dari Tante Wine. Raut muka yang cantik (nggak berbeda jauh dengan nenek Elsa) dengan postur yang semampai lagipula putih bersih membuat orang tidak mengira kalau Tante Wine adalah wanita desa. Satu-satunya yang bisa meyakinkan kalau Tante Wine orang desa adalah logat bahasanya yang bener-bener medok. 

Akupun langsung akrab dengan Tante Wine karena orangnya lucu dan suka humor. Bahkan aku sering ngeledek karena dialeknya yang ngampung itu. Wajahnya keliatan agak Indo dengan tinggi kutaksir 162 cm. Pinggangnya langsing, lebih langsing dari nenek Elsa, dan yang bikin pikiran kacau adalah buah dadanya yang lumayan gede. Aku nggak tau persis ukurannya tapi cukup besar untuk menyembul dari balik daster. 

Pikiran kotorku mulai bermain dan mengira-ngira. Apakah Tante Wine haus sex seperti kakaknya? Kalau kakaknya mau kenapa adiknya nggak dicoba? Akan merupakan sebuah pengalaman sex yang seru kalo aku bisa menidurinya. Pikiran-pikiran seperti itu berkecamuk dibenak kotorku. Apalagi dengan bisanya aku tidur dengan nenekku, (dan banyak wanita STW) rasanya semua wanita yang umurnya diatas 35 kuanggap akan lebih mudah ditiduri, hanya dengan sedikit pujian dan rayuan. 

Dirumah, nenek Elsa sudah beberapa kali wanti-wanti padaku jangan sampe aku perlakukan Tante Wine sama sepertinya, rupanya Elsa cemburu karena ngeliat kemingkinan itu ada. Sampai suatu ketika nenek sedang pergi dengan kakek ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku bersama Elsa di sebuah motel deket rumah, biar aman. Disana sekali lagi nenek Elsa wanti-wanti. Aku mengiyakan, aku bersusaha meyakinkan. 

Setelah nenek dan kakek berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Wine dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Bebeapa kali aku menggoda Tante Wine dengan cerita-cerita menjuurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi Tante Wine, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi. Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi. 

Hari mulai malam ketika Tante Wine masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Wine menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Wine tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam0idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Wine membasuk wajahnya. Sejenak dia bengong dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama. Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Wine menjeljah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Wine bergetar dan dengan mata mengatup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena Mr. Happy-ku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku terbang jauh melayang. 

Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Wine sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Wine memanggilku lirih. 

“Andy, nggak baik mengintip,” kata tante Wine. 

“Ma ma maafin,” jawabku gagap. 

“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante Wine lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi. 

Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejab aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. Smataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk. Kulihat Tante Wine melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan. 

“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Wine. 

“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku di tampar, hahaha,” balasku. 

Tante Wine memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Wine tuh orang desa. Ternyata keahlian nge-sex itu tak memandang desa atau kota ya. 

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkat menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Wine membungkuk dan melahap Mr. happy yang sudah tegak kembali. Lama aku dihisapnya, nikat sekali rasanya. Tante Wine lebih rakus dari nenek Elsa. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Bebrapa detik kemudian setelah puas mengisapku, tante Wine mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Wine menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Wine. 

“Andi kamu hebat, pantesan si Elsa puas selalu,” cerocos Tante Wine. 

“Emangnya Tante Wine tau?” jawabku disela aktifitas menjilat. 

“Ya nenekmu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia wanti-wanti jangan menggodaku, dia cemburu tuh,” balas Tante Wine. 

Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Wine. 

“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, heheh kamu tertipu ya, tapi Ndy, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata Tante Wine lagi. 

Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi. 

Masih dalam posisi jongkok di bibir bak mandi, kuarahkan Mr. happy ke vaginanya. Tante Wine mengerang dan merem melek setiap kuenjot dengan batang kemaluanku yang sudah besar dan memerah. Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet. Agak sedikit menyamping kuarahkan Mr. Happy ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan vaginanya ketiga kuenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Mr. Happy masih tetep aktif keluar masuk. 

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, tante Wine menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Mr. Happy seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Wine mendesis-desis seperti kepedesan. Lama kami mengeksplorasi gaya ini. 

Dalam beberapa menit kemudian Tante Wine memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran. Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang Mr. Happy, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Wine sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat. 

Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona. 

Dia meringis, mengerang dan berteriak. 

“Ndy, aku mau nyampe nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya. 

Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali. 

“Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku. 

Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kuenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Wine memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai. 

“Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku. 

“Sama-sama ya Ndy, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”. 

Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Wine dan kamipun mandi bersama. 

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Wine yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing, Tante Wine langsung menysul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara. Kuhitung ada sekitar 7 kali kami keluar bersama. Aku sendiri heran kenapa aku bisa orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi. 

Selama 2 hari nenek Elsa di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante Wine. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Wine tinggal dirumah nenek Elsa. Selama itu pula aku kucing-kucingan bermain cinta. Aku harus melayani nenek Elsa dan juga bermain cinta dengan Tante Wine. Semua pengalaman itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua-duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya.

Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi

$
0
0
Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi
Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi – adalah Foto Seksi Model Hot Jepang Nami Segawa – Berikut Ini Foto Hot Model Jepang Nami Segawa – yang berisikan tentang kumpulan foto hot, foto, hot, foto hot, foto hot jepang, foto nakal jepang, foto genit jepang, foto jepang mastrubasi, gadis jepang hot, gadis jepang genit, gadis jepang mastrubasi, dan masih banyak lagi yang terhot seputar memek jepang, memek gadis jepang, toge jepang , toket jepang , paha jepang, cantik jepang dan masih banyak lagi terus aja update ceritahot69.blogspot.com yang pastinya memberikan yang terbaik buat agan semua .. Postingan yang berjudul Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 18+.
Langsung aja kita simak Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi yang terbaru dan terlaris …
Kumpulan Foto Hot
Gambar Nami Segawa | Gambar Nami Segawa ngentot | Gambar Nami Segawa Mastrubasi | Gambar Nami Segawa bugil | Gambar Nami Segawa Genit | Gambar Nami Segawa Nakal | Gambar Nami Segawa Hot
Kumpulan Foto Hot
Gambar Nami Segawa | Gambar Nami Segawa ngentot | Gambar Nami Segawa Mastrubasi | Gambar Nami Segawa bugil | Gambar Nami Segawa Genit | Gambar Nami Segawa Nakal | Gambar Nami Segawa Hot
Kumpulan Foto Hot
Gambar Nami Segawa | Gambar Nami Segawa ngentot | Gambar Nami Segawa Mastrubasi | Gambar Nami Segawa bugil | Gambar Nami Segawa Genit | Gambar Nami Segawa Nakal | Gambar Nami Segawa Hot
Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi
Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi – adalah Foto Seksi Model Hot Jepang Nami Segawa – Berikut Ini Foto Hot Model Jepang Nami Segawa – yang berisikan tentang kumpulan foto hotfotohot, foto hotfoto hot jepangfoto nakal jepang, foto genit jepangfoto jepang mastrubasigadis jepang hotgadis jepang genitgadis jepang mastrubasi, dan masih banyak lagi yang terhot seputar memek jepangmemek gadis jepang, toge jepang , toket jepang , paha jepangcantik jepang dan masih banyak lagi terus aja update ceritahot69.blogspot.com yang pastinya memberikan yang terbaik buat agan semua .. Postingan yang berjudul Foto Genit Nakal Gadis Jepang Mastrubasi hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 18+.
SUMBER

Kumpulan Foto Foto Cewek Bugil Dan Cantik | Cewek Cantik Hitam Manis Doyan Ngentot | Tete Gede Memek Tembem | http://kepo.cerewet.info/

$
0
0
Kumpulan Foto Foto Cewek Bugil Dan Cantik.



Hasil Chatting

$
0
0

Kejadian ini terjadi bulan Febuari 2001, dan aku ingin sekali berbagi pengalaman pada para pembaca. Aku Nissa 22 tahun, ciri-ciri diriku mempunyai tinggi 165 cm dan berat 55 kg, kulit putih bersih, rambutku coklat ikal dan panjang. Kata teman-temanku wajahku mirip dengan seorang artis Hollywood Catherine Jetazones. Mereka bilang wajahku klasik dan tubuhku sexy, mungkin karena 4 darah campuran yang kudapat dari kakek dan orangtuaku. Aku masih kuliah di PTS Bandung dan mengontrak sebuah rumah di kawasan jalan Anggrek bersama seorang temanku yang bernama Lia. 

Suatu hari tepatnya malam minggu aku pergi ke warnet untuk mengerjakan tugas mengetikku dan memeriksa email yang masuk. Teman sekontrakanku sudah dari siang pergi malam mingguan dengan pacarnya. Aku sendiri saat itu masih sendiri dan aku menikmatinya. 

Selama hampir 3 jam aku mengetik, akhirnya selesai sudah tugas-tugasku, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Setelah itu kubuka MIRC karena aku berniat chatting beberapa jam. Aku masuk chanel Bandung. Tiba-tiba sebuah nickname ‘ayah_bdg’ mengajakku untuk mojok, aku pun mengobrol dengannya, obrolan kami makin asyik, mulai dari kuliah, hobi, dan sebagainya. Hingga tidak terasa hampir 1 jam aku mengobrol dengannya. 

Dari obrolan itu aku mengetahui kalau dia bernama Adit, usia 40 tahun, mempunyai perusahaan sendiri di Jakarta dan statusnya duda beranak satu, dan saat ini sedang ada di Bandung untuk refresing bersama anak dan baby sisternya. Pembicaraan kami pun berubah, dia menanyakan warnet tempat aku chatting. Tanpa curiga aku pun memberitahukannya. Lalu Adit meminta kami bertukar nomor telpon dan photo. Aku pun memberikannya dengan senang hati. Baru saja 5 menit berlalu, HP-ku berbunyi dan Mas Adit menelponku langsung. 

“Hallo.. Nissa.” 

“Hallo.. ayah_bdg, wah engga nyangka langsung telpon nih..” jawabku. 

“Iya.. habis Nissa cantik sih.” 

“Hmm.. gini deh.., kita jalan yuk..! Aku jemput kamu disana yah..?” 

“Boleh.. aja.” jawabku lagi. 

“Ok deh, tunggu 10 menit dan cari deh mobilku berplat B di depan warnet yah..!” 

“Ok..” jawabku mengakhiri pembicaraan kami. 

Setelah hampir 10 menit, HP-ku berbunyi dan Mas Adit telah menungguku di tempat parkir. Kubereskan tasku dan kusisir rambutku, lalu kubayar jasa warnet dan berjalan menuju tempat parkir. Kulihat sebuah mobil BMW hitam berplat B berwarna hitam, dan di dalamnya Mas Adit tersenyum. Aku pun tersenyum dan menghampiri mobilnya lalu kubuka pintu mobilnya dan duduk di sebelahnya. 

“Hallo.. ayah_bdg.” ucapku malu-malu. 

“Hallo juga Nissa.., kita makan yuk..?” ajaknya sambil menjalankan mobil. 

Aku pun mengangguk. Selama diperjalanan kami cepat menjadi akrab, lagi pula kupikir Mas Adit ganteng juga, selain badannya tinggi besar dia juga kebapakan. 

Kami makan di Haritage Banda sambil meneruskan perbincangan kami. 

“Hmm.. Mas, engga pa-pa kan kalo Nissa panggil ayah saja..? Seperti nickname Mas.” tanyaku padanya. 

“Ah.. boleh saja, tapi khusus buat Nissa saja.” ucapnya tersenyum. 

Setelah selesai makan, tiba-tiba ponsel ayah berbunyi, ternyata dari baby sitter anaknya. 

“Nissa, mau ikut Ayah engga besok..?” tanya Ayah sambil mengajakku keluar dari Haritage menuju tempat parkir. 

“Memangnya Ayah mau kemana..?” tanyaku sambil membuka pintu. 

“Ayah mau ke Ciater dengan Deri juga Ina, baby sitter-nya.” jawab Ayah sambil menjalankan mobil keluar dari tempat parkir. 

“Memangnya berapa hari di sana..?” tanyaku. 

“Cuma dua hari.” jawab Ayah. 

Akhirnya aku pun bersedia ikut, lalu Ayah mengantarku pulang ke kontrakanku. 

Pagi-paginya Ayah sudah datang menjemputku. Aku pun berkenalan dengan Deri anaknya juga Ina baby sitter anaknya. Selama di perjalanan, Deri sudah dekat denganku, bahkan dia memanggilku Bunda Nissa, aku sih cuek saja. Deri anaknya manis dan cerdas, sungguh kasihan dia ditinggal oleh ibu kandungnya karena meninggal saat melahirkan Deri. 

Akhirnya kami sampai di Ciater setelah memesan 2 kamar di sebuah hotel. Ayah, aku dan Deri pergi berenang dan bercanda bersama. Pada saat itu kurasa kami bertiga bagaikan sebuah keluarga kecil yang bahagia. Setelah puas berenang, kami kembali ke hotel untuk makan, lalu aku menidurkan Deri di kamar bersama Ayah. Kami mendampinginya sampai Deri tertidur. 

“Nissa.. terimakasih karena kamu sudah baik pada Deri.” ucap Ayah sambil bangkit berdiri di depan jendela. 

Aku mengikuti Ayah dan berdiri di sampingnya. 

“Tidak perlu berterimakasih.., Nissa sayang pada anak-anak, apalagi Deri anak yang lucu dan pintar.” jawabku tersenyum. 

“Baiklah, jika mau istirahat, pergilah ke kamar sebelah..! Di sana Ina pasti sudah menunggu.” ucap Ayah. 

“Ok.., kalau ada apa-apa, Ayah panggil Nissa ya..!” jawabku sambil berlalu dan pergi ke kamar sebelah. 

Kulihat Ina sudah tertidur dengan pulas. Lalu aku mengganti bajuku dengan lingerie yang biasa kupakai. Aku melamun selama hampir 1 jam, dan anehnya aku mengkhayalkan bagaimana jika aku menjadi istri Ayah. Itu ide gila ya pembaca..? Tapi aku merasa sudah mengenal Ayah seperti bertahun-tahun. Tiba-tiba pintu kamarku diketuk, Tok.. tok.. tok. 

“Ina.., Nissa..!” kata suara di balik pintu. 

“Iya.., sebentar..” jawabku sambil membuka pintu. 

Ketika pintu kubuka, kulihat Ayah terkejut dan menatapku lekat-lekat. 

“Nissa, kamu cantik sekali.” ucap Ayah sambil tersenyum. 

“Ah.., bisa saja.” jawabku sambil merapikan lingerie yang kupakai. 

“Kebetulan Ayah mau ngajak kalian makan, Ayah memesan pizza tadi.” 

“Wah.. Nissa suka tuh, tapi Ina sudah tidur Yah..!” ucapku singkat. 

Akhirnya aku dan Ayah pergi ke kamarnya. Kami duduk di sofa sambil menikmati pizza juga menonton televisi. 

“Nissa.., Ayah sayang padamu.” kata Ayah tiba-tiba sambil menggenggam tanganku, aku tersenyum dan entah kenapa secara spontan kucium kening Ayah. 

“Nissa juga.” ucapku. 

Ayah memeluk tubuhku dan aku membiarkannya. Lalu kurasakan Ayah menatap mataku dalam-dalam. 

“Kamu cantik sekali.” ucap Ayah lalu mengecup hidungku, aku diam saja dan menikmatinya. 

Ayah semakin berani, diciuminya seluruh wajahku hingga kurasakan hembusan napasnya yang hangat. Aku pasrah karena menyukainya, lagi pula ada aliran aneh pada tubuhku yang menuntut lebih banyak lagi. Lalu Ayah mendaratkan bibirnya di bibirku, dilumatnya dan kubalas dengan mengulum lidahnya lembut. Kuluman Ayah membuatku mulai sulit bernapas. Sementara itu tangan Ayah mulai menurunkan tali lingerie-ku hingga payudaraku terlihat setengahnya. 

Ditariknya tubuhku untuk berdiri dan aku menurutinya. Sambil terus melumat bibirku, kedua tangan Ayah menarik-narik lingerie-ku hingga akhirnya terjatuh di antara kakiku. Ayah mengelus-elus punggungku yang sudah telanjang dan mendorong tubuhku agar duduk di sofa. Kupandangi Ayah yang sedang membuka kimono-nya, luar biasa..! Aku menyukai badannya yang berbulu. Lalu Ayah membuka CD-nya, aku melongo karena kagum. Batang Ayah sangat panjang dan besar, belum lagi bulu-bulu di sekitarnya. 

Ayah mendekatiku, kemudian berjongkok di antara kakiku. Dielus-elusnya vaginaku yang masih terbungkus g-string. Aku melenguh saat jari-jarinya mengelus belahan vaginaku. Kemudian Ayah menarik CD-ku hingga terlepas. Lalu Ayah tersenyum karena melihat vaginaku merekah di depan matanya. Ayah mencium bibirku dan aku membalasnya, kurasakan payudaraku tergesek-gesek bulu-bulu dadanya yang membuatku kegelian. 

Ciumannya makin liar karena telah beralih ke telinga dan leherku. Aku mulai mendesah pelan, kuusap-usap rambut Ayah dengan lembut. Ayah meneruskan jilatannya pada puting payudara kananku, dijilatnya beruputar-putar dan berulang-ulang, membuatku semakin mendesah. Payudara kiriku diremas-remasnya dengan lembut. Napasku mulai memburu karena perlakuan Ayah pada kedua payudaraku. Selama beberapa saat aku hanya mendesa-desah. 

“Ayahh.., ohh.., ohh..!” 

“Ayah ingin menjadikanmu sebagai istriku, kamu mau Nissa..?” tanya Ayah menghentikan jilatannya di payudaraku. 

Aku menatap matanya dan kuanggukkan kepalaku karena aku tidak dapat berpikir apa-apa lagi, karena nafsuku sudah tinggi. Ayah tersenyum dan melumat bibirku sambil mengelus-elus payudaraku yang sudah basah oleh air liurnya. Lalu Ayah menyuruhku mengangkat kedua kakiku ke atas sofa dan merengganggkannya lebar-lebar. 

Kemudian Ayah mendekatkan kepalanya di vaginaku yang sudah basah, dan mulai menjilatinya. Aku mendesah saat ujung lidahnya menyentuh vaginaku, “Ohh..!” 

Ayah terus menjilatinya secara teratur dan berulang-ulang. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku menahan kenikmatan. Ayah terus menjilatinya dan mulai menyedot-nyedot klitorisku. Aku meracau sambil menjambaki rambut Ayah. 

“Ahh.. teruss.. teruss, enak Yahh..! Ohh..!” 

Ayah terus menyedot-nyedot dan aku pun berteriak seiring dengan menjepit kepala Ayah kuat-kuat. Kusemburkan cairan kewanitaanku dan Ayah menjilati dan menghisapnya pelan sekali. Mungkin dia tahu aku menahan ngilu pada vaginaku. Ayah lalu mencium payudaraku dan menghisapnya cukup lama hingga aku terangsang kembali. Aku langsung menggenggam batangnya yang sudah tegang itu. Kuelus-elus, kemudian kumasukkan dalam mulutku. Kujilat-jilat, kugigit-gigit lembut kepala batangnya. Ayah melenguh mengusap-usap rambutku. 

“Nissa.. teruss.. Sayangg..! Hisapp teruss Sayangkuu..! Ohh..!” desahnya. 

Aku terus menghisap dan mengeluar-masukkan batang Ayah dalam mulutku semakin cepat, kukocok-kocok semakin cepat dan kuat. 

“Akhh.. Nissaa.. Ayahh.. mauu.. keluarr..!” 

“Crot.. crott.. crott..!” batang Ayah menembakkan spermanya ke dalam mulutku aku tersedak dan menelan sperma Ayah. 

Kuhisap-hisap ujung penisnya sampai bersih, Ayah melenguh dan ambruk di sampingku. Kemudian kucium bibir Ayah. 

“Nissa sayang Ayah..!” ucapku sambil membiarkan Ayah meremas payudaraku. 

Lalu Ayah menggendongku sambil terus melumat bibirku, dibaringkannya tubuhku di samping Deri. 

“Ayah.., nanti Deri bangun.” ucapku pelan. 

“Sstt..!” guman Ayah sambil mengangkat Deri dan dibaringkannya di sofa.

Kemudian Ayah mendekatiku dan menindih tubuhku, diciumnya bibirku dengan hangat. Tangannya meremas-remas pantatku, lalu bibirnya turun di atas payudaraku dan diciumnya sambil dihisapnya bergantian. Aku hanya mendesah keenakan ketika dibukanya kedua kakiku dan Ayah berjongkok dan mulai menjilati vaginaku. Aku mendesah-desah tidak kuat, tapi Ayah terus menjilati dan menghisap-hisap vaginaku yang sudah basah lagi. Ayah pun sepertinya sudah tidak tahan, sehingga diarahkannya batangnya ke lubang vaginaku. Kemudian digesek-gesekkannya kepala batangnya yang plontos itu di belahan vaginaku berulang-ulang. Aku melenguh menahan sensasi nikmat di daerah vaginaku. 

Setelah semakin basah, Ayah menekan kepala batangannya untuk masuk lebih dalam pada lubang vaginaku. 

Diperlakukan seperti itu aku berteriak, “Akhh.. sakitt.. Yah..!” 

“Tahan sedikit Sayang..!” ucap Ayah menenangkanku. 

Kemudian Ayah mencobanya lagi hingga berkali-kali. Dan akhirnya, Blessh.. Ayah menekan batangnya dalam sekali hingga selaput daraku robek. Aku menjerit menahan nyeri dan merasakan vaginaku begitu sesak. 

Ayah mendiamkan aktifitas tubuhnya sambil mengelus-elus tubuhku. Tidak terasa air mataku menetes setelah beberapa saat ayah menggerakkan pinggulnya dan mulai mengeluar-masukkan batang kemaluannya. Aku melenguh nikmat sekaligus perih. Ayah menggenjotku selama 10 menit. Vaginaku sudah semakin basah dan aku menjerit karena mendapatkan orgasme lagi. Kurasakan vaginaku berdenyut-denyut. Ayah mendiamkan batang kejantanannya di dalam vaginaku sambil menyedot-nyedot payudaraku. 

Kemudian Ayah mencabut batangnya dan menyuruhku menungging. Kurasakan vaginaku dimasuki kembali batang kemaluan Ayah, setelah itu mulai dikeluar-masukkan kembali ke vaginaku dengan pelan. Sementara itu tangan Ayah masih meremas-remas dan menarik-narik puting payudaraku dengan kuat. Aku mulai mendesah menahan rasa nikmat. 

“Ayahh.., ahh.. teruss.. sodokk.. sodokk.. enakk sekali..!” racauku tidak tahu malu. 

Ayah terus menekan dan menarik batangnya semakin cepat, dan aku semakin meracau tidak karuan. 

“Akhh.., Nissaa suka.. ohh.. teruss.. ahh..!” 

Ayah terus meyodok vaginaku dengan kuat, aku pun memaju-mundurkan pantatku sehingga persetubuhan kami sangat menggairahkan. Aku dan ayah mendesah-desah penuh kenikmatan. 

“Ohh.. auhh.. akhh..!” aku pun makin keras mendesah. 

Ayah semakin cepat mengeluar-masukkan batang kejantanannya. 

“Ahh.. Nissa mau keluarr.. Yahh..!” teriakku karena aku akan orgasme. 

Ayah semakin gencar menyodok-nyodok vaginaku sambil terus menarik-narik dan meremas-remas payudaraku. Sodokan-sodokan pada vaginaku membuatku menjerit karena merasa tidak tahan lagi. 

“Akhh.. ehhmm..!” lenguhku. 

Tubuhku lemas sambil memeluk Ayah kuat-kuat. Karena Ayah belum orgasme, Ayah terus mengeluar-masukkan batangnya tanpa memperdulikan vaginaku yang masih ngilu. 

“Ohh.. ahh.. Nissaa engga kuatt.. aughh..!” teriakkanku malah makin membuat Ayah semakin cepat menghujamkan batangnya pada vaginaku. 

“Ayahh.. hampirr.. Sayang.., tahan sebentar.. ohh..!” lenguh Ayah. 

Lalu kurasakan Ayah memelukku erat-erat seiring dengan tembakan spermanya, rasanya hangat dan nikmat. Tubuhku lunglai dan Ayah masih mendiamkan batangnya berada dalam vaginaku. Kami berpelukan sambil mengatur napas. 

Setelah agak tenang, Ayah mencabut batangnya. Kemudian kami berciuman dengan mesra, lidah kami saling berpaut diselingi hisapan-hisapan Ayah di lidahku. Tangan Ayah tentu saja meremas-remas payudaraku. Semakin lama kami semakin terangsang kembali. Ayah memainkan puting payudaraku, dijilat-jilatnya dengan rakus dan terus menghisap dengan penuh nafsu. Aku mulai mendesah merasakan vaginaku basah kembali. Ayah meneruskan jilatannya ke perutku, kemudian menyuruhku mengangkat dan melipat kedua kakiku ke atas hingga berada di antara kepalaku. Dengan posisi ini sudah jelas vaginaku yang basah terbuka lebar di depan matanya. 

Ayah menjilat-jilat vaginaku sambil menusuk-nusukkan lidahnya di antara belahan vaginaku. Mendapat rangsangan seperti itu aku mendesah tidak terkendali lagi. 

“Ohh.. Ayahh.. enak sekali.. teruss.. ohh.. hisapp teruss..! Hisapp.. memekk Nissa.. ohh..!” 

Ayah semakin cepat menghisap-hisap vaginaku yang banjir oleh cairan kewanitaanku. Aku semakin merengganggkan kedua kakiku lebar-lebar agar Ayah lebih leluasa melakukan gerakannya. 

Jilatan-jilatan di vaginaku yang enak itu membuatku memohon-mohon. 

“Ohh.. Ayahh.., masukkan..! Nissaa.. mohon..!” pintaku pada Ayah. 

Ayah pun menggesek-gesekkan batang kejantanannya di vaginaku yang becek. Aku melenguh nikmat, mulutku mendesis-desis tidak tahan. Ayah memasukkan batangnya pada lubang vaginaku. 

Penetrasinya itu membuatku terus meracau, “Oh.. enakk Yahh.. yeahh.. lebih cepat.. ohh.. enakk sekali.. sodok.. terus.. memek Nissa Yahh..! Akhh.. mmff.. ohh..!” 

“Iya Sayangku. Ayahh.. suka memek kamu.. ohh.. Nissaa..!” racau Ayah membalasku. 

Genjotan ayah di vaginaku semakin cepat dan liar hingga terasa menyentuh rahimku. 

“Nissa.. mau keluar Yahh.., ohh..!” teriakku. 

“Ayahh.. juga Sayang.., ohh..!” 

Crott.. crott.. crott..! Kami berdua menjerit, bersamaan itu kurasakan tembakan sperma Ayah yang kuat. Ayah mencium bibirku. Karena kelelahan, kami pun tertidur lelap. 

Paginya saat kami bangun, Deri naik ke ranjang. 

Dia yang tidak mengerti apapun tersenyum manis sambil berkata, “Deri juga mau.. bobo ama Bunda Nissa yah.” 

Kami hanya berpandangan dengan penuh kemesraan sambil memeluk Deri. 

Keesokannya ketika aku datang ke kamar Ayah, dia sedang berbaring di tempat tidur. Kudekati dan duduk di tepian ranjang. 

“Kenapa Deri dan Ina pergi jalan-jalan tanpa Ayah..?” tanyaku pada Ayah. 

“Ayah sedikit pusing Sayang.” jawab Ayah sambil tersenyum. 

“Hmm.. Nissa pijit ya..?” Ayah pun mengangguk. 

Aku pun memijit dahi Ayah sambil menatap matanya. Mungkin karena gemas, Ayah menarik kepalaku dan mencium bibirku dengan lembut, lalu dikulumnya dan dihisap-hisapnya lidahku, aku pun membalasnya. Tiba-tiba tubuhku ditarik ke sampingnya dan Ayah menindihku sambil menciumi leherku, kemudian kembali lagi melumat bibirku yang basah. 

Ayah menarik baju ketat yang kupakai. Aku pun membantu Ayah melepaskan seluruh pakaiannya hingga kami berdua telah telanjang. Lalu Ayah berbisik di telingaku. 

“Sayang.., Ayah ingin bercinta denganmu.” aku hanya tersenyum. 

Tanpa dikomando, Ayah mencium bibirku dan tangannya sibuk meremas-remas payudaraku. 

Aku pun mulai meresponnya dengan desahan, “Ahh.. Ayahh..!” 

Ayah meneruskan jilatannya ke leherku, ketiak dan mengakhirinya di payudara kiriku. Dijilatinya seluruh payudaraku hingga basah. 

Lalu Ayah berdiri menuju selangkanganku. Aku pun mengangkangkan kedua kakiku dan kurasakan jari Ayah menyibakkan vaginaku. Jilatan lidahnya membuatku tersentak dan medesah tidak karuan, apalagi Ayah melakukannya berulang-ulang. Refleks kakiku bergerak menjepit kepala Ayah, tapi Ayah memegangi kedua kakiku agar tetap dalam posisi mengangkang. Yang kurasakan saat itu adalah jilatan-jilatan Ayah yang sungguh luar biasa. Cairan kewanitaanku meleleh keluar terus menerus. 

“Ohh.. Ayahh.. Nissa engga kuatt lagi.. ahh..!” jeritku sambil mencengkram seprei yang kami tiduri. 

Setelah hampir 10 menit menjilati dan menghisap-hisap vaginaku, akhirnya aku mencapai orgasme, kujepit kepala Ayah. Ayah pun bangkit, kemudian tubuhku ditindihnya, bibirnya mencium bibirku dengan sangat bernafsu. Tangannya tidak mau kalah meremas-remas payudaraku dengan kuat. Lalu Ayah bersimpuh di antara pahaku dan menggesek-gesekkan jempolnya di belahan vaginaku yang masih basah. 

Aku medesah keenakan, “Ahh.. Ayahh.. enakk.. Sayangg.., nikmat sekalii..!” 

Aku semakin membuka kakiku lebar-lebar, Ayah dengan sigap mengarahkan batang kejantanannya yang sudah menegang itu ke vaginaku. Lalu kurasakan gesekan-gesekan kepala batang penisnya yang sangat enak dan hangat. 

“Ohh.. Ayahh.., teruss.. Sayangg.. aughh.. enak sekali..!” 

Ayah pun menekan batang kemaluannyanya hingga amblas. 

“Akhh..!” jeritku. 

Lalu ayah mengeluar-masukkan batangnya. Saat itu juga aku mendesah-desah lagi, cairan kewanitaanku mulai keluar dari vaginaku. 

Ayah nampaknya mengerti keadaanku, sehingga dinaikkannya tempo gerakannya. Ditarik.. ditekan.. berulang-ulang. Dengan refleks kugoyang pinggulku ke kanan dan ke kiri. Akhirnya aku merasakan ada kekuatan yang menjalar di vaginaku. 

Aku meracau keras, “Ahh.. Sayang.. teruss.., Ayahh.. ohh.. ohh.. Nissa.. mauu..” 

Ayah pun ikutan meracau, “Iya.. Sayang.. ayo keluarkan.. ayo..! Agar memekmu bisa meremas kontolku..! Aohh..!” 

Tanpa dapat kami bendung lagi, aku dan Ayah menjerit bersamaan. 

“Ayahh.. keluarr.. ohh..!” 

“Ayahh.. ohh..!” jeritku sambil berpelukan dengan erat. 

Kurasakan lelehan cairan keluar dari vaginaku. Ayah mencium bibirku, tubuh kami terkulai lemas. 

Beberapa saat kami terdiam sambil berpelukan. Lalu Ayah menyuruhku berdiri di dekat meja. Aku menurutinya saat satu kakiku dinaikkan di atas meja dan kedua tanganku bertumpu pada dinding. Ayah mencium bibirku, sedangkan tangan kirinya mengorek-ngorek vaginaku yang terbuka lebar. Aku mendesis saat jari-jari ayah menggesek-gesek klitorisku. 

“Ahh.. Sayang.., teruss..! Ohh memek Nisa.. ohh..!” racauku. 

Ayah tersenyum dan menimpali racauanku, tetapi tangannya masih mengorek-ngorek vaginaku yang sudah lembab. 

“Kenapa memek kamu Nisa sayang..?” 

“Ohh.. Ayahh.. memek Nissaa.. basahh.. Yahh.. ohh..!” jawabku sambil melenguh tidak kuat. 

“Iya.. Sayang, memek kamuu basah.. Ayahh.. suka. Nanti kontol Ayah akan bersarang di sana sayangku..!” 

Mendengar kata-kata jorok Ayah, aku semakin gila dan terangsang. 

“Ohh.. Ayahh.. teruss.. lebihh.. cepatt..! Nisaa.. mauu..” ucapku lirih. 

“Mau.. apaa.. Sayang..?” ucap Ayah sambil terus menggesek-gesekkan klitorisku yang semakin besar. 

“Ohh.. Nissaa.. mauu.. kontol Ayahh.. ahh.. Ayahh.. masukin dong..! Memek.. Nissaa.. inginn.. kontol.. Ayahh..!” jawabku tidak terkendali lagi. 

“Baikk.. Sayang.., memekmu sudahh tak tahan ya..? Rasakan kontol.. Ayahh.. ini.. ohh..!” ucap Ayah sambil mengarahkan batang kejantanannya pada lubang vaginaku dan menggesekkannya ke atas ke bawah.. berulang-ulang. 

Aku medesah penuh kenikmatan, “Ohh.. enakk.. Yahh.. masukkan lagii.. ohh..!” pintaku pada Ayah. 

Ayah pun langsung menekannya hingga amblas pada vaginaku. 

“Akhh..!” jeritku menahan rasa sakit. 

Ayah mengeluar-masukkan batangnya dengan cepat. Aku semakin menjerit histeris. 

“Oh.. Ayahh.. enakk.. kontolmu.. masukk.. memekku.. ohh..!” 

“Iya.. Sayang.. terimalahh.. kontolku.. oughh..!” lenguh Ayah sambil terus menggenjot vaginaku semakin cepat. 

Gerakanku semakin liar, napas kami turun naik menahan kenikmatan yang telah sampai pada ubun-ubun kepala kami. 

Akhirnya aku menyerah sambil menjerit keras, ” Ahh.. Sayang.. memek.. Nissa.. mauu.. keluarr.. ohh..!” 

“Iya.. Ayah.. jugaa.. tahan.. Sayangku.. rasakan.. pejuhku.. yang banyak ini.. ohh..!” 

“Ayah, Nissaa.. ohh.. ohh..!” desahku menyambut orgasme yang kurasa akan meledak. 

“Iyaa.. Sayang, keluarkan.. Sayang.. Ayahh.. ingin.. memek.. kamu mejepit kontol Ayahh.. ahh..!” racau Ayah menggenjotku keras dan sangat cepat. 

Aku dan Ayah memekik bersamaan, “Akh.. ohh..!” 

“Crott.. crot.. crot..!” sperma Ayah memenuhi vaginaku. 

Ayah memelukku erat sambil menahan tubuhku yang sudah ambruk pada pundaknya. Dicabutnya batangnya, kemudian kujilati hingga bersih. Kami pun naik ke ranjang dan tertidur. 

Kejadiaan itu terus berulang selama 3 bulan setelah aku mencoba memberanikan diri untuk mendekatkan diriku pada seseorang pria. Dan hubungan kami bertumbuh menjadi hubungan yang serius, aku menjadi kekasihnya. Akhirnya aku pun kemudian menikah dengannya.

Kumpulan Foto Hot Bugil Tante Girang Narsis Bugil pengin Ngentot

$
0
0
Kumpulan Foto Hot Bugil Tante Girang Narsis Bugil pengin Ngentot
Kumpulan Foto Hot | Bugil  | Tante Girang NarsisKumpulan Foto Hot | Bugil  |Tante Girang Narsis – adalah postingan kami yang menarik seputar tante girang, tante , girang, foto hot, kumpulan foto hot, foto bugil, bugil, foto, tante narsis, girang narsis, bugil narsis, hot narsis , foto narsis tante , foto narsis, foto narsis tante girang postingan Kumpulan Foto Hot | Bugil  |Tante Girang Narsis hanya khusus untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 18+. 


OOkk langsung aja kiata CCCRoooOTTT Kumpulan Foto Hot | Bugil  |Tante Girang Narsis yang hot dan bugil
Tante Girang
gambar tente | gambar girang | gambar tante girang | gambar tante narsis | gambar girang narsis | gambar tante girang narsis | gambar tante girang bugil
Tante Girang
gambar tente | gambar girang | gambar tante girang | gambar tante narsis | gambar girang narsis | gambar tante girang narsis | gambar tante girang bugil
Tante Girang
gambar tente | gambar girang | gambar tante girang | gambar tante narsis | gambar girang narsis | gambar tante girang narsis | gambar tante girang bugil
Tante Girang
gambar tente | gambar girang | gambar tante girang | gambar tante narsis | gambar girang narsis | gambar tante girang narsis | gambar tante girang bugil
Tante Girang
gambar tente | gambar girang | gambar tante girang | gambar tante narsis | gambar girang narsis | gambar tante girang narsis | gambar tante girang bugil
Tante Girang
gambar tente | gambar girang | gambar tante girang | gambar tante narsis | gambar girang narsis | gambar tante girang narsis | gambar tante girang bugil
Kumpulan Foto Hot Bugil Tante Girang Narsis Bugil pengin Ngentot
Kumpulan Foto Hot | Bugil  | Tante Girang Narsis – Kumpulan Foto Hot | Bugil  |Tante Girang Narsis – adalah postingan kami yang menarik seputar tante girangtante , girang, foto hotkumpulan foto hot, foto bugilbugilfototante narsisgirang narsisbugil narsishot narsis , foto narsis tante , foto narsisfoto narsis tante girang postingan Kumpulan Foto Hot | Bugil  |Tante Girang Narsis hanya khusus untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 18+. 
SUMBER

Kumpulan Foto Foto Cewek Bugil Dan Hot | Cewek Jago Nyepong | Cewek Cantik Doyan Ngentot | http://kepo.cerewet.info/

Hilangnya Kehormatan

$
0
0

Triastuti bekerja sebagai sekretaris pada suatu group perusahaan besar di Jakarta. Kantornya terletak di bilangan daerah kelas satu, yaitu di jalan Jenderal Sudirman, di sebuah gedung bertingkat. Perusahaan tempat Tri bekerja, memakai 3 lantai penuh yaitu lantai 24, 25 dan 26 dari gedung tersebut. Ketiga lantai tersebut dihubungi dengan tangga khusus yang sengaja dibuat di bagian dalam dari perkantoran tersebut, untuk memudahkan hubungan antar perusahaan di group tersebut, tanpa mempergunakan lift. Kantor Tri terletak di lantai 25, dan ruangan tempat Tri bekerja terletak agak berdekatan dengan tangga penghubung ke lantai 24 dan 26.

Di tempat perusahaan-perusahaan lain dalam satu group, terdapat beberapa orang asing yang bekerja sebagai tenaga ahli dan kebanyakan mereka berkantor di lantai 26. Mereka ada yang berasal dari Philipina dan ada juga dari India serta Pakistan.

Sudah menjadi kebiasaan di kantor Tri di lantai 25, apabila setiap jam istirahat, yaitu dari jam 12 sampai jam 2 siang, maka para karyawan termasuk para pimpinan perusahaan keluar makan siang sehingga suasana di lantai 25 sangat sepi, hanya ditunggui oleh satpam yang duduk di depan pintu luar dekat lift, sambil juga bertindak sebagai operator sementara setiap jam istirahat. Akan tetapi sudah menjadi kebiasaan sejak Tri mulai bekerja di kantor tersebut 4 bulan lalu, Tri lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya sudah sejak lama diperhatikan oleh Mr. Gulam Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26. Mr. Gulam sering turun melalui tangga apabila dia pergi ke bagian pemasaran yang terletak di ruangan sebelah barat di lantai 25, sedangkan ruangan tempat Tri bekerja dan tangga penghubung terletak di ujung sebelah Timur lantai 25. Mr. Gulam sangat tertarik melihat Tri, karena Tri yang berumur 28 tahun, adalah seorang gadis Jawa, yang sangat cantik.

Dapat digambarkan sosok Triastuti adalah gadis bertampang Jawa, yang sangat cantik dan manis, dengan kulit agak kuning langsat, tinggi badan sekitar 165 cm, potongan muka manis, agak memanjang dengan rambut hitam bergelombang terurai sampai bahu. Badannya tinggi semampai dapat dikatakan kurus dengan berat badan sekitar 47 kg, dadanya agak rata hanya terlihat tonjolan buah dadanya yang kecil, sedangkan pinggangnya amat langsing dengan perut yang rata, pinggulnya serasi dengan pantatnya yang kecil tapi padat. Tungkai pahanya dan kakinya terlihat panjang serasi dengan bentuk badannya. Apabila berjalan badannya terlihat sangat gemulai dan pembawaan Tri terlihat sangat kalem malah dapat dikatakan malu-malu. Mr. Gulam sendiri adalah seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dengan badan tinggi 178 cm dan besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada dan kakinya. Kedua pahanya terlihat sangat gempal.

Tri memang agak risih juga terhadap Mr. Gulam, karena setiap kali Mr. Gulam lewat depan ruangannya, Mr. Gulam selalu melirik dan melempar senyum kepada Tri dan kalau kebetulan Tri tidak melihat keluar, maka Mr. Gulam akan mendehem atau membuat gerakan-gerakan yang menimbulkan suara, sehingga Tri akan terpancing untuk melihat keluar. Tri agak ngeri juga melihat tampang Mr. Gulam yang berewokan itu dengan badannya yang gelap dan tinggi besar. Tri telah mempunyai pacar, yang orang Jawa juga dan badan pacarnya agak ceking dan tidak terlalu tinggi, kurang lebih sama tingginya dengan Tri.

Sampai pada suatu hari, pada hari itu Tri ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan dan boss di lantai 25 sudah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 hanya tinggal Tri sendiri yang sedang makan siang di ruangannya. Tiba-tiba Mr. Gulam melintas di depan ruangan Tri dan terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Mr. Gulam memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup. Setelah itu Mr. Gulam kembali menuju ke ruangan Tri yang terletak di ujung Timur itu. Secara perlahan-lahan Mr. Gulam mendekati ruangan Tri dan mengintip ke dalam, Tri sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.

Secara perlahan-lahan Mr. Gulam masuk ke dalam ruangan kerja Tri dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Tri menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. Dia segera berdiri dari tempat duduknya sambil berkata, “Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya dan mengunci pintunya?”, tapi Mr. Gulam hanya memandang Tri dengan tersenyum tanpa berkata apa-apa. Tri semakin panik dan berkata, “Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!”. Tapi dengan kalem Mr. Gulam berkata, “silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal dan setiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya”. Mendengar itu Tri yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana dia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.

Sementara Tri berada dalam keadaan ragu-ragu, dengan cepat Mr. Gulam berjalan medekat ke arah Tri dan karena ruangan kerja Tri yang sempit itu, begitu Tri akan mundur untuk menghindar, dia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya. Dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Tri yang ramping dan mendekap Tri ke tubuhnya. Karena badan Tri yang sangat langsing dan dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas dan sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.

Mr. Gulam memegang kedua lengan bagian atas Tri dekat bahu, sambil mendorong badan Tri hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Mr. Gulam mengangkat badan Tri dengan gampang dan sangat hati-hati dan mendudukkannya di atas meja kerja Tri, kemudian kedua tangan Tri diletakan di belakang badan Tri dan dipegang dengan tangan kirinya. Badan Mr. Gulam dirapatkan diantara kedua kaki Tri yang tergantung di tepi meja dan paha Mr. Gulam yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Tri terbuka. Tangan kiri Mr. Gulam yang memegang kedua tangan Tri di belakang badan Tri ditekan pada bagian pantat Tri ke depan, sehingga badan Tri yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan kemaluan Tri melekat rapat pada paha sebelah kiri Mr. Gulam yang berdiri menyamping di depan Tri.

Tangan kanan Mr. Gulam yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Tri. Badan Tri hanya bisa menggeliat-geliat, “Jangan…, jangan lakukan itu!, stoooppp…, stoopppp”, akan tetapi Mr. Gulam tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Tri telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan Mr. Gulam bergerak ke belakang badan Tri dan membuka pengait BH Tri. Kemudian Mr. Gulam menarik ke atas BH Tri dan…, sekarang terpampang kedua buah dada Tri yang kecil mungil sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafas Tri yang tidak teratur. “Oooohh…, ooohh…, jaanggaannn…, jaannnggaann!”. Erangan Tri tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Mr. Gulam mulai mencium belakang telinga Tri dan lidahnya bermain-main di dalam kuping Tri. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Tri menggeliat-geliat dan tak terasa Tri mulai terangsang juga oleh permainan Mr. Gulam ini.

Mulut Mr. Gulam berpindah dan melumat bibir Tri dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Tri dan menggelitik-gelitik lidah Tri. “aahh…, hmm…, hhmm”, terdengar suara mengguman dari mulut Tri yang tersumbat oleh mulut Mr. Gulam. Badan Tri yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Mr. Gulam sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu Tri turun ke leher, kepala Tri tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Mr. Gulam, payudaranya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.

Mr. Gulam langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah payudara Tri, mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Tri yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Mr. Gulam. Buah dada Tri yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Mr. Gulam yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Tri yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas Tri menerima permainan Mr. Gulam yang lihai itu. Badan Tri terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, “Sssshh…, ssssshh…, aahh…, aahh…, ssshh…, sssshh…, jangaann…, diiteeruussiinn”, mulut Mr. Gulam terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada Tri secara bergantian selama kurang lebih lima menit.

Badan Tri benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Tri tersentak, karena dia merasakan tangan Mr. Gulam mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Tri mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Mr. Gulam, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukan oleh Tri adalah hanya mengerang, “Jaanngaannnn…, jaannngggannn…, diitteeerruusiin”, akan tetapi suaranya semakin lemah saja.

Melihat kondisi Tri seperti itu, Mr. Gulam yang telah berpengalaman, yakin bahwa gadis ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Mr. Gulam makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Tri yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Tri. Segera badan Tri tersentak dan, “aahh…, jaannggaan!”, mula-mula hanya ujung jari telunjuk Mr. Gulam yang mengelus-elus bibir kemaluan Tri yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Mr. Gulam menarik CD Tri dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Tri. Tri tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Mr. Gulam ini. Sekarang Tri dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka Tri yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.

Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda Tri, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Tri yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Mr. Gulam melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti dia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Mr. Gulam sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.

Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Mr. Gulam, dengan tetap mengunci kedua tangan Tri, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Mr. Gulam yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Mr. Gulam agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Tri benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Tri tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Tri terdengar jeritan tertahan, “Iiihh”, disertai badannya yang merinding. Tri belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Tri merasa ngeri. “Bisa jebol milikku dimasuki benda itu”, gumannya dalam hati. Namun Tri tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Mr. Gulam menatap muka Tri yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, “Kau Cantik sekali Tri…”, gumam Mr. Gulam mengagumi kecantikan Tri.

Kemudian dengan lembut Mr. Gulam menarik tubuh Tri yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Mr. Gulam berdiri menghadap langsung ke arah Tri dan karena yakin bahwa Tri telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Tri, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Tri, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha Tri lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Tri yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Tri tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Mr. Gulam yang besar, Tri sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Mr. Gulam yang besar berbulu dengan kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.

Sambil memegang kedua paha Tri dan merentangkannya lebar-lebar, Mr. Gulam membenamkan kepalanya di antara kedua paha Tri. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Tri yang yang masih rapat, tertutup rambut halus itu. Tri hanya bisa memejamkan mata, “Ooohh…, nikmatnya…, ooohh!”, Tri menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. “Ooooohh…, hhmm!”, terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. “Paakkk…, aku tak tahan lagi…!”, Tri memelas sambil menggigit bibir.

Sungguh Tri tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Mr. Gulam yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Tri sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Tri, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara Tri dengan sangat bernafsu.

Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Mr. Gulam ini, Tri benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup. “Paakkk…, aakkhh…, aakkkhh!”, Tri mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Mr. Gulam untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Mr. Gulam keras-keras. Kini Tri tak peduli lagi akan bayangan pacarnya dan kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.

Tiba-tiba Mr. Gulam melepaskan diri, kemudian bangkit berdiri di depan Tri yang masih terduduk di tepi meja, ditariknya Tri dari atas meja dan kemudian Mr. Gulam gantian bersandar pada tepi meja dan kedua tangannya menekan bahu Tri ke bawah, sehingga sekarang posisi Tri berjongkok di antara kedua kaki berbulu Mr. Gulam dan kepalanya tepat sejajar dengan bagian bawah perutnya. Tri sudah tahu apa yang diinginkan Mr. Gulam, namun tanpa sempat berpikir lagi, tangan Mr. Gulam telah meraih belakang kepala Tri dan dibawa mendekati kejantanan Mr. Gulam, yang sungguh luar biasa itu.

Tanpa mendapat perlawanan yang berarti dari Tri, kepala penis Mr. Gulam telah terjepit di antara kedua bibir mungil Tri, yang dengan terpaksa dicobanya membuka mulut selebar-lebarnya, Lalu Tri mulai mengulum alat vital Mr. Gulam ke dalam mulutnya, hingga membuat lelaki India itu melek merem keenakan. Benda itu hanya masuk bagian kepala dan sedikit batangnya saja ke dalam mulut Tri yang kecil, itupun sudah terasa penuh benar. Tri hampir sesak nafas dibuatnya. Kelihatan Tri bekerja keras, menghisap, mengulum serta mempermainkan batang itu keluar masuk ke dalam mulutnya. Terasa benar kepala itu bergetar hebat setiap kali lidah Tri menyapu kepalanya.

Beberapa saat kemudian Mr. Gulam melepaskan diri, ia mengangkat badan Tri yang terasa sangat ringan itu dan membaringkan di atas meja dengan pantat Tri terletak di tepi meja, kaki kiri Tri diangkatnya agak melebar ke samping, di pinggir pinggang lelaki tersebut. Kemudian Mr. Gulam mulai berusaha memasuki tubuh Tri. Tangan kanan Mr. Gulam menggenggam batang penisnya yang besar itu dan kepala penisnya yang membulat itu digesek-gesekkannya pada clitoris dan bibir kemaluan Tri, hingga Tri merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Mr. Gulam terus berusaha menekan senjatanya ke dalam kemaluan Tri yang memang sudah sangat basah itu, akan tetapi sangat sempit untuk ukuran penis Mr. Gulam yang besar itu.

Pelahan-lahan kepala penis Mr. Gulam itu menerobos masuk membelah bibir kemaluan Tri. Ketika kepala penis lelaki India itu menempel pada bibir kemaluannya, Tri merasa kaget ketika menyadari saluran vaginanya ternyata panas dan basah. Ia berusaha memahami kondisi itu, namun semua pikirannya segera lenyap, ketika lelaki itu memainkan kepala penisnya pada bibir kemaluannya yang menimbulkan suatu perasaan geli yang segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dalam keadaan Tri yang sedang gamang dan gelisah itu, dengan kasar Mr. Gulam tiba-tiba menekan pantatnya kuat-kuat ke depan sehingga pinggulnya menempel ketat pada pinggul Tri, rambut lebat pada pangkal penis lelaki tersebut mengesek pada kedua paha bagian atas dan bibir kemaluan Tri yang makin membuatnya kegelian, sedangkan seluruh batang penisnya amblas ke dalam liang vagina Tri. Dengan tak kuasa menahan diri, dari mulut Tri terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Tri mencengkeram dengan kuat pinggang Mr. Gulam. Perasaan sensasi luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diri Tri, hingga badannya mengejang beberapa detik.

Mr. Gulam cukup mengerti keadaan Tri, ketika dia selesai memasukkan seluruh batang penisnya, dia memberi kesempatan kemaluan Tri untuk bisa menyesuaikan dengan penisnya yang besar itu. Tri mulai bisa menguasai diri. Beberapa saat kemudian Mr. Gulam mulai menggoyangkan pinggulnya, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat. Seterusnya pinggul lelaki India itu bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut. Tri berusaha memegang lengan pria itu, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penis lelaki tersebut pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Tri mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajah gelap lelaki India yang sedang menatapnya, dengan takjub. Tri berusaha bernafas dan …:” “Paak…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara pria tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas.

Tri sungguh tak kuasa untuk tidak merintih setiap kali Mr. Gulam menggerakkan tubuhnya, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya, sungguh membuat Tri melayang-layang dalam sensasi kenikmatan yang belum pernah dia alami. Setiap kali Mr. Gulam menarik penisnya keluar, Tri merasa seakan-akan sebagian dari badannya turut terbawa keluar dari tubuhnya dan pada gilirannya Mr. Gulam menekan masuk penisnya ke dalam vagina Tri, maka klitoris Tri terjepit pada batang penis Mr. Gulam dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penis Mr. Gulam yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Tri menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Lelaki tersebut terus menyetubuhi Tri dengan cara itu. Sementara tangannya yang lain tidak dibiarkan menganggur, dengan terus bermain-main pada bagian dada Tri dan meremas-remas kedua payudara Tri secara bergantian. Tri dapat merasakan puting susunya sudah sangat mengeras, runcing dan kaku. Tri bisa melihat bagaimana batang penis yang hitam besar dari lelaki India itu keluar masuk ke dalam liang kemaluannya yang sempit. Tri selalu menahan nafas ketika benda itu menusuk ke dalamnya. Kemaluannya hampir tidak dapat menampung ukuran penis Mr. Gulam yang super besar itu. Tri menghitung-hitung detik-detik yang berlalu, ia berharap lelaki India itu segera mencapai klimaksnya, namun harapannya itu tak kunjung terjadi. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuat lelaki itu segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi Mr. Gulam terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks.

Lalu tiba-tiba Tri merasakan sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya, sesuatu yang tidak pernah dia rasakan ketika bersetubuh dengan pacarnya, rasanya seperti ada kekuatan dahsyat pelan-pelan bangkit di dalamnya, perasaan yang tidak diingininya, tidak dikenalnya, keinginan untuk membuat dirinya meledak dalam kenikmatan. Tri merasa dirinya seperti mulai tenggelam dalam genangan air, dengan gleiser di dalam vaginanya yang siap untuk membuncah setinggi-tingginya. Saat itu dia tahu dengan pasti, ia akan kehilangan kontrol, ia akan mengalami orgasme yang luar biasa dahsyatnya. Ia ingin menangis karena tidak ingin itu terjadi dalam suatu persetubuhan yang sebenarnya ia tidak rela, yang merupakan suatu perkosaan itu. Ia yakin sebentar lagi ia akan ditaklukan secara total oleh monster India itu. Jari-jarinya dengan keras mencengkeram tepi meja, ia menggigit bibirnya, memohon akal sehatnya yang sudah kacau balau untuk mengambil alih dan tidak membiarkan vaginanya menyerah dalam suatu penyerahan total.

Tri berusaha untuk tidak menanggapi lagi. Ia memiringkan kepalanya, berjuang untuk tidak memikirkan percumbuan lelaki tersebut yang luar biasa. Akan tetapi…, tidak bisa, ini terlalu nikmat…, proses menuju klimaks rasanya tidak dapat terbendung lagi. Orgasmenya tinggal beberapa detik lagi, dengan sisa-sisa kesadaran yang ada Tri masih mencoba mengingatkan dirinya bahwa ini adalah suatu pemerkosaan yang brutal yang sedang dialaminya dan tak pantas kalau dia turut menikmatinya, akan tetapi bagian dalam vaginanya menghianatinya dengan mengirimkan signal-signal yang sama sekali berlawanan dengan keinginannya itu, Tri merasa sangat tersiksa karena harus menahan diri.

Akhirnya sesuatu melintas pada pikirannya, buat apa menahan diri?, Supaya membuat laki-laki ini puas atau menang?, persetan, akhirnya Tri membiarkan diri terbuai dan larut dalam tuntutan badannya dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu melengkungkan punggungnya, kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Tri terkulai lemas tak berdaya di atas meja dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penis hitam besar Mr. Gulam tetap terjepit di dalam liang vaginanya.

Selama proses orgasme yang dialami Tri ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan oleh Mr. Gulam, dimana penisnya yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Tri dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisnya serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisnya, terlebih-lebih pada bagian kepala penisnya setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Tri, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaan Mr. Gulam seakan-akan menggila melihat Tri yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang hitam besar itu.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Mr. Gulam membalik tubuh Tri yang telah lemas itu hingga sekarang Tri setengah berdiri tertelungkup di meja dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arah Mr. Gulam. Mr. Gulam ingin melakukan doggy style rupanya. Tangan lelaki India itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Tri yang kini menggantung ke bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan lelaki tersebut menggosok-gosok kepala penisnya yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Tri pada permukaan lubang anus Tri yang menimbulkan suatu sentakan kejutan pada seluruh badan Tri, kemudian menempatkan kepala penisnya pada bibir kemaluan Tri dari belakang.

Dengan sedikit dorongan, kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Tri. Kedua tangan Mr. Gulam memegang pinggul Tri dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Tri tidak terletak pada meja lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada meja. Kedua kaki Tri dikaitkan pada paha laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut menarik pinggul Tri ke arahnya, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Tri, “Oooooooh!”, penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Mr. Gulam terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang bebulu lebat itu menempel ketat pada pantat Tri yang setengah terangkat. Selanjutnya dengan ganasnya Mr. Gulam memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Tri yang ketat itu. Sebagai seorang wanita Jawa yang setiap hari minum jamu, Tri memiliki daya tahan alami dalam bersetubuh. Tapi bahkan kini Tri kewalahan menghadapi Mr. Gulam yang ganas dan kuat itu. Laki-laki itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir setengah jam ia melakukan aktivitasnya dengan tempo permainan yang masih tetap tinggi dan semangat tetap menggebu-gebu.

Kemudian Mr. Gulam merubah posisi permainan, dengan duduk di kursi yang tidak berlengan dan Tri ditariknya duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuan Mr. Gulam. Mr. Gulam menempatkan penisnya pada bibir kemaluan Tri dan mendorongnya sehingga kepala penisnya masuk terjepit dalam liang kewanitaan Tri, sedangkan tangan kiri Mr. Gulam memeluk pinggul Tri dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Mr. Gulam menerobos masuk ke dalam kemaluan Tri. Tangan kanan Mr. Gulam memeluk punggung Tri dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Tri melekat pada badan Mr. Gulam. Kedua buah dada Tri terjepit pada dada Mr. Gulam yang berambut lebat itu dan menimbulkan perasaan geli yang amat sangat pada kedua puting susunya setiap kali bergesekan dengan rambut dada Mr. Gulam. Kepala Tri tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulut Mr. Gulam bisa melumat bibir Tri yang agak basah terbuka itu.

Tri mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar, sehingga penis yang besar itu seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Tak berselang kemudian, Tri merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Tri tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Tri tak peduli lagi, “Aaduuuh…, eeeehm”, Tri memekik lirih sambil menjambak rambut laki-laki yang memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuan Mr. Gulam. Sungguh hebat rasa kenikmatan orgasme kedua yang melanda dirinya. Sungguh ironi memang, gadis ayu yang lemah gemulai itu mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan kekasihnya, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosanya.

Kemudian kembali laki-laki itu menggendong dan meletakkan Tri di atas meja dengan pantat Tri terletak pada tepi meja dan kedua kakinya terjulur ke lantai. Mr. Gulam mengambil posisi diantara kedua paha Tri yang ditariknya mengangkang, dan dengan tangan kanannya menuntun penisnya ke dalam lubang vagina Tri yang telah siap di depannya. Laki-laki itu mendorong penisnya masuk ke dalam dan menekan badannya setengah menindih tubuh Tri yang telah pasrah oleh kenikmatan-kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Mr. Gulam memacu keras untuk mencapai klimaks. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Tri yang terkapar lemas di atas meja.

Sementara lelaki India itu terus berpacu diantara kedua paha Tri, badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penis lelaki tersebut. Tri benar-benar telah KO dan dibuat permainan sesukanya oleh si India yang perkasa itu. Tri kini benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram tepi meja untuk menjaga keseimbangannya. Lelaki itu melihat ke arah jam yang terletak di dinding ruangan kerja tersebut, jam telah menunjukan pukul 13.40, berarti telah 1 jam 40 menit dia menggarap gadis ayu tersebut dan sekarang dia merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisnya yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisnya.

Lelaki tersebut mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan disertai dengan suatu dorongan kuat, pinggulnya menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu, sehingga buah pelirnya menempel ketat pada lubang anus Tri dan batang penisnya yang besar dan panjang itu terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Tri. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”, sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, lelaki India tersebut merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh semprotan air maninya ke dalam vagina Tri. Ada kurang lebih lima detik lelaki tersebut tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhnya bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Tri yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu semprotan hangat dari pancaran cairan kental hangat lelaki tersebut yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya. Tubuh lelaki India itu bergetar hebat di atas tubuh gadis ayu itu.

Setelah kurang lebih 3 menit keduanya memasuki masa tenang dengan posisi tersebut, secara perlahan-lahan Mr. Gulam bangun dari atas badan Tri, mengambil tissue yang berada di samping meja kerja dan mulai membersihkan ceceran air maninya yang mengalir keluar dari bibir kemaluan Tri. Setelah bersih Mr. Gulam menarik tubuh Tri yang masih terkapar lemas di atas meja untuk berdiri dan memasang kembali kancing-kancing bajunya yang terbuka. Setelah merapikan baju dan celananya, Mr. Gulam menarik badan Tri dengan lembut ke arahnya dan memeluk dengan mesra sambil berbisk ke telinga Tri, “Maafkan saya manis…, terima kasih atas apa yang telah kau berikan tadi, biarpun kudapat itu dengan sedikit paksaan!”, kemudian dengan cepat Mr. Gulam Singh keluar dari ruangan kerja Tri dan membuka pintu keluar yang tadinya dikunci, setelah itu cepat-cepat kembali ke lantai 26. Jam menunjukan 13.55.

Sepeninggalan Mr. Gulam, Tri terduduk lemas di kursinya, seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang baru saja dialaminya. Seluruh badannya terasa lemas tak bertenaga, terbesit perasaan malu dalam dirinya, karena dalam hati kecilnya dia mengakui turut merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dialami serta dibayangkannya. Kini hal yang diimpikannya benar-benar menjadi kenyataan. Dalam pikirannya timbul pertanyaan apakah bisa? sepuas tadi bila dia berhubungan dengan pacarnya, setelah mengalami persetubuhan yang sensasional itu.

Foto Hot | Foto Hot gadis Japan sexy

$
0
0

Foto Hot | Foto Hot  gadis Japan sexy

Ketemu lagi bersama kami dalam foto sexy japan Foto Hot Model Jepang Uta Kohaku – seputar kumpulan foto hot , foto hot japan, foto hot, japan sexy, foto japan sexy, gadis japan , gadis hot, gadis japan hot, gadis japan sexy kumpulan foto japan Foto Hot Model Jepang Uta Kohaku yang menarik dan bikin ngileh. Foto hot ini hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 18+.

Ok langsung aja kita simak foto hot japan”a bersama – sama !!

Foto Hot Model Jepang Uta Kohaku
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot | gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Japan Bugil
gambar model japan | gambar japan bugil | gambar japan sexy | gambar gadis japan | gambar japan hot gambar japan bispak | gambar japan memek
Foto Hot | Foto Hot  gadis Japan sexy

Ketemu lagi bersama kami dalam foto sexy japan Foto Hot Model Jepang Uta Kohaku – seputar kumpulan foto hot , foto hot japanfoto hotjapan sexyfoto japan sexygadis japan , gadis hotgadis japan hot, gadis japan sexy kumpulan foto japan Foto Hot Model Jepang Uta Kohaku yang menarik dan bikin ngileh. Foto hot ini hanya untuk remaja yang sudah dewasa atau berumur 18+.
SUMBER
Viewing all 141 articles
Browse latest View live